Ketika Semua Topeng Terbuka
Pada
awalnya semua orang menggunakan topeng untuk menutupi kekurangan masing masing. Hal itu dilakukan
dengan berbagai alasan; takut digunakan, takut dimanfaatkan oleh banyaknya
kepentingan kepentingan yang berserakan di masyarakat, sbg sarana melindungi
diri maka semua orang menggunakan logika tumpul, memilih topeng topeng terbaik
untuk dimanfaatkan sebagai perlindungan diri. MasyaAllah..
Ketika
sampai di paragraph ini, suara suara menyumbangkan emansipasi kebangsaan
mereka. Keponakan yang satu bertanya, chayank minjem memori hp chayank dong..
berulang ulang suara itu diucapkan, semakin diabaikan semakin mengganggu
konsentrasi menulis saja, ini bukti keegoisan saya, lebih mementingkan
kebutuhan diri; menulis.
Dibanding
menjawab pertanyaan mereka.
Tapi tetap
saja mereka gigih dan saya kalah gigih dari anak anak tersebut.
Selesai masalah memori dan
sejenisnya, yang ingin digunakan nya untuk memutar lagu melalui radio kecil,
saya pindah ruangan dan mencari temat duduk di pook tempat tidur kamar ini, ya,
karna tidak ada tempat lagi yang kosong dan nyaman.
Belum ada 1 menit duduk disitu,
datang keponakan yang paling KECIIIIL.. dan bernyanyi: Indonesia.. Indonesia.. Indonesia… sambil
bergaya maju dan mundur dengan membawa tas ransel kodok berwarna hijau nya
kemana mana.
Hilang sudah konsentrasiku menulis.
Karna, belum selesai titik klimaks tulisan ini, sudah menyembul lagi kepala
keponakan perempuan dengan rambut lurusnya yang menjuntai seakan berkata usil:
hai chayank .. diganggu dulu ya *pweeh.. saya udah ga bisa pindah lagi, mentok
nih.
Lalu tiba tiba ia
bersuara; chayank chayank kok nulis aja sih? Gak capek ya?
*Oalah.. kapan ane
konsen nulis niiih ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar