Niat dan Tekad
By Ari Hayati Daud
Seringkali, keimanan mempengaruhi niat dan tekad
kita dalam membuat keputusan serta melakukan tindakan tindakan.
Berbisnis, niatnya apa. Sekedar mencukupi
kebutuhan keluarga, menjadi kaya atau terlihat keren, hobi, atau mungkin ingin
bisa berguna bagi dan membantu orang lain dengan cara menciptakan lapangan
pekerjaan, ingin menjadi lapangan penyalur bagi yang memiliki bakat khusus yang
butuh disalurkan? Memajukan Indonesia, tidak mau bergantung atau menjadi benalu
(parasit) bagi orang lain, atau hanya pengisi waktu luang dan mungkin juga
karna ingin mengikuti jejak Rasulullah SAW dalam berbisnis? Apapun itu, kita
selalu memiliki niat untuk suatu tindakan.
Memiliki pilihan untuk menjadi lebih baik,
kesiapan diri yang perlu dipertanyakan. Karna segala tindakan atas pilihan pilihan
besar maupun kecil yang telah kita tentukan selalu membutuhkan konsekuensi
konsekuensi dalam skala sebab akibat.
Sedangkan biasanya, niat dan tekad itu dapat
muncul didorong oleh rasa butuh, rasa takut yang kita miliki sebagai manusia
normal. Beruntunglah bagi yang mampu mengenali tanda tanda rasa takutnya dalam
memutuskan sikap, berniat dan bertekad. Sehingga tidak terjebak pada pusaran
emosi, yang sesungguhnya hanya merupakan alat pendongkrak potensi diri.
Mampu mengenali diri, emosi, kebutuhan, kekurangan
dan juga kelebihan kelebihan yang kita miliki serta memahami faktor dari luar
diri yang mempengaruhi kita dalam menentukan pilihan serta sikap maka akan
lebih baik lagi, lebih berkualitas, lebih kuat dan menguatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar