24
Hours
By Ari Hayati Daud
28 August 2012
10 syawal 1433H
Sudah berulang kali kusempatkan diri
menulis tentang waktu, manajemen waktu, efisiensi waktu, prioritas prioritas
dalam memilih waku yang tepat, dan masih ada lagi. Memang sangat membosankan untuk
menulis hal yang sama berulang ulang meskipun dilakukan dengan cara dan bahasa
yang berbeda beda. Tapi, harapanku tulisan tulisan sederhana ini dapat membantu
mendongkrak kemampuan diri untuk menjadi lebih baik lagi; dalam segala
hal-sesuai takdir dan ketentuan yang telah ditetapkanNya.
Dan
semogalah kulakukan ini semua demi ridho-Nya semata.
Seperti hari ini dibulan yang sama
dengan tahun lalu, syawal 1433 H. Bulan yang penuh dengan keberkahan bulan yang
bercahaya, dan seluruh jagad raya membantu manusia dalam memperbaiki diri,
menunaikan kewajiban, menyelesaikan hutang hutang karena banyaknya bekas jejak
jejak setan yang dulu berkeliaran selama 11 bulan. Maha suci Allah dengan
segala penciptaanNya. Maha lembut Allah dengan segala bimbinganNya. Maha
sempurna Allah atas sifat Nya yang selalu Ada, Kekal.
We had already damn known nothing
except what He explained for us.
Subhanaka laa ‘ilma lana illa
maa ‘alamtana.
24 jam ini terasa begitu singkat. Bukan
karna aku terlalu sibuk, karna pada kenyataannya Allah yang Maha Penyayang
mengizinkanku liburan di banda aceh. Jadi, tak ada yang kulakukan selain
beribadah, istirahat dirumah ketika siang nan terik di musim kemarau ini, lalu
keluar di waktu ashar hampir tiba, atau setelahnya. Tapi, segalanya terasa
singkat karna kusungguh menikmati tiap detikNya dengan berusaha terus
memaksimalkan nasehat guru guru agamaku. Para senior senior kehidupan dengan
pancaran keilmuannya yang sangat menyentuh nurani.
Mereka tak pernah memberiku teori teori
panjang, karna memahami kapasitasku yang rendah dalam berteori. Allah
menciptakanku dengan ketidakmampuan menerima teori panjang. Tapi cukup mampu
memahami inti sari dengan cukup tepat dan menyeluruh. Lebih mudah bagiku untuk
menerima intisari dari tiap pelajaran; apapun itu. Mungkin juag karna sedari
dulu aku telah terbiasa berlelah lelah dengan system belajar: menulis rangkuman,
entahlah. Mungkin aja..
Merangkum.
Ya, apa saja akan kurangkum, begitu
juga dengan kehidupan. Karna otakku terpola untuk melihat dengan sangat dalam
dan menyeluruh. Menggabung antara kuantitas dan kualitas lalu mempraktekkan nya
sesegera mungkin, karna kekuranganku adalah: Cepat lupa meskipun mudah untuk
paham.
24 jam yang kita miliki adalah pinjaman
dariNya. Segalanya terekam dengan jelas dan akan diputar kembali di akhirat, yaumul
mizan ataupun padang mahsyar. Mengerikan sekali jika kita tak terbiasa
menggunakan tanggung jawab yang diberi Allah untuk menggunakan waktu ini dengan
baik, menolong diri sendiri, menolong orang, menjaga kehormatan, memerangi
musuh, memerangi diri sendiri ketika bermental setan, berwaspada, melakukan
dengan ketulusan yang terasah dengan baik serta misi visi yang selalu
berlandaskan ‘ihdinasirothol mustaqim’
Segalanya akan terasa mudah dan indah
jika kita mau bekerjasama, bahu membahu memperbaiki apa saja yang bisa kita
perbaiki, terkhusus karakter diri sendiri. Karakter terbaik dapat dilihat dari
seberapa teliti dan baik ia dalam memaksimalkan segala fasilitas yang
dipinjamkan olehnya, termasuklah diantaranya; Waktu. Guna meraih akhirat. Jika
orang orang yg mengejar dunia bisa saling bekerjasama dalam mendapatkan
keinginannya, tentu saja kita juga bisa bekerjasama demi mendapatkan akhirat.
Bukankah begitu ?
Juga dari seberapa sadar ia akan
kelemahan dan kekurangan dirinya guna mempergunakan, menjaga, mempertahankan,
mengexplore dengan dinamis, atraktif, inovatis tanpa mengganggu hak hak dan
kewajiban orang lain.
Aku hanya ingin bertanya, Seberapa telitikah kita ?
24
Hours
By Ari Hayati Daud
28 August 2012
10 syawal 1433H
Sudah berulang kali kusempatkan diri
menulis tentang waktu, manajemen waktu, efisiensi waktu, prioritas prioritas
dalam memilih waku yang tepat, dan masih ada lagi. Memang sangat membosankan untuk
menulis hal yang sama berulang ulang meskipun dilakukan dengan cara dan bahasa
yang berbeda beda. Tapi, harapanku tulisan tulisan sederhana ini dapat membantu
mendongkrak kemampuan diri untuk menjadi lebih baik lagi; dalam segala
hal-sesuai takdir dan ketentuan yang telah ditetapkanNya.
Dan
semogalah kulakukan ini semua demi ridho-Nya semata.
Seperti hari ini dibulan yang sama
dengan tahun lalu, syawal 1433 H. Bulan yang penuh dengan keberkahan bulan yang
bercahaya, dan seluruh jagad raya membantu manusia dalam memperbaiki diri,
menunaikan kewajiban, menyelesaikan hutang hutang karena banyaknya bekas jejak
jejak setan yang dulu berkeliaran selama 11 bulan. Maha suci Allah dengan
segala penciptaanNya. Maha lembut Allah dengan segala bimbinganNya. Maha
sempurna Allah atas sifat Nya yang selalu Ada, Kekal.
We had already damn known nothing
except what He explained for us.
Subhanaka laa ‘ilma lana illa
maa ‘alamtana.
24 jam ini terasa begitu singkat. Bukan
karna aku terlalu sibuk, karna pada kenyataannya Allah yang Maha Penyayang
mengizinkanku liburan di banda aceh. Jadi, tak ada yang kulakukan selain
beribadah, istirahat dirumah ketika siang nan terik di musim kemarau ini, lalu
keluar di waktu ashar hampir tiba, atau setelahnya. Tapi, segalanya terasa
singkat karna kusungguh menikmati tiap detikNya dengan berusaha terus
memaksimalkan nasehat guru guru agamaku. Para senior senior kehidupan dengan
pancaran keilmuannya yang sangat menyentuh nurani.
Mereka tak pernah memberiku teori teori
panjang, karna memahami kapasitasku yang rendah dalam berteori. Allah
menciptakanku dengan ketidakmampuan menerima teori panjang. Tapi cukup mampu
memahami inti sari dengan cukup tepat dan menyeluruh. Lebih mudah bagiku untuk
menerima intisari dari tiap pelajaran; apapun itu. Mungkin juag karna sedari
dulu aku telah terbiasa berlelah lelah dengan system belajar: menulis rangkuman,
entahlah. Mungkin aja..
Merangkum.
Ya, apa saja akan kurangkum, begitu
juga dengan kehidupan. Karna otakku terpola untuk melihat dengan sangat dalam
dan menyeluruh. Menggabung antara kuantitas dan kualitas lalu mempraktekkan nya
sesegera mungkin, karna kekuranganku adalah: Cepat lupa meskipun mudah untuk
paham.
24 jam yang kita miliki adalah pinjaman
dariNya. Segalanya terekam dengan jelas dan akan diputar kembali di akhirat, yaumul
mizan ataupun padang mahsyar. Mengerikan sekali jika kita tak terbiasa
menggunakan tanggung jawab yang diberi Allah untuk menggunakan waktu ini dengan
baik, menolong diri sendiri, menolong orang, menjaga kehormatan, memerangi
musuh, memerangi diri sendiri ketika bermental setan, berwaspada, melakukan
dengan ketulusan yang terasah dengan baik serta misi visi yang selalu
berlandaskan ‘ihdinasirothol mustaqim’
Segalanya akan terasa mudah dan indah
jika kita mau bekerjasama, bahu membahu memperbaiki apa saja yang bisa kita
perbaiki, terkhusus karakter diri sendiri. Karakter terbaik dapat dilihat dari
seberapa teliti dan baik ia dalam memaksimalkan segala fasilitas yang
dipinjamkan olehnya, termasuklah diantaranya; Waktu. Guna meraih akhirat. Jika
orang orang yg mengejar dunia bisa saling bekerjasama dalam mendapatkan
keinginannya, tentu saja kita juga bisa bekerjasama demi mendapatkan akhirat.
Bukankah begitu ?
Juga dari seberapa sadar ia akan
kelemahan dan kekurangan dirinya guna mempergunakan, menjaga, mempertahankan,
mengexplore dengan dinamis, atraktif, inovatis tanpa mengganggu hak hak dan
kewajiban orang lain.
Aku hanya ingin bertanya, Seberapa telitikah kita ?
Seberapa telitikah kita dalam menikmati 24 jam milik-Nya ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar