Rabu, 08 Mei 2013

Memahami Tugas Dengan Baik



Memahami Tugas dengan Baik
Monday 10 September 2012

Akan datang masa dimana pertemuan tak bisa dielakkan lagi. Jika pertemuan pertemuan kecil telah coba kita tunda karna ketidaksiapan kita untuk menyongsong hari depan, menyambut amanah baru, bersikap lebih dewasa serta dengan banyaknya hal hal baru untuk disatukan, dibenahi, disyukuri, dimaklumi, ditanggapi dengan lebih bijak dan ditindaklanjuti, Maka, pertemuan pertemuan besar tidak mungkin ditunda pula.

Hanya karna ketidakmampuan diri dalam bersikap lebih baik dari kemampuan yang dimiliki (dititipkan Allah kepada kita) namun belum disadari serta dimaksimalkan. Segalanya tetap akan terjadi jika memang harus terjadi, sebagaimana ketetapan-Nya dan begitulah kehendak-Nya.
Membahas tentang kesiapan diri haruslah didasari pada banyak hal, termasuk diantaranya penglihatan yang tajam, pendengaran yang jernih, fikiran yang matang, yang mana pada akhirnya membuahkan pemahaman yang baik dalam menyelesaikan tugas tugas yang dihadapi setelah melalui proses yang panjang. 

Sedangkan untuk memahami sebelum bertindak, merupakan proses terberat jika tidak memiliki pegangan pegangan hidup. Dan apa saja pegangan hidup atau navigasi yang seharusnya kita miliki sebagai pegangan bagi umat islam tentu saja kita sebaiknya berpedoman pada AlQuran dan Mengamalkan Sunnah Rasul (Hadist) yang mana terkandung didalamnya peta yang sangat detail dan indah akan arah yang harus kita tuju, cara melewatinya, dsb.

“Ah.. gampang, suamiku rajin shalat kok.”  Tentu tidak semudah itu kita seharusnya berfikir, sebagaimana hari hari yang dilalui harus lebih dari sekedar shalat dan lebih banyak lagi tanggung jawab yang harus kita selesaikan bersama. 

Jika kita lengah, tentu kerugianlah yang akan didapatkan. Kerugian seperti apa ? kerugian dunia-akhirat. Tentu saja kita tau, sungguh kita mengerti bahwa diakhir hidup ini kita akan bertemu Allah dan mempertanggung jawabkan segala hal yang dititipkan oleh Allah didunia ini. Baik itu harta yang menempel pada diri kita dan yang tidak menempel, baik itu pinjaman yang terlihat seperti otak dan juga rezki yang tak terlihat namun bisa kita rasakan keberadaan dan manfaatnya yaitu udara dan sebagainya.

Sebagaimana masing masing jiwa memiliki tugas, peran serta keahlian yang berbeda beda maka masing masing pun memiliki laporan pertanggungjawaban yang harus kita lalui bersama Allah dan amal baik serta amal buruk kita. Tanpa suami, orangtua, sahabat dan seterusnya. Mereka semua hanyalah Supporter. Tetap saja kita ini pemimpin bagi diri sendiri,  maka sangatlah layak jika kita mengintropeksi diri sedikitnya setahun sekali, 5 bulan sekali, sebulan sekali, seminggu sekali, 13 kali sehari, atau sepersekian detik sekali----mempertanyakan diri: sejauh apa saya berbuat untuk kebaikan, sedalam apa, setulus apa, dengan niat seperti apa dan tujuan apa berbuat kebaikan, dan sebagainya. Sebagaimana kita pun selalu melaporkan hasil kerja kita kepada atasan per-tiap-waktu yang telah ditentukan. Maka betapa bohong dan lalainya jika kita tidak menyadari, diri ini akan menghadapi laporan pertanggungjawaban yang lebih besar lagi disuatu waktu yang telah ditentukan Allah nantinya.

Sudilah kiranya kali ini berhenti sejenak, tangan ini berhenti, mata ini, mulut hidung, kulit dan segala indera segala nikmat yang akan dipertanyakan nantinya penggunaannya untuk apa saja serta bagaimana cara penjagaan hal hal yang dititipkan kepada kita, manusia calon rahmatan lil’alamin. Sebagaimana kita selalu melaporkan hasil kerja kita kepada atasan tiap bulan atau tiap akhir tahun. 

Sekertaris perusahaan selalu siap untuk melaporkan dan mengingatkan hal hal yang penting kepada atasannya, karena memang sperti itulah panggilan jiwa, peran dan tugas sang sekertaris; menjaga dan mengingatkan agar segala sesuatunya tetap disiplin dan teratur.
Akar pohon bertugas mencari dan menyalurkan zat zat yang dibutuhkan oleh batang pohon lalu disalurkan ke cabang cabang ranting sehingga hasilnya berbunga dan berbuah dengan indah. Semua bertugas dengan tugasnya masing masing dan menjalankan perannya masing masing. Ada pula manusia yang bertugas menertibkan sejarah yang berantakan, ada pula yang bertugas menciptakan sejarah; entah itu sejarah baik ataupun buruk. 

Sejarah atau peristiwa yang menimbulkan efek baik ataupun buruk. Semuanya punya tugas masing masing, namun yang sebenarnya adalah, tugas manusia selalu berperan baik bukan berperan buruk, sebagai rahmatan lil’alamin bukan perusak bumi.
Untuk itu, puasa sangat berperan penting bagi proses kontemplasi, evaluasi diri terhadap tugas tugas yang telah kita jalankan sepanjang kurun waktu 1 tahun ini.
Selamat mengaktifkan, menghayati, menikmati kembali ibadah puasa sunah senin-kamis anda Dan, selamat menunggu datangnya bulan puasa..
Tetap saling mendoakan ya…





Tidak ada komentar:

Posting Komentar