Jumat, 10 Mei 2013

Dalam Ritme Kehidupan



Dalam ritme kehidupan beberapa hari terakhir ini, membuatku banyak harus berfikir dan bertindak lebih bijaksana. Didasari oleh kejadian kejadian, kata kata, juga perasaan yang ada disekitarku baik yang terkatakan secara terang terangan maupun tersembunyi—berupa isyarat yang terasa sangat halus sekali. 

Tapi sungguh, ini adalah bagian dari memperbaiki dan meningkatkan diri.
Setidaknya, itu yang kusadari dengan cukup baik saat ini.

Pada akhirnya kehidupan ini berakhir kembali dititik Nol. Sebagaimana semua bermula dari Nol. Dan semoga sajalah aku kembali padaNya dalam keadaan Nol yang sebenar benarnya.

Dimana kisah ini tak hanya sekedar tulisan rangkaian emosional namun juga logika yang tersusun dengan rangkaian pemahaman dariNya, semoga saja tetap dalam kebenaran selalu.

Aku kurang berdoa akhir akhir ini, meskipun sebenarnya sudah berdoa. Tetap terasa belum dan belum maksimal sebagaimana mestinya dan seharusnya dan sebelumnya, menggunakan asmaul husna untuk memanggilNya. Sepertinya sih, karna akhir akhir ini jarang ber-asmaul husna. Seperti ada yang kurang, memanggilku.

Aduhai, kiranya diri ini terlalu bodoh sehingga harus menanggung beban sedemikian ini. Kiranya dari dulu aku tersadar dan ah ya sudahlah, seharusnya aku bersyukur  saja diberi kesempatan menyelesaikan tugas hidupku yang tersisa.

Kematian terasa akrab denganku, meski kutau aku belum pernah mati dengan benar, namun kuyakini ia selalu menyertai tiap langkahku. Dan cukup bodoh bagiku sehingga bisa melupakan jadwal kematianku begitu saja, tanpa usaha keras untuk berbuat lebih baik dan selalu lebih baik dihari ini, saat ini, detik ini. Bagi diri sendiri juga sekitar.

Mungkinkah aku terlalu keras pada diri sendiri atau memang diri ini harus diajarkan cara hidup yang keras agar tidak terlalu lemah manja dan bodoh. Aku ingin hidup dengan lebih baik, dan aku ingin bisa segera pantas untuk mendapatkan yang terbaik itu. Bukan karna aku hambaNya yang terbaik tapi karna memang Ia selalu mendengar dan mengabulkan doa hamba hambaNya dan tiada pernah mengecewakan sedikitpun.

Allah lebih tau, terbaik yg kumaksud itu yang seperti apa.. Bukan yg sempurna. Tapi, yang berusaha selalu mengingat Nya, memujaNya, meng-agung-kanNya, dan seterusnya, Allah selalu tau, Allah selalu tau maksudku. 

Aku tau, betapa sering diriku mengecewakan Tuhanku yang Maha dalam Segala. Semogalah bukan bagian dari kekerdilan diriku namun ah sudahlah, mari memberi hak pada tubuh ini.

Ya Allah, Kumohon bangunkanlah hamba dalam keadaan iman, wajah, tubuh, fikiran, wawasan, kemampuan berkomunikasi yang lebih baik di esok hari dan esok hari selanjutnya sampai ajal menjemputku untuk segera kembali dan bertemu Engkau, wahai pencipta Semesta.
 Dan hanya kepada Engkau hamba dapat bergantung.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar