Kamis, 09 Mei 2013

Allah, i dunno what its mean about..



Allah I dunno what its mean about 
but im sure you’ll translate it for me, someday.

Ketika aku kebingungan dijalan yang kutempuh, biasanya aku berdiam diri untuk sekedar mengambil nafas sejenak, lalu terkadang jika sedang sadar, aku akan melakukan shalat istikhoroh ataupun shalat hajat untuk sekedar bertanya kepada Allah, kemanakah kaki ini harus kugerakkan? Karna aku hilang arah. 

Biasanya, ada saja petunjuk petunjuk yang datang baik secara eksplisit maupun implicit. 
Meskipun, sampai saat ini aku belum jelas dengan arti dari 2 kata tadi. Tapi sepahamanku, tersirat dan tersurat. Ehm, bukan surat suratan, tapi sesuatu yang jelas dan yang tidak jelas. 
Konkret dan tidak konkret. Nyata dan abstrak. Begitulah perbandingan mereka, bagai siang dan malam. 

Seperti saat ini, aku berada di persimpangan jalan. Banyak sekali keputusan yang harus kubuat tapi waktu ku untuk berfikir tidak banyak, sehingga kuputuskan untuk berjalan saja, memutuskan yang ada didepan mata dan mengabaikan yang belum ada didepan mata. Seharusnya sih tidak begitu, seharusnya: menyelesaikan yang didepan mata dan menyelesaikan yang akan terlihat didepan mata. Begitu kan ? tapi apa daya, kemampuanku masih belum optimal untuk bisa kuoptimalkan. 

I need more suggest from Allah. 

Pada praktiknya, menulis adalah kegiatan menyenangkan untuk sekarang ini. Karna aku sudah mulai menggemarinya. Berarti, proyek pemanasan ku melalui potongan potongan kecil bertuliskan kata kata yang harus kukembangkan dalam tulisan panjang ini,  berhasil dengan cukup baik. Tapi, ada satu tantangan lagi yang harus kuselesaikan. Dan kuharap dapat selesai sebelum batas waktu ku habis. 

Aku harus mengembangkan tulisan asal jadi ini menjadi sebuah karya yang dapat dibaca dan dinikmati serta diambil hikmahnya oleh banyak orang, termasuk diantaranya membuatnya menjadi artikel atau jurnal yang bermanfaat penuh inspirasi. Terlepas dari, apakah diambil dari tulisn tulisan singkat nan acak ini ataukah judul baru yang sudah kuselesaikan kerangkanya dalam bingkai kebudayaan untuk proyek beasiswaku—entahlah. Atau tidak sama sekali.

Yang jelas, aku harus bisa belajar lebih focus, semangat, dan mampu mengatur skala prioritas dalam kegiatan kegiatanku yang cukup bisa dibilang seperti angin yang berhembus ini. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar