Im
not making a noise
By:
Ari Hayati Daud
22
oktober 2012
Lepas
sehari yang lalu ada orang mengunjungi rumah mengantarkan sesuatu.
Alhamdulillah untuk nikmat dariNya yang tidak bisa kujelaskan didepan umum yang
terlalu ramai. Ini sekedar tahaddus bin ni’mah saja, meski sederhana. Tapi ada
hal yang sangat penting, ingin kusampaikan sehingga harus menulis seperti ini,
setelah berminggu minggu tidak menyentuh pulpen, kertas, merangkai kata,
laptop, layar computer, modem dan sejenisnya.
2-3 hari yang lalu keinginan menulis itu begitu kuat,
saking kuatnya sampai aku kebingungan harus memulai dari mana. Ide ide
berhamburan keluar, tapi tidak – belum – bisa kutangkap keseluruhan untuk
dijabarkan dengan A-Z. Poin poin penting yang keluar dimana mana tidak kusimpan
kedalam notes Hp atau catatan catatan kaki dibuku buku tulisku. Semua
terabaikan bukan karena tidak menghargai tapi keterbatasan waktu dan kesibukan
yang susah untuk dijelaskan. Hari hari ku penuh. Ya ya ya, Alhamdulillah ‘ala
kulli hal.
Tadi malam kupaksakan for takes my time, catch my words
into my oldest paper. But it still doesn’t work enough. Hey hey, mati cara atau
mati gaya ? (apa sih ini) yang jelas, aku sudah berusaha menuliskan ide ide
meski tak – belum – berhasil.
Hari ini kupaksakan lagi, karna aku tak ingin disetir
oleh mood, meski karya karya tulis sederhana ku yang lain tak selalu kubagi –
mungkin disini letak kesalahan itu. Menunda revisi re-ediit-retouch. Kulihat
dua kotak makanan berisi potongan kertasku. Kuambil satu. Berjudul “im not
making a noise”
Nice. Thanks God. Ini memang perwakilan kata dari suara
hati ku. Dan saatnya untuk mengeluarkan suara.
Im not making a noise. Aku sibuk untuk berfikir dan
diam, padahal enggak juga sih.. Tapi,
aku lebih banyak diam dibandingkan kemampuan berbicara, berkomunikasi yang sesungguhnya. Begitulah tepatnya.
Disekitar terlalu berisik. Semua bersuara dengan cara mereka masing masing,
jadi kuputuskan untuk mendengarkan dulu saja. Menangkap rintihan jiwa, Suara
suara hati itu. Jika tidak, rasanya semakin banyak suara, nada nada kehidupan
akan semakin riuh dan terlalu rendah untuk tertangkap dengan baik.
Alhamdulillah for Alhamdulillah.
Jika tak ada Alhamdulillah, akan jadi apa penghambaan
ini. Jika tak ada kaca, akan jadi apa wajah wajah maksimal dan minimal ? jadi
kuputuskan untuk memulai tulisan kacau ini dengan Alhamdulillah for
Alhamdulillah. Sebuah kata yang kudapatkan dari kotak makanan satu lagi yang
berwarna putih.
Sahabat terdekat.
Aku ingin berterimakasih melalui media ini.
Alhamdulillah atas sahabat sahabat terdekat yang dititipkan Allah kepadaku
kepada kami untuk saling berbagi. Baik disadari ataupun tidak, aku dan kita
tentunya-semoga- selalu bersyukur atas kehadiran mereka. Baik secara vulgar
ataupun tersembunyi, selalu ingin menyelipkan doa doa kecilku yang semoga ber
efek besar untuk orang orang yang sangat berharga dalam hidupku. Kita memang
ada untuk bersama kawan. Meski tak selalu bisa bersama. Dan tentu saja tak akan
terus bersama karna hidup adalah perputaran yang – yahh… konsisten berotasi.
Nikmati saja.
Ingin kusebutkan nama nama mereka disini, tapi rasanya
gak akan cukup kertas dan waktu ku. Kalian adalah bagian dari massa, waktu, dan
kecepatan. Terimakasih ya, pernah ada disaat saat tersulitku. Terimakasih ya,
karna kita pernah berbagi bersama. Terimakasih ya, pernah menjadi bagian dari
sepenggal kisahku. Terimakasih untuk segala hal yang tak mungkin ditulis semua
secara rinci dan detail disini. Terimakasih, dari hati yang terdalamku untuk
cinta tulus dan segala perhatian yang diberikan. Berwujud apa saja, materi,
energi dan segala hal yang tak selalu bisa terdefinisi. Ah lebay is my style.
Kalian merupakan sahabat sekaligus guru tak berlabel.
Kita saling bertukar warna, bukan guru menggurui. Sungguh cantik dan ganteng
sekali. (apa sih? Udah, ga usah di logika in)
Alhamdulillah for my chance.
Ya, bener deh, Alhamdulillah untuk kesempatan yang
diberikan Allah padaku untuk say thank you pada kalian. Traktiran sembunyi2
yang kalian titipkan yang sering membuatku
terkaget-kaget dengan surprise kecil yg kalian berikan, hadiah hadiah
kecil yang berbentuk apa saja; coklat, senyuman, kata kata motivasi, suggest
besar dan kecil, ah semuaaaaaaaaaa; hal hal tak terduga dan terduga. Tapi lebih
banyak tak terduga nya sih, karna aku hampir ga sadar atau gak pernah berharap
kalau bakal punya sahabat seromantis kalian (aihhhhhhhhhhhhhhh ini jujurrrrrr )
meskipun pada awalnya, aku menolak, atau tertolak. Semuanya nikmat untuk dikenang dan disyukuri J
Tau ga, segala perhatian kecil kalian, disengaja
ataupun tidak, dorongan motivasi yang kalian sembunyikan, baik sengaja sekali
ataupun tidak sengaja sekali, adalah merupakan bahan bakar ku untuk terus
bertahan dimasa masa tersulit ku (hello ariii, sampai kapan ngegombal?? Ngga
deh, suer, hanya mengeluarkan isi hati fikiran dengan cara yang mungkin salah
ya say thank you terlalu universal kayak gini? Abisnya, terlalu banyak hal yang
menyenangkan ampe ga bisa diungkap kan dengan benar, sorri deh atas
keterbatasan yang jadi ngebuat tulisan ini rada abnormal, tapi nikmati aja ya)
Hereditary;
turun temurun.
Kebaikan dan kebahagiaan kebahagiaan kecil yang kalian
sebar semoga menjadi bermanfaat nantinya, turun temurun. Aminnnnnnnnnnnnnnnn ya
rabbal’alamin. Kalau udah ngedapetin hidup yang berkah, apalagi yang dicari
? kurasa semuanya menjadi sempurna.
Menggali
kenyataan
Mungkin benar, kadang kala harus ada saatnya kita
menggali kenyataan yang ada. Untuk bahan laporan kepada Allah. Seperti apa
perjalanan hidup ini kita habiskan. Apakah maksimal atau minimal apakah total
atau metal. Bukan untuk sekedar menghakimi diri sendiri dan mempersalahkannya
ketika salah, tapi wujud syukur dan efek sadar bahwa segala totalitas dituju
untukNya dan hendaknya selalu ada report to God, entah melalui per 5 waktu
perhari. Which we call it, subuh dzuhur ashar maghrib isya or more than what
you can. Each second; maybe.
Whatever. All we need just connected
each other. Up and side.
Hablum minaAllah and nas. 100% for
both. Semogalah kita bisa selalu saling menguatkan. Amin .
Dan
tulisan ini ada juga untuk meminta maaf
dan pemakluman kalian, apologize for everything. Bahkan yang tak ter – tag.
Mungkin lupa atau tak sempat atau yah, memang izinNya. Senyum aja ya J
Sampai dititik ini,
Adalah hal yang menjadi poin penting selanjutnya. Blame.
Blame and judge itu kayaknya sahabat karib. Dimana ada
blame biasanya ada judge, sedangkan judgement day itu milik Allah. Jadi,
bersadar sadar lah sepenuhnya. We are nothing. So something apapun dirimu, kita
ini nothing. Well, takes time to rethink it please.
We
cant blame everyone for everything.
We
cant blame everysteps from others.
Karena
kita semua memliki takdir yang harus dijalani masing masing. Semua gesekan yang
tercipta meski hasil akhirnya menjadi tidak menyenangkan dan memburai air mata,
kuharap ya, maafkan saja. Karna memang begitulah seharusnya itu terjadi, sesuai
izinNya. Tapi ya, jangan pasrah pasrah amat lahh. Ilmu dunia - akhirat memang
perlu kita miliki. Agar tidak selalu tersesat dan menikmati takdir buruk saja.
Nikmati hidup dengan keseimbangan. Amin, semoga dimudahkan untuk kita semua.
Tetaplah melakukan langkah langkah kecil itu, kawan J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar