Kamis, 09 Mei 2013

You is You



Ari Hayati Binti Ibrahim ******** Daud bin Muhammad **** bin Muhammad *****

Semua orang memiliki nama yang telah ditetapkan untuknya melalui orangtuanya, kakeknya, tantenya, ulama disekitarnya, atau melalui siapa saja sebagaimana yang telah ditentukan Allah dari sebelum ia terlahir didunia ini. Termasuk saya dan kita semua. 

Allah Maha Teliti dalam menentukan kadar pada tiap tiap sesuatu. Berapa persen kelebihan dan berapa persen  Kelemahan. Kelebihan dan kelemahan diri telah tercetak sebagaimana adonan yang pas dengan warna watak yang senantiasa menjadi pelengkap kesempurnaan fasilitas yang diberikan Allah kepada kita. 

Baik itu berupa fasilitas kelebihan diri seperti keelokan rupa, kecerdasan, akhlaq, -apa saja. Atau bahkan fasilitas diluar diri seperti keluarga, waktu, teman, dan tentu masih banyak lagi jika harus ditulis satu persatu tidak akan pernah cukup waktu, dan tinta ini. 

Belum lagi seiring waktu berputar dan masa yang telah dilewati, segala pengalaman pengalaman hidup yang menyenangkan atau yang dirasa menyedihkan juga merupakan bekal yang diberikan Allah untuk kita agar kita mampu memaknai hidup untuk menjadi lebih baik lagi.
Asal, mau untuk meluangkan waktu sejenak bersama Allah dan bersyukur. 

Bersyukur lagi dan lagi dan terus menerus bersyukur, untuk hal hal terkecil dan  apalagi hal besar yang telah diberikan Allah kepada kita. Konon lagi, sebenarnya jika kita sampai mampu untuk menyadari, bahwa sebenarnya, kita takkan pernah sanggup untuk mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Allah, karena begitu banyaknya pemberian itu, sangat banyak dan teramat banyak, bagaikan udara yang selalu kita nikmati setiap waktu tanpa henti. 

Bagaikan aliran sungai yang selalu mengalir tanpa putus dan bagaikan Matahari yang terus tanpa bosan bersinar menghangatkan badan badan yang kedinginan serta membutuhkan kehangatan untuk membuat badannya kembali sehat. 

Bahkan, jika ada perumpamaan yang lebih baik dari itu, maka seharusnya seperti itulah perumpamaan cinta Allah kepada kita dalam bentuk apa saja, sampai tak kan bisa terkatakan dan tergambarkan oleh apapun yang ada didunia ini; yg selalu terlihat indah sempurna dan menarik dimata kita, padahal sesungguhny semu saja dunia ini.

Manusia memang selalu penuh dengan keterbatasan dan kekurangan. Terbukti dari banyaknya ketidakmampuan kita dalam melakukan sesuatu, namun bukan berarti akhirnya akan menjadikan surut langkah kita dalam membuktikan cinta kepadaNya dalam menunjukkan betapa ingin hati ini mengeluarkan rasa termanis itu. Banyak sekali bukti yang menunjukkan betapa kita manusia terlahir sebagai makhluk dengan penuh keterbatasan, termasuk diantaranya dalam memahami diri sendiri pun kita kesulitan. 

Untuk memahami diri sendiri, kita harus belajar khusus bagaikan seorang dokter bahkan ada yang harus bersusah susah berguru kepada ahlinya keluar negri sampai s3, itupun dia akan merasa masih belum mengenal tentang manusia itu sendiri, dari susunan syaraf, darah, sel sel, dan sungguh masih banyak lagi. 

Ada lagi yang harus mempelajari psikologi demi memahami keadaan dirinya, dan itupun masih belum puas juga ia, belum mampu juga. Belum dapat mengenal dirinya sampai ia berdialoq dengan Allah secara terus menerus melalui apa saja, tulisan, orang orang yang menyayanginya, dzikir, Quran, Takwil mimpi yg sering terjadi, petikan kisah nyatanya dimasa lalu, pilihan pilihan yang dilakukannya; apa saja, apa saja kita lakukan demi memahami diri sendiri, tapi selalu seakan tak pernah cukup seakan tak pernah benar dan seakan selalu saja masih kurang, lantas kita sering bertanya kepada Allah dengan segala cara dimana saja dibelahan bumi ini, akan melakukan hal yang sama. 

Terlepas dari itu semua, mari saya uraikan satu pertanyaan yang menurut hemat saya cukup penting untuk dibahas disini dalam mencapai pemahaman tentang diri. Apakah, tugas kita hidup didunia ini ?   Mungkin, ada yang belum mengetahui, maka izinkan saya mencoba menguraikannya semampu saya disini. Tugas kita didunia ini adalah sebagai rahmatan lil’alamin. Rahmat bagi semesta Alam. 

Apakah benar seperti itu?  “ah yakin lo?” sumpehh?? Susu tumpeh dimuke lo?? “boong aja kaliiii” “ emang rahmat itu bokap lo ye?” “rahmat bagi semesta alam gimana tuh maksudnya?”
Begini, yang saya tau, saya mendapatkan kata kata rahmatan lil’alamin ini dari seorang teman. Seorang teman ini mendapatkan kata kata ini dari seorang Almarhum ayahnya yang telah meninggal beberapa tahun yang lewat atau mungkin sudah belasan tahun. Saya bersahabat dengan anaknya yang berasal dari Kalimantan, namanya miftahul jannah. 

Banyak juga sih teman teman yg berasal dari Kalimantan.
Back to her, Seperti biasa saling bertukar melihat isi binder (agenda.red) lalu saya menemukan tulisan, yang ditulis oleh tangan sahabat saya, yang merupakan pesan terakhir dari almarhum ayahnya sebelum meninggal. Apa hubungannya seorang bapak diatas yang tidak saya kenal wajahnya sedikitpun dengan cerita ini? Hubungan yang bisa kita ambil dan kita petik hikmahnya adalah; kebenaran itu bisa datang dari siapa saja, asal hati kita siap untuk menerimanya. 

Maka, saya hanya ingin bertanya kembali, sudah siapkah kita untuk menerima kebenaran dan kenyataan yang ada didepan mata ? Ataukah kita ingin menutup mata kembali ? ingin menutup telinga kembali ? Silahkan saja… apapun keputusan kita, semoga itu yang terbaik. Karna Allah tak pernah merasa rugi dan kekurangan jika kita tidak kembali kepada Nya. Allah akan selalu dengan ke-Agung-anNya.  

“oh comeone, what are you talking about? I didn’t get  you. Tell me more… please”
Begini saja kawan, pastikan dulu segala atribut yang dipinjamkan Allah kepada kita telah kita gunakan dengan benar, tangan kaki mata nafas dan apapun juga, jika memang benar kita telah beriman, maka berimanlah dengan benar. 

Jika kita ingin berenang, maka berenanglah dengan benar. Jika ingin tenggelam, maka tenggelamlah dengan khidmat. Jika ingin terbang, maka terbanglah dengan tinggi. Jika ingin melakukan sesuatu jangan setengah hati. Lakukan sepenuh jiwa. Apapun keputusanmu. Lalu rasakan kebesaran Allah disetiap langkahmu.  

Jika ingin menjaga tubuh, jagalah tubuh dengan benar. Berikan asupan makanan yang baik, terbaik dalam kadar kemampuanmu, halal, bersih dan benar benar menyehatkan. Jika ingin menjaga Allah jagalah agamaNya dengan sebenar benar keyakinan keteguhan dan totalitas penghambaan yang penuh kemurnian. Jangan takut salah, karna Allah yang akan membimbing kita kembali dijalanNya. 

Perhatikan ketelitian, dengan cara memberikan hal hal terbaik untuk diri sendiri dan orang lain. Baik itu orang orang terdekat ataupun terjauh, karna kita semua bersaudara, kita semua sama. Kita semua, sama sama memiliki darah dan rasa. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar