Rabu, 08 Mei 2013

24 Hours



24 Hours
By Ari Hayati Daud

28 August 2012

10 syawal 1433H

Sudah berulang kali kusempatkan diri menulis tentang waktu, manajemen waktu, efisiensi waktu, prioritas prioritas dalam memilih waku yang tepat, dan masih ada lagi. Memang sangat membosankan untuk menulis hal yang sama berulang ulang meskipun dilakukan dengan cara dan bahasa yang berbeda beda. Tapi, harapanku tulisan tulisan sederhana ini dapat membantu mendongkrak kemampuan diri untuk menjadi lebih baik lagi; dalam segala hal-sesuai takdir dan ketentuan yang telah ditetapkanNya.
Dan semogalah kulakukan ini semua demi ridho-Nya semata.

Seperti hari ini dibulan yang sama dengan tahun lalu, syawal 1433 H. Bulan yang penuh dengan keberkahan bulan yang bercahaya, dan seluruh jagad raya membantu manusia dalam memperbaiki diri, menunaikan kewajiban, menyelesaikan hutang hutang karena banyaknya bekas jejak jejak setan yang dulu berkeliaran selama 11 bulan. Maha suci Allah dengan segala penciptaanNya. Maha lembut Allah dengan segala bimbinganNya. Maha sempurna Allah atas sifat Nya yang selalu Ada, Kekal.

We had already damn known nothing except what He explained for us.
Subhanaka laa ‘ilma lana illa maa ‘alamtana.

24 jam ini terasa begitu singkat. Bukan karna aku terlalu sibuk, karna pada kenyataannya Allah yang Maha Penyayang mengizinkanku liburan di banda aceh. Jadi, tak ada yang kulakukan selain beribadah, istirahat dirumah ketika siang nan terik di musim kemarau ini, lalu keluar di waktu ashar hampir tiba, atau setelahnya. Tapi, segalanya terasa singkat karna kusungguh menikmati tiap detikNya dengan berusaha terus memaksimalkan nasehat guru guru agamaku. Para senior senior kehidupan dengan pancaran keilmuannya yang sangat menyentuh nurani.  

Mereka tak pernah memberiku teori teori panjang, karna memahami kapasitasku yang rendah dalam berteori. Allah menciptakanku dengan ketidakmampuan menerima teori panjang. Tapi cukup mampu memahami inti sari dengan cukup tepat dan menyeluruh. Lebih mudah bagiku untuk menerima intisari dari tiap pelajaran; apapun itu. Mungkin juag karna sedari dulu aku telah terbiasa berlelah lelah dengan system belajar: menulis rangkuman, entahlah. Mungkin aja..

Merangkum.
Ya, apa saja akan kurangkum, begitu juga dengan kehidupan. Karna otakku terpola untuk melihat dengan sangat dalam dan menyeluruh. Menggabung antara kuantitas dan kualitas lalu mempraktekkan nya sesegera mungkin, karna kekuranganku adalah: Cepat lupa meskipun mudah untuk paham.

24 jam yang kita miliki adalah pinjaman dariNya. Segalanya terekam dengan jelas dan akan diputar kembali di akhirat, yaumul mizan ataupun padang mahsyar. Mengerikan sekali jika kita tak terbiasa menggunakan tanggung jawab yang diberi Allah untuk menggunakan waktu ini dengan baik, menolong diri sendiri, menolong orang, menjaga kehormatan, memerangi musuh, memerangi diri sendiri ketika bermental setan, berwaspada, melakukan dengan ketulusan yang terasah dengan baik serta misi visi yang selalu berlandaskan ‘ihdinasirothol mustaqim’

Segalanya akan terasa mudah dan indah jika kita mau bekerjasama, bahu membahu memperbaiki apa saja yang bisa kita perbaiki, terkhusus karakter diri sendiri. Karakter terbaik dapat dilihat dari seberapa teliti dan baik ia dalam memaksimalkan segala fasilitas yang dipinjamkan olehnya, termasuklah diantaranya; Waktu. Guna meraih akhirat. Jika orang orang yg mengejar dunia bisa saling bekerjasama dalam mendapatkan keinginannya, tentu saja kita juga bisa bekerjasama demi mendapatkan akhirat. Bukankah begitu ?

Juga dari seberapa sadar ia akan kelemahan dan kekurangan dirinya guna mempergunakan, menjaga, mempertahankan, mengexplore dengan dinamis, atraktif, inovatis tanpa mengganggu hak hak dan kewajiban orang lain.

Aku hanya ingin bertanya, Seberapa telitikah kita ?



24 Hours
By Ari Hayati Daud
28 August 2012
10 syawal 1433H

Sudah berulang kali kusempatkan diri menulis tentang waktu, manajemen waktu, efisiensi waktu, prioritas prioritas dalam memilih waku yang tepat, dan masih ada lagi. Memang sangat membosankan untuk menulis hal yang sama berulang ulang meskipun dilakukan dengan cara dan bahasa yang berbeda beda. Tapi, harapanku tulisan tulisan sederhana ini dapat membantu mendongkrak kemampuan diri untuk menjadi lebih baik lagi; dalam segala hal-sesuai takdir dan ketentuan yang telah ditetapkanNya.
Dan semogalah kulakukan ini semua demi ridho-Nya semata.

Seperti hari ini dibulan yang sama dengan tahun lalu, syawal 1433 H. Bulan yang penuh dengan keberkahan bulan yang bercahaya, dan seluruh jagad raya membantu manusia dalam memperbaiki diri, menunaikan kewajiban, menyelesaikan hutang hutang karena banyaknya bekas jejak jejak setan yang dulu berkeliaran selama 11 bulan. Maha suci Allah dengan segala penciptaanNya. Maha lembut Allah dengan segala bimbinganNya. Maha sempurna Allah atas sifat Nya yang selalu Ada, Kekal.

We had already damn known nothing except what He explained for us.
Subhanaka laa ‘ilma lana illa maa ‘alamtana.

24 jam ini terasa begitu singkat. Bukan karna aku terlalu sibuk, karna pada kenyataannya Allah yang Maha Penyayang mengizinkanku liburan di banda aceh. Jadi, tak ada yang kulakukan selain beribadah, istirahat dirumah ketika siang nan terik di musim kemarau ini, lalu keluar di waktu ashar hampir tiba, atau setelahnya. Tapi, segalanya terasa singkat karna kusungguh menikmati tiap detikNya dengan berusaha terus memaksimalkan nasehat guru guru agamaku. Para senior senior kehidupan dengan pancaran keilmuannya yang sangat menyentuh nurani.  

Mereka tak pernah memberiku teori teori panjang, karna memahami kapasitasku yang rendah dalam berteori. Allah menciptakanku dengan ketidakmampuan menerima teori panjang. Tapi cukup mampu memahami inti sari dengan cukup tepat dan menyeluruh. Lebih mudah bagiku untuk menerima intisari dari tiap pelajaran; apapun itu. Mungkin juag karna sedari dulu aku telah terbiasa berlelah lelah dengan system belajar: menulis rangkuman, entahlah. Mungkin aja..

Merangkum.
Ya, apa saja akan kurangkum, begitu juga dengan kehidupan. Karna otakku terpola untuk melihat dengan sangat dalam dan menyeluruh. Menggabung antara kuantitas dan kualitas lalu mempraktekkan nya sesegera mungkin, karna kekuranganku adalah: Cepat lupa meskipun mudah untuk paham.

24 jam yang kita miliki adalah pinjaman dariNya. Segalanya terekam dengan jelas dan akan diputar kembali di akhirat, yaumul mizan ataupun padang mahsyar. Mengerikan sekali jika kita tak terbiasa menggunakan tanggung jawab yang diberi Allah untuk menggunakan waktu ini dengan baik, menolong diri sendiri, menolong orang, menjaga kehormatan, memerangi musuh, memerangi diri sendiri ketika bermental setan, berwaspada, melakukan dengan ketulusan yang terasah dengan baik serta misi visi yang selalu berlandaskan ‘ihdinasirothol mustaqim’

Segalanya akan terasa mudah dan indah jika kita mau bekerjasama, bahu membahu memperbaiki apa saja yang bisa kita perbaiki, terkhusus karakter diri sendiri. Karakter terbaik dapat dilihat dari seberapa teliti dan baik ia dalam memaksimalkan segala fasilitas yang dipinjamkan olehnya, termasuklah diantaranya; Waktu. Guna meraih akhirat. Jika orang orang yg mengejar dunia bisa saling bekerjasama dalam mendapatkan keinginannya, tentu saja kita juga bisa bekerjasama demi mendapatkan akhirat. Bukankah begitu ?

Juga dari seberapa sadar ia akan kelemahan dan kekurangan dirinya guna mempergunakan, menjaga, mempertahankan, mengexplore dengan dinamis, atraktif, inovatis tanpa mengganggu hak hak dan kewajiban orang lain.

Aku hanya ingin bertanya, Seberapa telitikah kita ?

Seberapa telitikah kita dalam menikmati 24 jam milik-Nya ?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar