Selasa, 14 Mei 2013

Manusia Tanpa kata



Manusia Tanpa Kata
30-06-2011

Puisi ini untuk warna..
Sendunya begitu terang.
Dan baitnya cacat
Dengan irama patah-patah
Kututup hari dengan hamdalah
Dari pagi hingga sore kubentang dunia
Kemudian aku menari diatasnya
Tanpa terbatas
Karna gerakanNya seluas rancanganNya
Kubiarkan sayap kecilku terkena hangat sinarNya
Hangat – tanpa efek samping
Betapa kaya bersamaNya
Aduhai-aduhai-ingin kulepas semua
Tapi sayangku masih kecil
Kasihan dia bekerja lelah
Kasihan
Kasihanilah
Si penghamba yang tak pandai menghamba
Dengan sempurna
Tak apa-tak apa
Perlahanlah
Satu persatu
Kubuka
Atas izinNya atas kemurahanNya
cintaNya
selalu,
Nyata.






Untuk kata yang terbuang percuma
Midnight 30 june ’11, Bekasi City.
Tersenyumlah..
Untuk kata yg terbuang percuma
Akan selalu ada yang memungutnya
Dan menyimpannya
Dalam tenang.

Tersenyumlah
Untuk nada yg terbuang percuma
Akan selalu ada yg menangkapnya
Dan merubahnya.
Dalam konsentrasinya.

Biarkan keikhlasan itu bekerja,
Sebagaimana mestinya.
Ayo, tersenyum sajalah J

Tersenyumlah..
Untuk nyawa yang terbuang melayang
Akan selalu ada yang menemaninya
Dan merangkapnya.
Dalam ketegarannya.

Tersenyumlah..
Untuk puing yg jatuh kedasar jurang
Akan selalu ada yg menjenguknya
Dan melumutinya.
Dalam kehangatan.

Masih banyak kata yg ingin terbuang
Intinya sih sama, tak akan pernah ada yg sia sia
Segalanya selalu indah.
Percayalah, wahai jiwa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar