Rabu, 15 Mei 2013

The TWO Together



It’s actually good the TWO together.
This morning, I cut off the wood into 8. And tidy it on the line which consist of mushroom up the wood. 

Semasa bekerja, otak ku tak henti hentinya mengeluarkan rentetan kata-kata. Inspirasi dan ilham yang mampu membuatku tersenyum lebih bijak (oyaa? Ehm gitu deh). Aku merasa bahagia ketika beraktivitas. Meskipun, tidak semua aktivitas adalah rentetan kepentingan pribadiku, terkadang, kita hanya perlu melakukan hal yg seharusnya kita lakukan, bukan yang kita inginkan saja, it’s a most important thing part in this life, I guess. Mencintai kegiatan yang tidak disukai, namun baik. Dan Berhenti melakukan kegiatan yg disukai, namun tidak baik. 

Termasuk dipagi ini, yang kulakukan adalah menyirami jamurku seperti biasa. Dan hari ini satu jamur sudah dipanen, dan bahkan dimasak dan dimakan. Alhamdulillah ala kulli ni’mah. Meskipun, yah, tidak senikmat masakanku dalam porsi kecil. Yah, sepertinya aku belum bisa masak dengan rasa yang ‘maknyus’ untuk porsi besar. Belum bisa memperhitungkan berapa banyak bumbu yang harus dimasukkan jika masak dalam porsi besar, atau mungkin karna kekurangan perkakas dan bahan (bumbu rempah-sedang tidak ada stok).

Ketika menggergaji kayu, aku berfikir tentang titik tengah dari angka 8 adalah 4. Bukan 4 dan 5, tetapi 4, tidak boleh ada ambiguitas dalam bersikap. Sesuatu yang bisa dibagi bersama, dan hasilnya sama, dengan jumlah yang tentunya sama. Sesuatu yang sama, itulah makna keadilan, harmonis. Adil dan rata. Jika 10, maka 5 menjadi titik tengahnya, semua orang tau hal sederhana ini. Kedengarannya membosankan karna sangat umum ya? 

Jika menghadapi suatu permasalahan, maka kita harus melihat dari 2 sisi, lalu mulai memasuki kedalam intinya perlahan. Tidak perlu terburu buru, karna akan mengakibatkan patah, distorsi, dan masak karbitan. Matang itu seimbang, diluar dan didalam sama rata, sama coklat, sama. Seperti itu pula keseimbangan yang ada ditubuh kita, tangan kanan diciptakan berpasangan dengan kiri, begitupun kaki. Agar keseimbangan itu terjaga. Jika hanya kanan, maka betapa lelah ia bekerja sendirian. Dan betapa sulitnya ia menemukan keseimbangan dalam hal apapun. Begitupun hitam putih kehidupan. Juga Pagi dan malam yang selalu datang bergantian, semua juga telah diterangkan dalam alQuran. Namun, apakah kita telah mencapai titik keseimbangan itu? 

Sebuah keseimbangan itu merupakan titik Nol.  
Seimbang dalam pencapaian menuju Nya. Bagai tasawuf yang harus bertemu ilmu kalam, seperti itulah kehidupan. Segala sesuatu akan menemukan jodohnya. Seperti itulah kamu, aku, dan kita semua. Untuk itu, selalu memaksimalkan kegiatan disetiap hari adalah yg terbaik, mengalir dengan indah, agar nantinya bertemu dengan Tuhan kita, Allah. Agar nantinya bertemu dengan jalan yg terbaik dariNya. Agar nantinya, bertemu dipertemukan dalam rangkaian takdir dariNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar