Mental setan
We all love a good loser- if it isn’t us.
Kita semua suka pada yang kalah, jika bukan kita yang mengalami.
Seharusnya, jika mampu memanusiakan
manusia, kita bisa mengulurkan tangan pada mereka yang kalah. Baik yang kalah
dalam menghadapi mental jiwanya, kalah
dalam menghadapi kerasnya bisikan setan, kalah dalam menghadapi nafsu hewani nya, kalah
dalam perlombaan mendapatkan akhirat karna tergelincir oleh licinnya dunia.
Tapi
apa yang sering terjadi?
kita menyepelekan mereka, tidak membantu
dan bahkan mencaci menghakimi dan menendang mereka dari jarak tertentu dengan
begitu bernafsunya, melalui cara apa saja yang terfikirkan. Meludah mencaci
semudah seingin dan sepuas jiwa.
Sebenarnya,
siapa yang bermental setan ?
Setannya ? atau pelaku kegiatan setan ?
atau diri kita yang membiarkan mereka terjerumus bisikan setan?
Sebenarnya
siapa yang bermental setan ?
mereka yang dicaci ? Ataukah diri
sendiri yang tak bisa berbuat apa apa untuk menolong mereka?
Sungguh, jangan sampai itu terjadi lagi,
melihat perbuatan menghakimi masyarakat
secara massal merupakan perbuatan tindakan kriminal massal yang hanya dapat
disadari melalui sosialisasi qurani demi mendorong kesadaran pribadi dalam
memahami dan memaknai makna “Kuman
diseberang lautan tampak, namun gajah dipelupuk mata tak terlihat.”
Saya sebut hal hal menghakimi orang
lain secara massal merupakan tindakan criminal yang dilakukan massal, dan patut
diberi gelar “Mental setan.” Karna Agama manapun tak pernah menganjurkan untuk
selalu melakukan tindakan kekerasan dalam penyelesaian suatu masalah. Terkhusus
islam, agama yang membawa keselamatan didunia dan akhirat.
Sebagaimana yang tertulis di Alquran
surah Al isra 84:
Qul,
kullu ya’malu ‘ala syakilatihi farobbukum a’lamu biman huwa ahda sabiila.
Katakanlah (Muhammad), “Setiap orang berbuat sesuai dengan
pembawaannya masing masing.”
Maka, Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang
lebih benar jalannya.
Say: “Everyone acts according to his own disposition; but your Lord knows
best who it is best guided on the Way.”
Ada banyak cara untuk menolong orang
lain. Tanpa harus mendapat respon dari mereka. Tanpa harus merasa sakit hati
ketika tidak mendapatkan respon yang baik dari mereka. Karna sebenarnya, alam
akan bekerjasama dalam membantu manusia manusia untuk kembali kejalanNya. Kita
tak perlu berharap respon positif dari mereka yang membutuhkan pertolongan,
karna untuk menolong diri sendiri saja mereka tak mampu, apalagi untuk memberi
respon positif kepada kita. Itu sebuah harapan yang konon mustahil.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk
mereka selain berdoa. Lakukan lah langkah langkah kecil, karna langkah langkah
kecil itu selalu membuah kan hasil hasil besar. Jangan sepelekan usaha yang bisa
dilakukan oleh dirimu, karna siapa tau, usaha yang kau anggap sepele dilakukan
oleh tangan dan jiwa malah berarti sangat BESAR bagi mereka yang sedang
menunggumu memberikan pertolongan atas izinNya—karna kita tak pernah tau,
perbuatan yang mana yang akan mendatangkan berkah bagi banyak orang. Karna kita
tak pernah tau dengan tepat, hal-hal seperti apa yang dibutuhkan oleh orang
lain, bahkan bagi belahan jiwa sekalipun—kita sering kali salah, namun merasa
telah berbuat hal hal yang benar.
Berbuatlah dan bantu mereka untuk
tersenyum lagi. Jangan bosan dan jangan menyerah. Lakukan untuk Allah. Bukan
untuk pujian manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar