Selasa, 14 Mei 2013

Ingin kuterbangkan kata



Ingin kuterbangkan kata kepada sekawanan para pen-talaq- 
Memang selalu akan sangat mudah untuk mencintai kelebihan seseorang, itu sebabnya aku tak ingin mencintai dengan akar busuk seperti ini, ia nya takkan bisa menjadi pondasi yang kuat dalam bertumbuh bersama.  Sehingga, seringkali aku mengulur waktu yang kutau sangat berharga, untuk melihat kekurangan seseorang yang sekiranya dapat kunikmati dapat kuterima dengan hidup bersamanya. Jika kurasa kutakmampu menerima kekurangannya, maka segudang kelebihannya takkan menyilaukan mataku, insyaAllah walhamdulillahirobbil’alamiin.. semogalah, ini yang terbaik dari pilihan pilihan semu ku. Amin.
Cinta sejati bagiku, seharusnya kami takkan kehilangan kata kata jika bersama. Karna setiap tingkah, kata, akan saling menginspirasi pasangan. Itu makanya, kita selalu bertanggung jawab atas perasaan pasangan masing masing, karna hal ini adalah hablum minannas di level 3 setelah bergaul dengan diri sendiri, kedua orangtua, lalu dirinya. Semua akan dipertanggungjawabkan dengan benar, semogalah kita mampu memberi cinta dengan cara yang baik.
Sampai batas dimana perasaan itu, tidaklah menjadi sebab utama, karna pada dasarnya kita memiliki kebutuhan yang kuat. Karna kita manusia. Dan manusia itu lemah, kawan kawan . . .
Cinta sejati bagiku, jika tak saling menyakiti namun dengan kebersamaan dapat membuat kami tumbuh hebat bersama. Dapat memberi cinta yang benar, bukan kecintaan yang liar tak terkendali. Ah, salah besar jika kalian berkata, saya ini tak punya nafsu. Saya manusia yang punya hal hal normal seperti itu, sangat punya. Namun, liar tak terkendali disini adalah, cinta yang dapat membedakan, antara menyakiti dan menyayangi. Menyayangi itu sulit, menyakiti itu mudah. Perbedaan ini dapat dilihat dari ego. Ya, ego yang dimiliki sekawanan manusia manusia lemah seperti kita,
Itu makanya,
aku mencintai tasawuf. Agar dapat menaklukkan; DIRI SENDIRI.
mencintai ushuluddin, agar dapat menyentuh hati nurani.
Mencintai Alqur’an dan hadist agar dapat saling menjembatani dalam menginspirasi, saling menguatkan.

Untuk kata kata di tahun tahun yang silam, yang belum sempat kukumpulkan menjadi butiran butiran hikmah yang teratur, kuharap segera dapat kususun, menjadi alur yang bermakna, seperti menyusun keping keping puzzle kehidupan dunia ini.
Aku melakukannya untuk dapat mencapai jembatan menuju kehidupan abadi, akhirat…
Kuharap, dengan banyak memberi, menjadikan langkah ku kokoh berjalan dijembatan menuju akhirat. Kita bisa pergi bersama, atau mungkin berpisah ditengah jembatan.
Terserah saja, aku lahir sendirian, bergerak di bumiNya sendirian, dan akan kembali kepadaNya sendirian.
Maka, meskipun aku tak suka sendirian dan merasa sendiri-aku tetap harus melatih diri… inilah training untukku saat ini, berusaha mencintai kesendirianku.

Dulu memang, aku tak sanggup sendiri, sampai selalu menangis karna hukum alam; bertemu dan berpisah, sampai aku selalu berada dikeramaian.. Tapi aku terkejut, ketika ku merasa sendirian ditengah keramaian, ditengah hiruk pikuknya suara tawa. Aku mendengar suara tawa mereka berubah menjadi tangisan yang disamarkan, lalu disudut kiri kulihat mereka menari, merayakan kegembiraannya-namun mata dan telingaku menangkap mereka duduk tersungkur disudut gang, sambil memeluk lututnya….. aku terkejut.

Ada apa dengan diriku? Atau ada apa dengan diri mereka? Siapa yang salah? Apa yang salah ? kupilih untuk sendirian dari pada mendengar banyak suara tangisan disana sini. Kutenangkan diri di sudut kamarku yang berserakan dengan kertas kertas tak bertuan. Kutangkap airmata mereka, disana. KNOWING OURSELF. KNOWING ALLAH. KNOW YOUR TASK. MasyaAllah . . .
Disinilah salah satu tugasku, mengumpulkan kepingan puzzle yang terlepas dari tangan mereka. Lalu memberikannya kembali kepada mereka, disuatu waktu, ketika mereka sedang membutuhkannya.  
Aku tau, tulisan ini masih sangat berantakan. Tapi tak lantas kujadikan hambatan untuk menulis dan merangkai kata demi kata, karena segalanya takkan pernah ada yang sempurna sungguh Ia lah pemilik kesempurnaan. Tugas kita hanya menjalani yang ada didepan mata, hari ni dengan maksimal, seperti yang kulakukan dalam beberapa masa selepas musim kemarau panjang yang kulalui. Sekedar menjalani yang ada didepan mata, dengan maksimal.
Ya, sederhana bukan hidup ini ? jangan diperumit. Lakukan selalu dengan maksimal.
Pagi ini 2nd October 2012, Tuesday.
Bacaan quranku baru sampai di as syuaro, Alhamdulillah dapat kubuka hari dengan Alquran, meski belum mampu kembali shalat sunah seperti yang kuinginkan. Ya, karna fisik ku sedang nge drop. Mungkin kelelahan? Mungkin perubahan cuaca yang drastis ? Hujan deras lalu berhenti lalu hujan lagi dan begitu terus ? mungkin karna kurang olahraga ? mungkin karna ada hak mereka yang belum sempat kuberikan. Tak tau ya… aku sungguh tak tau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar