Memahami
Tugas dengan Baik
Monday 10 September 2012
Akan
datang masa dimana pertemuan tak bisa dielakkan lagi. Jika pertemuan pertemuan
kecil telah coba kita tunda karna ketidaksiapan kita untuk menyongsong hari
depan, menyambut amanah baru, bersikap lebih dewasa serta dengan banyaknya hal
hal baru untuk disatukan, dibenahi, disyukuri, dimaklumi, ditanggapi dengan
lebih bijak dan ditindaklanjuti, Maka, pertemuan pertemuan besar tidak mungkin
ditunda pula.
Hanya
karna ketidakmampuan diri dalam bersikap lebih baik dari kemampuan yang
dimiliki (dititipkan Allah kepada kita) namun belum disadari serta
dimaksimalkan. Segalanya tetap akan terjadi jika memang harus terjadi,
sebagaimana ketetapan-Nya dan begitulah kehendak-Nya.
Membahas
tentang kesiapan diri haruslah didasari pada banyak hal, termasuk diantaranya
penglihatan yang tajam, pendengaran yang jernih, fikiran yang matang, yang mana
pada akhirnya membuahkan pemahaman yang baik dalam menyelesaikan tugas tugas
yang dihadapi setelah melalui proses yang panjang.
Sedangkan untuk memahami sebelum
bertindak, merupakan proses terberat jika tidak memiliki pegangan pegangan
hidup. Dan apa saja pegangan hidup atau navigasi yang seharusnya kita miliki
sebagai pegangan bagi umat islam tentu saja kita sebaiknya berpedoman pada
AlQuran dan Mengamalkan Sunnah Rasul (Hadist) yang mana terkandung didalamnya
peta yang sangat detail dan indah akan arah yang harus kita tuju, cara
melewatinya, dsb.
“Ah..
gampang, suamiku rajin shalat kok.” Tentu tidak semudah itu kita seharusnya
berfikir, sebagaimana hari hari yang dilalui harus lebih dari sekedar shalat
dan lebih banyak lagi tanggung jawab yang harus kita selesaikan bersama.
Jika
kita lengah, tentu kerugianlah yang akan didapatkan. Kerugian seperti apa ?
kerugian dunia-akhirat. Tentu saja kita tau, sungguh kita mengerti bahwa
diakhir hidup ini kita akan bertemu Allah dan mempertanggung jawabkan segala
hal yang dititipkan oleh Allah didunia ini. Baik itu harta yang menempel pada
diri kita dan yang tidak menempel, baik itu pinjaman yang terlihat seperti otak
dan juga rezki yang tak terlihat namun bisa kita rasakan keberadaan dan
manfaatnya yaitu udara dan sebagainya.
Sebagaimana
masing masing jiwa memiliki tugas, peran serta keahlian yang berbeda beda maka
masing masing pun memiliki laporan pertanggungjawaban yang harus kita lalui
bersama Allah dan amal baik serta amal buruk kita. Tanpa suami, orangtua,
sahabat dan seterusnya. Mereka semua hanyalah Supporter. Tetap saja kita ini
pemimpin bagi diri sendiri, maka
sangatlah layak jika kita mengintropeksi diri sedikitnya setahun sekali, 5
bulan sekali, sebulan sekali, seminggu sekali, 13 kali sehari, atau sepersekian
detik sekali----mempertanyakan diri: sejauh apa saya berbuat untuk kebaikan,
sedalam apa, setulus apa, dengan niat seperti apa dan tujuan apa berbuat
kebaikan, dan sebagainya. Sebagaimana kita pun selalu melaporkan hasil kerja
kita kepada atasan per-tiap-waktu yang telah ditentukan. Maka betapa bohong dan
lalainya jika kita tidak menyadari, diri ini akan menghadapi laporan
pertanggungjawaban yang lebih besar lagi disuatu waktu yang telah ditentukan
Allah nantinya.
Sudilah
kiranya kali ini berhenti sejenak, tangan ini berhenti, mata ini, mulut hidung,
kulit dan segala indera segala nikmat yang akan dipertanyakan nantinya
penggunaannya untuk apa saja serta bagaimana cara penjagaan hal hal yang
dititipkan kepada kita, manusia calon rahmatan lil’alamin. Sebagaimana kita
selalu melaporkan hasil kerja kita kepada atasan tiap bulan atau tiap akhir
tahun.
Sekertaris
perusahaan selalu siap untuk melaporkan dan mengingatkan hal hal yang penting
kepada atasannya, karena memang sperti itulah panggilan jiwa, peran dan tugas
sang sekertaris; menjaga dan mengingatkan agar segala sesuatunya tetap disiplin
dan teratur.
Akar
pohon bertugas mencari dan menyalurkan zat zat yang dibutuhkan oleh batang
pohon lalu disalurkan ke cabang cabang ranting sehingga hasilnya berbunga dan
berbuah dengan indah. Semua bertugas dengan tugasnya masing masing dan
menjalankan perannya masing masing. Ada pula manusia yang bertugas menertibkan
sejarah yang berantakan, ada pula yang bertugas menciptakan sejarah; entah itu
sejarah baik ataupun buruk.
Sejarah
atau peristiwa yang menimbulkan efek baik ataupun buruk. Semuanya punya tugas
masing masing, namun yang sebenarnya adalah, tugas manusia selalu berperan baik
bukan berperan buruk, sebagai rahmatan lil’alamin bukan perusak bumi.
Untuk
itu, puasa sangat berperan penting bagi proses kontemplasi, evaluasi diri
terhadap tugas tugas yang telah kita jalankan sepanjang kurun waktu 1 tahun
ini.
Selamat
mengaktifkan, menghayati, menikmati kembali ibadah puasa sunah senin-kamis anda Dan, selamat menunggu
datangnya bulan puasa..
Tetap
saling mendoakan ya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar