Manajemen Waktu
Sunday,
July 08, 2012
12:31 PM
Segala puji bagi
Allah yang telah mencitakan langit dan bumi,
Dan mengadakan gelap
dan terang,
Namun orang orang
yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan rabb mereka.
(QS. 6:1)
M A N A J E M E
N W A K T U
Mengatur waktu itu
memang bukanlah perkara yang mudah.
Khususnya bagi orang
orang yang belum bisa menentukan arah dan tujuan hidup.
Apalagi, jika tak
memiliki rute atau peta dan navigasi untuk berlayar di lautan kehidupan yang
berombak ini, bisa bisa terombang ambing tanpa bergerak maju sedikitpun.
Contoh manajemen
waktu yang paling dekat dengan kita sebagai umat muslim adalah, Shalat.
Selain karna shalat
adalah ibadah pertama yang akan kita pertanggung jawabkan di akhirat nanti
dihadapan tuhan kita, Allah swt.
Shalat merupakan
hadiah dari Allah untuk kita gunakan sebaik baiknya sebagai alat pendongkrak
produktifitas kesehatan tubuh kita demi menunjang kegiatan kegiatan yang
bermanfaat bagi kehidupan yang abadi kelak, akhirat. Amin ya rahmanurrohim.
Kenapa bisa begitu?
Mari kita bahas lebih lanjut tentang shalat.
Shalat wajib terdiri
dari 5 waktu. Subuh, zuhur, ashar, maghrib dan isya.
5 waktu ini adalah
waktu waktu penting.
Karna disinilah
terjadinya pertukaran cuaca, pertukaran suhu, pertukaran atmosfir keadaan,
pertukaran keadaan dari terang menjadi gelap dan dari gelap menjadi terang.
Jika kita fikirkan
lagi lebih dalam, seharusnya kita dengan mudah dapat mengetahui bahwa Allah
menciptakan pagi siang dan malam bukan tanpa tujuan tertentu.
Selalu ada alasan
atas peristiwa dan selalu ada sebab atas akibat.
Begitu pula dengan
kehadiran malam dan bintang bintang, adanya mereka sebagai selimut kita.
Kita tentu
mengetahui, bahwa waktu yang kita miliki dalam sehari hanyalah 24 jam.
Semua orang tau itu,
tapi tidak semua orang mampu menggunakan waktunya dengan sangat berkualitas.
Tetapi, coba
tanyakan arti 24 jam kepada para pekerja keras, kuli bangunan, pemahat,
perenang handal, pelari tercepat, semua yang menjalani peran dalam kerja keras
di 24 jam yang dimilikinya akan mengatakan bahwa 24 jam itu adalah prestasi. 24 jam itu adalah bagian dari detik, menit
dan jam jam yg harus diisi dengan hal hal penting, pencapaian pada hal hal yg difokuskan.
Sedangkan jika kita
mau bertanya kepada para pekerja cerdas yang sangat tertutup tersebut, kita
akan mengetahui betapa lihainya mereka dalam memahami: "apresiasi"
dan olah emosi di 24 jam tersebut.
Apakah sesederhana
itu?
Tentu saja tidak.
Masih banyak lagi
contoh yang berperan dalam memaknai 24 jam ini.
Kita hanya perlu
membuka mata dan telinga, untuk mendengarkan dan 'mendengarkan' dari hati
nurani…
ada banyak yang kita
bisa pelajari diluar sana tentang berharga nya 24 jam dalam sehari.
Dan orang orang yang
berkualitas adalah orang orang yang memanfaatkan 24 jam nya dengan maksimal.
Maksimal menolong diri, maksimal membahagiakan diri, maksimal membantu orang
lain, maksimal tersenyum, maksimal berbuat baik, maksimal berkarya dan maksimal
dalam apa saja, termasuklah maksimal bersyukur, ALL OUT.
Semoga kita termasuk
didalamnya,
mampu memaksimalkan diri dalam kegiatan apa saja yang terlibat dikeseharian kita, 24 hours.
mampu memaksimalkan diri dalam kegiatan apa saja yang terlibat dikeseharian kita, 24 hours.
Tapi, apakah benar
kita cukup melakukan hal itu saja?
Tentu saja tidak.
Karena 99% kemampuan
kita harus dikeluarkan. Apa saja yang
ada di diri kita adalah hak bagi orang lain. Dan untuk mengeluarkan itu semua
adalah pekerjaan yang tidak mudah jika tidak didasari memiliki habit (kebiasaan.red)
yang cukup bagus.
Dan, jika
mengandalkan kerja keras saja tidak akan cukup,
begitupun
sebaliknya, kerja cerdas saja tidak akan cukup baik.
Kualitas dan
kuantitas harus bersinergi,
karna indonesia
menyimpan penyakit yang parah selama bertahun tahun.
Lalu, walaupun kita
telah melakukan hal yang benar,
apakah kita telah
melakukan dengan cara yang benar?
Berikut untuk
diketahui:
Langkah pertama
untuk menang adalah mengenali musuh!
Namun, bagaimana
mengenali musuh jika kita tidak tau siapa musuh yang sebenarnya?
Diri kita adalah
musuh yang sebenarnya, bukan orang lain.
Namun, ketika kita
merasa kalah dengan diri kita,
Jangan berputus asa
untuk terus mengalahkan diri sendiri. Karna apa?
karna kekalahan bisa
menjadi sama baiknya seperti kemenangan didalam mengguncangkan jiwa dan
membiarkan kemuliaan keluar. Ini tentang proses..
Dan karena, perhatikanlah.
Orang orang sukses diluar sana adalah orang orang yang benar benar memusuhi dirinya dengan benar.
Orang orang sukses diluar sana adalah orang orang yang benar benar memusuhi dirinya dengan benar.
Kemuliaan seperti
apa sih yang saya maksud disini?
Kemuliaan untuk
menjadi diri sendiri.
Tanpa perlu menjadi
seperti orang lain, meniru gaya orang lain, ciri khas orang lain.
Jika ada pembaca yang bertanya:
untuk apa belajar
menjadi diri sendiri, toh setiap hari kami sudah melakukannya.
Itu tidak benar!
Telah banyak dari kita yang belum menjadi dirinya sendiri.
Jika kita telah
menjadi diri sendiri maka kita akan menjadi pribadi yang unik, khas, dengan
terampil dan secara alami mampu menonjolkan kelebihan kelebihan diri,
mengembangkannya dengan maksimal dengan menekan kekurangan diri yang kita
miliki atau membuat kekurangan menjadi kelebihan.
Jika kita telah
mampu melakukan hal ini, maka inilah kita, dengan apa adanya diri ini.
Pasif yang aktif
bermain sambil bekerja tanpa terasa tanpa lelah namun lega dan bahagia karna
semua berjalan seperti apa adanya tanpa melawan arus kehidupan dan fitrah diri
sendiri.
Segala nya terasa
menyenangkan dan melegakan. Orang orang disekitar kita pun ikut merasakan
kebahagiaan tersebut.
Seperti mengeluarkan
bongkahan batu kecil ataupun besar yang keluar dari dalam jiwa. Melegakan.
Itulah akhlak alami
diri. Tak diingat, berjalan apa adanya saja. Bagai sesuatu yg menjadi zakat
sehari hari. Tergerak untuk selalu mengeluarkan hal hal bagi sesama.
Tetapi, jika pembaca
tetap merasa telah menjadi diri sendiri namun belum cukup merasa bahagia dan
masih saja mencari kebahagiaan kebahagiaan di luar diri sendiri, maka itu
berarti anda belum menjadi diri sendiri.
Dan satu hal lagi
yang perlu diketahui oleh diri kita yang sedang mencari jati dirinya adalah:
"Kebahagiaan
adalah sesuatu yang ditemukan, ditempat dimana orang jarang mencarinya!"
Dimanakah tempat
itu?
Di Jiwa.
Sabda
Rasulullah SAW
“Ketahuilah,
sesungguhnya didalam tubuh ada segumpal daging. Apabila ia baik, maka baiklah
seluruh tubuh, dan apabila ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh.
Ketahulah
(segumpal daging) itu adalah hati.”
Dan didalam hati ini lah bersumber segala
kekuatan dan kebahagiaan diri.
Maka pancarkanlah
kebersihan hatimu.
Tunjukkan seberapa
produktif dirimu yang sebenarnya.
Jangan bersembunyi
dibalik kelemahanmu, jangan membatasi diri dengan keterbatasanmu yang
sebenarnya dari nya bisa kamu jadikan jembatan penghubung antara hablum
minannas, ya, justru dengan adanya kekurangan dirimu itulah kamu bisa melakukan
amalan lain selain shalat yaitu bersilaturahmi, berkunjung, bertukar fkiran,
bertukar pendapat, bergotong royong, berkejasama, nasihat menasihati, pinjam
meminjam buku, beri memberi kekuatan, transfer mentransfer energi dengan cara
yang saling berbeda, dengan kata lain: BERSINERGI dengan adanya perbedaan..
Dan apakah hal
tersebut bisa kita lakukan begitu saja tanpa usaha dan perjuangan yang keras
dan cerdas? Tentu saja tidak, untuk bisa bertukar sesuatu dengan orang lain
kita harus mengenali apa apa yang kita miliki terlebih dahulu. Jika kita saja
tidak tahu apa yang bisa kita berikan kepada orang lain, bagaimana orang lain
bisa mengenal kelebihan yang ada dirimu? Tunjukkan lah …
Jangan pernah
menunda nunda kebaikan lagi. Itu hanya akan menunda nunda kesuksesanmu.
Kembali ke topik,
manajemen waktu.
Bagaimana caranya
menyeimbangkan waktu untuk diri sendiri, sekitar dan Allah.
Bagaimana caranya
agar waktu kita tidak terbuang sia sia
Bagaimana caranya
agar segalanya menjadi lebih ringan dan mudah dilakukan
Bagaimana caranya
menghabiskan 24 jam dengan sangat berkualitas
Mulailah dari
memperhatikan kedisiplinan shalat kita, kepedulian terhadap kebersihan,
keterkaitan terhadap sekitar.
Ya, mulai dari
shalat.
Jika tidak per caya,
bedakanlah perasaan anda mengawali hari dengan shalat subuh di masjid dengan
shalat subuh sendirian dirumah.
Bedakan perasaan dan
kesemangatan kerja anda setelah subuh dan jika memulai hari tanpa shalat subuh
dan bangun telat.
Bedakan pula ketika
anda break di kantor tidak melakukan shalat dzuhur dan hanya makan siang.
Bedakan dan rasakan esensi segarnya jatuhnya air ke kulit.
Karena semua tentang
shalat serta segala perintahNya adalah hadiah dari Allah untuk kita,
mengapa tidak segera
kita ambil kebaikan itu?
Jadi, shalat adalah
hadiah dari Allah, shalat adalah kebutuhan kita.
Manajemen waktu
adalah tentang bagaimana mengatur diri untuk:
Berapa persen kita
habiskan waktu untuk berhubungan dengan-Nya dengan cara yg berbeda-beda ?
Jika ini sudah
teratasi, insyaAllah, segalanya akan lebih mudah dan lebih baik lagi.
Amin ya
rabbal'alamin.
Wallahualam
bisshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar