Kamis, 09 Mei 2013

Mental Setan



Mental setan
We all love a good loser- if it isn’t us.
Kita semua suka pada yang kalah, jika bukan kita yang mengalami.

Seharusnya, jika mampu memanusiakan manusia, kita bisa mengulurkan tangan pada mereka yang kalah. Baik yang kalah dalam menghadapi mental jiwanya,  kalah dalam menghadapi kerasnya bisikan setan,  kalah dalam menghadapi nafsu hewani nya, kalah dalam perlombaan mendapatkan akhirat karna tergelincir oleh licinnya dunia.

Tapi apa yang sering terjadi?
kita menyepelekan mereka, tidak membantu dan bahkan mencaci menghakimi dan menendang mereka dari jarak tertentu dengan begitu bernafsunya, melalui cara apa saja yang terfikirkan. Meludah mencaci semudah seingin dan sepuas jiwa.

Sebenarnya, siapa yang bermental setan ?
Setannya ? atau pelaku kegiatan setan ? atau diri kita yang membiarkan mereka terjerumus bisikan setan?

Sebenarnya siapa yang bermental setan ?
mereka yang dicaci ? Ataukah diri sendiri yang tak bisa berbuat apa apa untuk menolong mereka?
Sungguh, jangan sampai itu terjadi lagi, melihat  perbuatan menghakimi masyarakat secara massal merupakan perbuatan tindakan kriminal massal yang hanya dapat disadari melalui sosialisasi qurani demi mendorong kesadaran pribadi dalam memahami dan memaknai makna “Kuman diseberang lautan tampak, namun gajah dipelupuk mata tak terlihat.”

Saya sebut hal hal menghakimi orang lain secara massal merupakan tindakan criminal yang dilakukan massal, dan patut diberi gelar “Mental setan.” Karna Agama manapun tak pernah menganjurkan untuk selalu melakukan tindakan kekerasan dalam penyelesaian suatu masalah. Terkhusus islam, agama yang membawa keselamatan didunia dan akhirat.

Sebagaimana yang tertulis di Alquran surah Al isra 84:
Qul, kullu ya’malu ‘ala syakilatihi farobbukum a’lamu biman huwa ahda sabiila.

Katakanlah (Muhammad), “Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing masing.”
 Maka, Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.

Say: “Everyone acts according to his own disposition; but your Lord knows best who it is best guided on the Way.”

Ada banyak cara untuk menolong orang lain. Tanpa harus mendapat respon dari mereka. Tanpa harus merasa sakit hati ketika tidak mendapatkan respon yang baik dari mereka. Karna sebenarnya, alam akan bekerjasama dalam membantu manusia manusia untuk kembali kejalanNya. Kita tak perlu berharap respon positif dari mereka yang membutuhkan pertolongan, karna untuk menolong diri sendiri saja mereka tak mampu, apalagi untuk memberi respon positif kepada kita. Itu sebuah harapan yang konon mustahil.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mereka selain berdoa. Lakukan lah langkah langkah kecil, karna langkah langkah kecil itu selalu membuah kan hasil hasil besar. Jangan sepelekan usaha yang bisa dilakukan oleh dirimu, karna siapa tau, usaha yang kau anggap sepele dilakukan oleh tangan dan jiwa malah berarti sangat BESAR bagi mereka yang sedang menunggumu memberikan pertolongan atas izinNya—karna kita tak pernah tau, perbuatan yang mana yang akan mendatangkan berkah bagi banyak orang. Karna kita tak pernah tau dengan tepat, hal-hal seperti apa yang dibutuhkan oleh orang lain, bahkan bagi belahan jiwa sekalipun—kita sering kali salah, namun merasa telah berbuat hal hal yang benar.

Berbuatlah dan bantu mereka untuk tersenyum lagi. Jangan bosan dan jangan menyerah. Lakukan untuk Allah. Bukan untuk pujian manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar