Ari Hayati Binti Ibrahim ******** Daud bin Muhammad **** bin Muhammad *****
Semua orang memiliki nama yang telah ditetapkan
untuknya melalui orangtuanya, kakeknya, tantenya, ulama disekitarnya, atau
melalui siapa saja sebagaimana yang telah ditentukan Allah dari sebelum ia
terlahir didunia ini. Termasuk saya dan kita semua.
Allah Maha Teliti dalam menentukan kadar pada tiap tiap
sesuatu. Berapa persen kelebihan dan berapa persen Kelemahan. Kelebihan dan kelemahan diri telah
tercetak sebagaimana adonan yang pas dengan warna watak yang senantiasa menjadi
pelengkap kesempurnaan fasilitas yang diberikan Allah kepada kita.
Baik itu berupa fasilitas kelebihan diri seperti
keelokan rupa, kecerdasan, akhlaq, -apa saja. Atau bahkan fasilitas diluar diri
seperti keluarga, waktu, teman, dan tentu masih banyak lagi jika harus ditulis
satu persatu tidak akan pernah cukup waktu, dan tinta ini.
Belum lagi seiring waktu berputar dan masa yang telah
dilewati, segala pengalaman pengalaman hidup yang menyenangkan atau yang dirasa
menyedihkan juga merupakan bekal yang diberikan Allah untuk kita agar kita mampu
memaknai hidup untuk menjadi lebih baik lagi.
Asal, mau untuk meluangkan waktu sejenak bersama Allah
dan bersyukur.
Bersyukur lagi dan lagi dan terus menerus bersyukur,
untuk hal hal terkecil dan apalagi hal
besar yang telah diberikan Allah kepada kita. Konon lagi, sebenarnya jika kita
sampai mampu untuk menyadari, bahwa sebenarnya, kita takkan pernah sanggup
untuk mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Allah, karena begitu
banyaknya pemberian itu, sangat banyak dan teramat banyak, bagaikan udara yang
selalu kita nikmati setiap waktu tanpa henti.
Bagaikan aliran sungai yang selalu mengalir tanpa putus
dan bagaikan Matahari yang terus tanpa bosan bersinar menghangatkan badan badan
yang kedinginan serta membutuhkan kehangatan untuk membuat badannya kembali
sehat.
Bahkan, jika ada perumpamaan yang lebih baik dari itu,
maka seharusnya seperti itulah perumpamaan cinta Allah kepada kita dalam bentuk
apa saja, sampai tak kan bisa terkatakan dan tergambarkan oleh apapun yang ada
didunia ini; yg selalu terlihat indah sempurna dan menarik dimata kita, padahal
sesungguhny semu saja dunia ini.
Manusia memang selalu penuh dengan keterbatasan dan
kekurangan. Terbukti dari banyaknya ketidakmampuan kita dalam melakukan
sesuatu, namun bukan berarti akhirnya akan menjadikan surut langkah kita dalam
membuktikan cinta kepadaNya dalam menunjukkan betapa ingin hati ini
mengeluarkan rasa termanis itu. Banyak sekali bukti yang menunjukkan betapa
kita manusia terlahir sebagai makhluk dengan penuh keterbatasan, termasuk
diantaranya dalam memahami diri sendiri pun kita kesulitan.
Untuk memahami diri sendiri, kita harus belajar khusus
bagaikan seorang dokter bahkan ada yang harus bersusah susah berguru kepada
ahlinya keluar negri sampai s3, itupun dia akan merasa masih belum mengenal
tentang manusia itu sendiri, dari susunan syaraf, darah, sel sel, dan sungguh
masih banyak lagi.
Ada lagi yang harus mempelajari psikologi demi memahami
keadaan dirinya, dan itupun masih belum puas juga ia, belum mampu juga. Belum
dapat mengenal dirinya sampai ia berdialoq dengan Allah secara terus menerus
melalui apa saja, tulisan, orang orang yang menyayanginya, dzikir, Quran, Takwil
mimpi yg sering terjadi, petikan kisah nyatanya dimasa lalu, pilihan pilihan
yang dilakukannya; apa saja, apa saja kita lakukan demi memahami diri sendiri,
tapi selalu seakan tak pernah cukup seakan tak pernah benar dan seakan selalu
saja masih kurang, lantas kita sering bertanya kepada Allah dengan segala cara
dimana saja dibelahan bumi ini, akan melakukan hal yang sama.
Terlepas dari itu semua, mari saya uraikan satu
pertanyaan yang menurut hemat saya cukup penting untuk dibahas disini dalam
mencapai pemahaman tentang diri. Apakah,
tugas kita hidup didunia ini ? Mungkin, ada yang belum mengetahui, maka
izinkan saya mencoba menguraikannya semampu saya disini. Tugas kita didunia ini
adalah sebagai rahmatan lil’alamin. Rahmat bagi semesta Alam.
Apakah benar seperti itu? “ah yakin lo?” sumpehh?? Susu tumpeh dimuke
lo?? “boong aja kaliiii” “ emang rahmat itu bokap lo ye?” “rahmat bagi semesta
alam gimana tuh maksudnya?”
Begini, yang saya tau, saya mendapatkan kata kata
rahmatan lil’alamin ini dari seorang teman. Seorang teman ini mendapatkan kata
kata ini dari seorang Almarhum ayahnya yang telah meninggal beberapa tahun yang
lewat atau mungkin sudah belasan tahun. Saya bersahabat dengan anaknya yang
berasal dari Kalimantan, namanya miftahul jannah.
Banyak
juga sih teman teman yg berasal dari Kalimantan.
Back to her, Seperti biasa saling bertukar melihat isi
binder (agenda.red) lalu saya menemukan tulisan, yang ditulis oleh tangan
sahabat saya, yang merupakan pesan terakhir dari almarhum ayahnya sebelum
meninggal. Apa hubungannya seorang bapak diatas yang tidak saya kenal wajahnya
sedikitpun dengan cerita ini? Hubungan yang bisa kita ambil dan kita petik
hikmahnya adalah; kebenaran itu bisa datang dari siapa saja, asal hati kita siap untuk
menerimanya.
Maka, saya hanya ingin bertanya kembali, sudah siapkah kita untuk menerima kebenaran dan kenyataan yang ada didepan
mata ? Ataukah kita ingin menutup mata kembali ? ingin menutup telinga kembali
? Silahkan saja… apapun keputusan kita, semoga itu yang terbaik. Karna Allah
tak pernah merasa rugi dan kekurangan jika kita tidak kembali kepada Nya. Allah
akan selalu dengan ke-Agung-anNya.
“oh comeone, what are you talking about? I didn’t
get you. Tell me more… please”
Begini saja kawan, pastikan dulu segala atribut yang
dipinjamkan Allah kepada kita telah kita gunakan dengan benar, tangan kaki mata
nafas dan apapun juga, jika memang benar kita telah beriman, maka berimanlah
dengan benar.
Jika kita ingin berenang, maka berenanglah dengan
benar. Jika ingin tenggelam, maka tenggelamlah dengan khidmat. Jika ingin
terbang, maka terbanglah dengan tinggi. Jika ingin melakukan sesuatu jangan
setengah hati. Lakukan sepenuh jiwa. Apapun keputusanmu. Lalu rasakan kebesaran
Allah disetiap langkahmu.
Jika ingin menjaga tubuh, jagalah tubuh dengan benar.
Berikan asupan makanan yang baik, terbaik dalam kadar kemampuanmu, halal,
bersih dan benar benar menyehatkan. Jika ingin menjaga Allah jagalah agamaNya
dengan sebenar benar keyakinan keteguhan dan totalitas penghambaan yang penuh
kemurnian. Jangan takut salah, karna Allah yang akan membimbing kita kembali
dijalanNya.
Perhatikan ketelitian, dengan cara memberikan hal hal
terbaik untuk diri sendiri dan orang lain. Baik itu orang orang terdekat
ataupun terjauh, karna kita semua bersaudara, kita semua sama. Kita semua, sama
sama memiliki darah dan rasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar