Wasiat Imam Ali AS Untuk putranya Imam Hasan AS
*Yang ditulis didaerah bernama Hadirin sekembalinya dari
(perang) Shiffin.
Bismillahirrohmanirrohiim..
Dari seorang ayah yang sudah tua renta, yang
senantiasa mengakui pasang surutnya zaman, yang memunggungi umur, yang telah
melewatkan hari-harinya di medan kehidupan, yang selalu berkelana dikota-kota
mati (kesunyian). Untuk anakku yang masih memiliki harapan kepada sesuatu yang
tak akan tercapai, yang akan menapaki jalan-jalan kehancuran, yang akan
ditinggalkan, yang akan menyerahkan tempat tinggalnya pada yang lain; yang akan
menjadi tawanan waktu, budak-budak dunia, pedagang-pedagang yang akan bangkrut,
yang tergadai dengan bencana angan-angan, yang terpenjara dengan kematian,
teman yang loyal pada nestapa, sahabat bagi kesedihan dan sasaran petaka,
korban hawa nafsu dan yang akan menggantikan orang-orang yang telah mati sebelumnya.
Sebelumnya, aku ingin menyampaikan pujian, setelah
aku perhatikan semua pengalaman yang kualami, kehidupan dunia yang selalu
membelakangiku, peristiwa-peristiwa kedegilan zaman, sementara kehidupan
akhirat selalu menyorotiku. Semua itu cukup menahanku untuk memikirkan selain
diriku dan apa yang akan terjadi setelahku. Tapi ketika (dulu) aku sendiri
hanya memikirkan (keselamatan)rakyat dan kegelisahan-kegelisahan mereka, dan
sekarang, aku merasa bahwa ada hal yang penting yang harus kulakukan. Aku tidak
ingin melupakan dirimu, aku ingin mencurahkan perhatianku padamu. Ini adalah
tugas yang akan menyita waktu. Sesungguhnya ini adalah kebenaran yang tidak
bercampur dengan kedustaan.
Anakku! Engkau adalah belahan jiwaku dan seluruh
wujudku adalah dirimu sendiri. Andaikata kejadian-kejadian zaman turut
menggoreskan kepedihan dihatimu, debu-debu kesedihanmu itu menerpa wajahku juga
dan andaikata cengkraman kematian akan memangsamu, jiwaku ini juga turut
merasakannya. Aku juga memprihatinkan urusanmu, seperti halnya aku juga merasa
prihatin dengan diriku. Maka aku putuskan dengan kuat menuju suatu tempat yang
aku pun tidak bisa menyempurnakan perjalanan ini dan di tengah-tengah
perjalananku ini, aku menggoreskan pena untukmu sebagai bagian dari upaya untuk
mendukungmu, apakah ketika aku masih hidup ataupun sudah tiada.
TAKWA
ADALAH JAMINAN BAGI PEMBINAAN DIRI
Anakku,
kuwasiatkan kepadamu agar selalu bertakwa kepada Allah.
Anakku,
selalulah engkau melaksanakan titah-titah-Nya dan menghidupkan hatimu dengan
zikir dan berpegang teguh dengan tali-Nya. Dengan kuasaNya, segala kesulitan
menjadi tiada artinya. Sungguh, gerangan hubungan apakah yang lebih kokoh
daripada hubunganmu dengan-Nya selama engkau masih berpegang teguh padanya?
Hidupkan
hatimu dengan spirit nasihat, hancurkanlah ia dengan zuhud dan keyakinan yang
kuat, sinarilah ia dengan hikmah, lembutkanlah hatimu dengan mengingat
kematian, tentramkanlah ia dengan mengingat kefanaan, sadarkanlah ia akan
bahaya yang mengancam dari dunia, lantaran dunia bukan hanya mengandung hal-hal
yang menyenangkan tapi juga membawa racun yang siap mematikan. Biarkan hatimu
mencatat keganasan zaman dan kejahatan peristiwa di siang hari dan dimalam
hari!
Berkelanalah engkau mempelajari
sejarah orang-orang terdahulu, dan ingatlah apa yang telah menimpa mereka dulu.
Kembangkanlah layar perahumu di jagat (ahsanu nizham) yang kokoh, waspadalah,
jangan sampai engkau tenggelam (didalamnya), bercerminlah kepada cermin
sejarah. Bukalah lembaran-lembaran sejarah orang-orang terdahulu, analisislah
suka dan duka dalam kehidupan mereka, dimana mereka tinggal dan kemana sekarang mereka pergi? Engkau akan menyadari
bahwa mereka telah meninggalkan orang-orang yang dulu mereka cintai, dan
saatnya engkau akan menyadari bahwa engkau juga akan menjadi bagian dari
mereka.
5. Perbaikilah tempat tinggalmu
didunia, tapi jangan kau jual akhiratmu dengan duniamu.
6. Tinggalkanlah pembicaraan yang
tidak dimengerti dan janganlah berbicara tentang hal-hal yag bukan taklifmu,
berhentilah dari jalan yang dikhawatirkan akan menyesatkanmu, karena tidak
terlibat dalam kebingungan yang menyesatkan lebih baik daripada tenggelam
didalam bahayanya.
7. Hidupkanlah sunnah amar makruf dan
nahi mungkar sehingga engkau menjadi ahlinya, tolaklah kemungkaran dengan
tangan dan lisanmu dan lawanlah kejahatan kemungkaran dengan seluruh jiwamu.
Berjuanglah dijalan Allah dengan sebaik-baik perjuangan. Jangan takut dengan
cercaan orang yang mencerca.
8. Arungilah samudera agar engkau
sampai di tepi pantai kebenaran. Pelajarilah agama dengan mendalam.
9. Labuhkan dirimu kepada Allah
dengan bersabar terhadap yang dibenci
dan sebaik-baik akhlak adalah tabah di jalan kebenaran.
10. Serahkanlah seluruh kegetiran dan
manisnya hidupmu pada Allah. Karena engkau sedang berlabuh di Tempat
Perlindungan Yang Paling Terpercaya. Ikhlaslah dalam menghadapi segala masalah.
Allah-lah yang menahan dan memberi rezeki.
11. Yakni perlihatkanlah pada-Nya
segala aktivitas yang menyenangkan, kebajikan dan yang akan mengantarkan pada
kebahagiaan. Biarkan lisanmu selalu menggumamkan kecintaan dan hasrat untuk
meraih kebajikan.
12. Wahai anakku, renungkanlah
wasiatku ini dengan baik. Biarkan jiwa dan ragamu menyerap nasihat-nasihat ini.
Jangan engkau menjadi abai terhadapnya. Lantaran sebaik-baik ucapan adalah yang
mengandung manfaat. Simaklah, tidak ada kebaikan untuk ilmu jika ilmu itu hanya
untuk ilmu. Sesungguhnya tidak ada keberkatan bagi ilmu yang tidak layak
dipelajari dan tidak dibaktikan untuk kemanfaatan.
13. Duhai anakku, karena kematian
tidak lama lagi akan segera menjemputku dan aku merasa semakin tidak berdaya
lagi, kuyakini bahwa aku tidak boleh membiarkan wasiat ini tertunda begitu
saja. Sebagian isi wasiat penting yang telah kusampaikan padamu. Sebelum
detik-detik kematian menghampiriku. Sebelum aku kehilangan momen untuk
menyampaikan apa yang terlintas di dalam jiwaku. Atau mungkin tercetus sangkaan
bahwa pikiranku akan digerogoti dengan tubuhku yang memuai. Atau engkau akan
seperti kuda liar yang direnggut oleh guncangan kejadian dan gemuruh hawa nafsu
dan fitnah dunia.
14. Sesungguhnya aku ingin
menyampaikan suatu rahasia, rahasia tentang pendidikan jiwa. Aku ingin
mengingatkanmu bahwa jiwa anak-anak remaja itu ibarat tanah yang masih baik dan
subur yang akan menyuburkan apa saja yang ditanam diatasnya. Segeralah menyemai benih benih kecintaan iman, karena
kalau tidak, maka yang akan tumbuh ditanah itu adalah keburukan dan kerusakan.
Sejak dini aku mendidikmu sebelum hatimu mengeras dan terombang-ambing oleh
berbagai peristiwa dan sebelum sayap-sayap pikiranmu itu melayang terbang ke
mana-mana.
15. Duhai anakku, kendatipun aku tidak
menyaksikan kehidupan orang-orang yang mendahuluiku dan aku juga tidak terlibat
denagn kejadian-kejadian di zaman mereka, aku selalu mengamati
perbuatan-perbuatan mereka dengan cermat. Aku senantiasa mengambil pelajaran
yang mendalam dari kehidupan mereka. Aku acapkali merenungkan
peninggalan-peninggalan para pendahuluku sehingga aku seolah-olah bersama
mereka. Lantaran aku begitu menyelami kondisi dan keadaan mereka, seolah olah
aku ini berada di samping mereka sepanjang kehidupan. Akhirnya, aku bisa
mengetahui pelbagai kegelapan, penyimpangan, kesucian dan jalan yang
terang-benderang dan aku bisa membedakan mana yang jernih dan mana yang kotor.
Kusaringkan yang jernihnya dari seluruh yang kucerap dari masa lampau.
Kuhadiahkan sesuatu yang terindah dan khusus untukmu.
Demi-mu, kusingkapkan hal-hal yang
tidak engkau ketahui dan yang membuatmu ragu. Kuingin dianggap sebagai ayah
yang baik dalam mendidikmu lantaran aku selalu menyimak segala hal yang terjadi
padamu. Aku selalu memberikan perhatian penuh kepada usia-usia yang masih muda
ini, saat engkau sedang menyusuri musim semi kemudaanmu dengan hati yang bersih
dan jiwa yang cemerlang.
16. Pembinaan anak-anak remaja harus
diawali dengan (ajaran-ajaran) Al Quran dan takwilnya. Seorang murabbi yang
baik harus giat mencerahkan jiwa-jiwa kecil mereka dengan wewangian firman
Tuhan. Siramilah nalar mereka yang masih jernih dengan kata-kata dan
pengetahuan-pengetahuan yang indah dan benar.
Utamakan mengajari mereka dengan
ilmu-ilmu Al-Qur’an, ilmu tentang hidup secara Islam, yaitu tentang yang halal
dan yang haram. Ajarkan mereka pengetahuan untuk memisahkan mana yang layak
dilakukan dan yang tidak, sesuatu yang menjadi keniscayaan! Ketika jalan-jalan
yang benar dan asli diajarkan kepada mereka, mereka tidak akan lagi tergoda
dengan jalan yang lain. Namun apa yang harus diupayakan?
Lantaran jalan berbeda-beda dan
jalan-jalan yang menyimpang juga dapat menjadi batu sandungan menuju jalan
kebenaran. Aku khawatir, pikiran-pikiran yang tidak benar dan waswas setan akan
menghancurkan nalar yang jernih dan bersih milikmu! Lantaran itu, aku merasa
patut untuk menyelidiki gagasan-gagasan yang lain agar bisa menyampaikan
persengkolan musuh-musuh kepadamu dengan kebenaran yang terang-benderang, tidak
lagi member kesempatan kepada para perampok untuk berkeliaran di tempat-tempat
yang gelap. Kondisi seperti ini lebih aku sukai daripada membiarkanmu---tanpa
ilmu---menghadapi sesuatu yang akan membahayakanmu! Harapan dan asa diriku
adalah semoga Allah Swt melapangkan jalanmu untuk mencapai puncak sulukmu!
Camkanlah wasiat ini dengan telinga jiwamu, engkaulah yang menjadi jaminan atas
wasiat ini.
17. Anakku, pahamilah bahwa rahasia wasiatku ini
terkandung di dalam satu ucapan, yaitu takwa kepada Allah. Karena takwa adalah
akar dari segala kebaikan dirimu. Giatlah untuk menggapai (ketakwaan) dengan
seluruh wujudmu.
Anakku, tanah yang melimpah luas,
dunia serta isinya ada di dalam genggamanmu. Gunakanlah nalar yang benar agar
tidak melanggar aturan-aturan Tuhan dan pikirkanlah kewajiban-kewajibanmu.
Pasrahkanlah dirimu kepada-Nya. Hidupkanlah tradisi leluhurmu yang suci dan
manusia-manusia saleh dari keluargamu. Lantaran mereka begitu mencermati
seperti demikian juga engkau terhadap dirimu. Akhirnya mereka juga melaksanakan
rencana-rencana yang berdasarkan pengetahuan mereka dan para leluhurmu tidak
akan menjalankan apa yang tidak diketahuinya.
18. Jika jiwamu tidak ingin menerima
(ajaran leluhur) yang tidak engkau bisa pelajari lewat pengalamanmu, engkau
harus berjuang untuk meraihnya melalui pengetahuan yang benar. Jangan
sekali-kali engkau bersandar pada dinding yang goyah. Engkau juga harus
menghindari perdebatan yang kasar.
Selalulah memohon pertolongan kepada
Allah sebelum engkau memilih pendapatmu sendiri. Yakinilah bahwa Dia yang akan
memberimu taufik. Jauhilah setiap keraguan walaupun sedikit, sebab itu akan
menyeretmu pada kesesatan.
20. Jika engkau meyakini bahwa hatimu
telah bening, tunduklah dihadapan-Nya dengan penuh kekhusukan. Perhatikan apa
yang telah kujelaskan kepadamu dengan seluruh jiwamu. Jika tidak, engkau akan
seperti unta yang tidak bisa melihat di malam hari, yang berjalan di kegelapan.
Seorang pelajar agama tidak akan seperti itu. Agama adalah sumber pencerahan
yang tidk akan menyatu dengan kegelapan dan menahan diri dari itu lebih utama.
21. Camkanlah kata-kataku ini, wahai
anakku. Sadarilah, kematian dan kehidupan adalah dua wajah dari satu mata uang.
Sang Penguasa kematian adalah Allah Swt. Sang sangkakala kematian ditiupkan,
seluruh kehidupan ini akan kembali semarak. Sesiapa yang terjerat dalam
gelombang derita, dia akan kembali mendapatkan afiat. Allah Swt menciptakan
dunia dalam sebuah pola tertentu; yang menyatukan antara racun dan madu dan
ganjaran hanya akan dikaruniakan di akhirat atau sebenarnya telah diberikan
oleh Allah kepadamu tanpa kausadari.
22.
Jika engkau mendapatkan masalah dalam keberagamaanmu, janganlah engkau
memaksakan diri, bukan karena tidak ada jalan tapi karena tabiat manusia itu
dibarengi dengan kejahilan. Seluruh pengetahuan anak Adam adalah anugeah Tuhan.
Alangkah tak terbatasnya kejahilanmu yang akan membekukan nalarmu. Matamu
menjadi rabun, tapi kemudian mata itu melek lagi. Kaurengkuh lagi jalan yang
lurus lantaran itu, janganlah terlampau banyak mempertaruhkan dirimu.
Berpegangteguhlah
kepada Yang Menciptakanmu dan Yang Memberi rezeki kepadamu. Tundukkan seluruh
jiwamu, raihlah keridaan-Nya. Baktikan totalitas ibadah di haribaan-Nya,
pusatkan seluruh harapanmu semata-mata kepada-Nya, dan baktikan segenap cintamu
hanya untuk-Nya.
23.
Duhai anakku, ketahuilah bahwa mendapatkan cahaya makrifat dan memasuki area
suci Tuhan dan iman itu tidak mungkin tanpa melalui jalur syariat dan wahyu.
Tidak
ada yang memiliki ilmu tentangnya selain RasulNya. Atau dengan kata lain,
tauhid itu mengejewantah dalam panji-panji kenabian, sedangkan keindahan Sang
Ma’bud termanifestasi dalam keindahan sang Nabi. Lantaran itu, selalulah
berbesar hati menapaki jalan bimbingannya dan tuntunannya.
Jadikan
dia teladan karena itu mengandung rahasia kehidupan. Aku tidak akan lalai dalam
menyampaikan wejangan kepadamu, dan aku telah menyampaikannya secara sempurna
kepadamu.
Engkau
tidak akan memahami tentang dirimu seperti pemahamanku terhadap dirimu, and
waktuku lebih banyak tercurah karena memikirkanmu. Karena seringnya aku memikirkan
dirimu dan usahamu, maka hal itu tidaklah sebanding dengan usahaku.
24.
Duhai anakku, sadarilah, seandainya Allah memiliki sekutu, (sekutu-Nya itu)
pasti akan mengirimkan utusannya padamu dan engkau akan menyaksikan tanda-tanda
kekuasaannya. Engkau akan mengenal sifat dan perbuatan (Sekutu-Nya) tersebut.
Tapi ketahuilah bahwa Allah itu hanyalah satu sebagaimana Dia singkapkan tirai
jamaliyah-Nya. Tiada seorang pun yang mampu menyaingin kekuasaan-Nya. Dia
adalah Abadi lagi Azali; tidak ada awal dan tidak ada akhir.
Dia
adalah Yang Paling Awal dari yang paling awal. Hakikat wujud-nay adalah
Diri-Nya sendiri. Daratan, waktu dan tempat dan galaksi bergerak pasti akan
bergerak menuju kepada kemusnahannya sedangkan Dia adalah Yang Paling Akhir
tanpa batas. Dia adalah Tuhan yang terlalu agung untuk dicerap oleh kalbu dan
mata. Bagaimana mungkin kalbu yang kecil ini dan manusia yang tak berdaya ini
mampu mencerap sesuatu Yang Tak Terbatas ?
25.
Sekarang setelah engkau menyadari, camkanlah bahwa di depan asma samudera yang
tak terbatas, sudah sepatutnya selaras dengan adab seorang hamba untuk
menyungkurkan diri dalam ketaatan terhadap-Nya sebagaimana adab menyahajakannya
untuk menghempas diri dalam mahligai ketaatan pada-Nya, dengan posisi yang
lemah, bekal yang sedikit, ketidakberdayaan yang tak terbilang, sementara
kebutuhan sangatlah banyak. Dia hanya bisa berdiri tegak dalam naungan ketaatan
kepada-Nya, dengan memanfaatkan mutiara kehidupan. Karena Allah hanya
menurunkan perintah-perintah yang baik saja dan tidak melarang kecuali hal-hal
yang nista.
26. Anakku, aku telah menjelaskan
keapdamu wajah dunia, yang buruk dan yang indahnya. Aku juga sampaikan kepadamu
apa yang akan menjadi abadi dan apa yang akan sirna dari dunia ini. Juga telah
kuceritakan kepadamu tentang kampong akhirat dan apa yang telah dipersiapkan
untuk para penghuninya. Kadang-kadang aku juga menjelaskan dengan tamsil
(perumpamaan-perumpamaan), tidak lain agar engkau lebih mengikuti cara hidup
orang-orang yang saleh dan berhati-hati. Sesungguhnya orang-orang yang bisa
melihat kehidupan dunia dengan jernih dan selalu selamat dari
jebakan-jebakannya, ibarat para musafir yang melintasi dataran gersang,
tenggelam dalam musim paceklik berkepanjangan. Hati para musafir ini menjadi sempit
dan membeku tapi kemudian mereka mendengar keberadaan daerah lain yang subur
dan dilimpahi kesejahteraan, akhirnya mereka bergerak ke daerah tersebut yang
dipenuhi oleh kebun-kebun yang rindang dan oase yang selalu melimpah airnya.
Ditengah-tengah perjalanan itu, mereka dihadapkan pada berbagai kesulitan; harus berpisah dengan orang-orang yang disayangi,
kekurangan makanan sebelum menginjakkan kaki didaerah baru yang nyaman.Mereka
tak menghiraukan penderitaan apa pun yang ditemui dalam perjalanan dan tidak
merasa rugi dengan biaya yang telah dikeluarkan, karena tidak ada yang lebih
membahagiakan selain secepatnya sampai di tujuan tersebut.
Sementara mereka yang terseret dalam
permainan duniawi, ibarat orang-orang tinggal di daerah yang subur dan
tiba-tiba diusir darinya agar mengungsi ke tempat yang penuh dengan
penderitaan; yang siang harinya adalah kegelapan dan malam harinya tanpa ada
akhirnya. Tiada yang lebih dibenci daripada perpisahan dengan keadaan mereka
semula dan memasuki tempat baru.
27. Wahai anakku, dalam kegiatan
bermasyarakat, jadikan dirimu sebagai neraca yang adil di sekitarmu.
Berperilakulah yang baik terhadap yang lain sebagaimana engkau juga ingin
mendapatkan penghormatan yang baik dari mereka. Senangilah bagi orang lain apa
yang kausenangi bagi dirimu sendiri,
bencilah untuknya apa yang engkau benci untuk dirimu sendiri. Janganlah berbuat
zalim terhadap yang lain sebagaimana engkau juga tidak suka orang lain
bertindak zalim terhadapmu. Banyaklah berbuat kebajikan sebagaimana engkau juga
ingin orang lain berbuat kebajikan terhadapmu. Jangan sekali-kali membenarkan
dirimu berbuat sesuatu yang engkau tidak membenarkannya dari orang lain dan
relakan hatimu menerima sesuatu yang kaurelakan bagi orang lain. Nilailah buruk
dari dirimu, juga apa yang engkau nilai itu buruk dari yang lain, juga jangan
terlalu membebani orang lain dengan sesuatu yang dirimu sendiri juga tidak suka
dibebani dengannya. Hentikanlah menyatakan sesuatu tanpa ilmu pengetahuan,
meskipun sebenarnya engkau mengetahuinya sedikit sekali. Janganlah mengucapkan
sesuatu yang kau tidak ingin orang lain mengucapkannya padamu.
28. Anakku, ujub terhadap diri sendiri
adalah menyesatkan juga racun bagi akal. Bekerjalah dengan membanting tulang
tapi jangan biarkan engkau hanya menjadi juru simpan bagi yang lain. Saat
engkau mencapai tujuanmu, jadilah manusia yang paling tawaduk dan rebahkan
dalam haribaan ketaatan pada-Nya.
29. Ketahuilah, didepan wajahmu
terbentang jalan yang sangat panjang dan
terjal penuh onak dan duri. Untuk menempuh perjalanan ini, engkau membutuhkan
dua hal: pertama, kemampuan menemukan jalan yang lebih dekat, dan kedua, yaitu
membawa perbekalan yang tidak memayahkan perjalananmu. Lantaran itu, janganlah
engkau memikul sesuatu yang tidak sanggup kaubawa. Namun, jika engkau melihat
seorang darwis yang mau mengangkat bebanmu dan akan mengembalikan lagi (bekal
itu) kelak di hari kiamat, janganlah engkau sia-siakan peluang emas ini.
Biarkan dia membawa bekalmu sebanyak-banyaknya karena bisa jadi engkau mencari
(orang yang akan memikul beban) tapi tidak lagi egkau temukan. Manfaatkan
saat-saat engkau sedang jaya dengan memberi pinjaman kepada orang yang
membutuhkannya agar engkau mendapatkan kembali yang kaupinjamkan itu di saat
engkau sedang terpuruk.
30. Ketahuilah, perjalanan ini tidak
selalu mulus karena ada yang menunggumu, yaitu bukit yang amat terjal. Orang
yang ringan bebannya lebih beruntung daripada yang membawa beban yang lebih
berat. Orang yang lambat, lebih rugi dari yang bergerak dengan cepat. Engkau
mau tidak mau harus menuruni bukit itu menuju surga atau neraka. Suruh sang
pemandu jalan untuk mempersiapkan tempat tinggal (yang baik)bagimu. Sang
pemandu itu adalah keridhaan Tuhan. Jika engkau tidak merampungkan
persiapannya, maka setelah kematianmu, engkau tidak akan memperolehnya lagi dan
engkau tidak akan mendapatkan kesempatan lagi kembali ke dunia.
31.
Renungkanlah, Sang Pemilik Perbendaharaan langit dan bumi telah memberikan
kewenangan padamu untuk berdoa. Dia menjamin akan mengabulkannya. Sesungguhnya,
Dia menyerumu agar engkau memohon pada-Nya; agar engkau meminta rahmat-Nya dan
Dia akan memberi rahmat padamu. Allah SWT di singgasana suci-Nya, Dia tidak
mengunci Diri-Nya dengan gerbang yang akan menghalangi dirimu dengan Diri-Nya.
Dia juga tidak memaksamu untuk mengandalkan wasilah antara dirimu dan diri-Nya.
Dia juga tidak memaksamu untuk segera bertaubat atas dosa dosamu.
Dia
juga tidak mencela ketika engkau bertaubat (dengan membawa lumpur dosamu).
Meskipun engkau patut dipermalukan tapi Dia tidak mempermalukan dirimu. Dengan
enteng, Dia akan menerima taubatmu. Dia juga tidak ingin memayahkan beban
taklifmu. Dia memiliki sifat kasih sayang yang tidak akan membuatmu payah. Bila
kauurungkan niatmu untuk melakukan dosa, Dia akan menghitungnya sebagai suatu
perbuatan baik yang layak diberi pahala. Dia menghitung dosamu satu kali dan
mengganjar amal baikmu dengan pahala sepuluh kali lipat. Tuhan Yang Maha
Penyayang member peluang (kepadamu) untuk kembali pada-Nya dan meraih
keridaan-Nya. Saat engkau menjerit memanggil-Nya dari hatimu yang paling dalam,
Dia menyelami kepedihan hatimu. Dia selalu memberi waktu kepadamu untuk
menyampaikan hajat-hajatmu. Bukalah pintu hatimu selebar-lebarnya.
Dia
akan menampung seluruh curahan kegelisahan kalbumu. Ulurkanlah tanganmu sambil
membawa segala keluh kesahmu. Agar pendar kasih sayang-Nya membersihkan awan
kesedihan dari langit hatimu. Mintalah agar Dia membereskan kebutuhan duniamu,
dari khazanah kebaikan-Nya yang tak terbatas (yang kauinginkan) yang tak ada
lagi yang mampu menjamin segala keperluan makhluk seperti tambahan umur,
kesehatan badan dan rezeki yang melimpah dan penuh keberkatan.
32.
Sekarang engkau telah menemukan khazanah-khazanah Rububiyah-Nya. Engkau telah
meraih tetesan dari samudera kasih sayang-Nya, jadi sekarang engkau juga layak
mencari perbendaharaan-perbendaharaan rahmatNya yang lain. Allah Swt telah
member izin padaku untuk meletakkan perbendaharaan itu untukmu. Setiap kali
engkau menginginkannya, engkau tinggal membukakan pintu-pintu keterkabulan doa
dari-Nya dan rauplah hujan rahmat-Nya. Janganlah sekali-kali hatimu menjadi
kisruh karena terhambatnya permintaanmu, karena itu bisa jadi lahir dari
kepicikan (hatimu) dan bukan dari kekurangan dermawan-Nya. Bisa saja,
tersendatnya (pengabulan) doa itu akan melipatgandakan pahala dan memperbesar
karunia. Kerapkali permintaan itu tidak dikabulkan lantaran ada yang lebih baik
yang akan diberikan di dunia ini atau di akhirat kelak. Seringkali jika
permohonanmu itu dikabulkan, engkau akan menyimpang dari agama. Alangkah tidak
patutnya engkau meminta sesuatu yang tidak bermanfaat. Tapi menghibalah
kepada-Nya, kepada Sang Pemilik Kebaikan yang abadi, lantaran harta bukan
untukmu dan engkau hidup bukan untuk harta.
33. Ketahuilah, wahai anakku, dunia terlalu kecil
untuk menjadi manifestasi keluhuran manusia. Yang bisa menjadi manifestasi
sempurna bagi manusia adalah akhirat. Karena engkau ini diciptakan untuk
keabadian dan bukan untuk dunia; engkau diciptakan untuk kematian dan bukan
untuk hidup. Mau tidak mau, engkau harus meninggalkan dunia dan menetap di
tempat lain yang abadi dan tidak mengandung kekurangan apa pun. Yang akan
memindahkanmu dari alam yang terbatas kea lam yang tak terbatas adalah
kematian. Engkau adalah buruan yang tidak bisa melepaskan diri dari cengkeraman
(kematian). Maut adalah pemburu yang engkau tak mungkin bisa lolos darinya.
Dimana saja engkau berada, engkau akan dimangsa olehnya. Jadi, takutlah engkau
akan kematian yang akan menyergapmu saat engkau sedang tenggelam dalam dosa dan
engkau masih menangguhkan taubat. Akibatnya, engkau telah mencelakakan dirimu
sendiri.
34. Anakku, ingatlah kematian dan (akibat)
setelahnya, karena engkau akan memasuki lorong-lorong penuh bahaya yang
mengejutkan. Ya, jagalah kesadaranmu tentang kematian sehingga engkau
menghadapinya dengan membawa bekal yang cukup. Janganlah sampai alpa dengan
kematian yang tiba-tiba merenggutmu.
35. Kausaksikan sendiri bagaimana kehidupan orang
orang yang rakus dengan dunia, ibarat para pemangsa bangkai diatas tumpukan
bangkai-bangkai yang berbau busuk menusuk hidung. Seluruh wujud mereka adalah
perut yang saling cakar memperebutkan bangkai. Tajamkan penglihatanmu. Siap
siagalah menghadapi serangan. Jangan sampai terlena oleh omongan manis (ahli
dunia). Yang terbaik dan yang paling jujur untuk mengatakan tentang ihwal dunia
adalah Tuhan sendiri, karena Dia telah menelanjangi hakikat dunia (sebagaimana
adanya ia). Dia telah membongkar kebobrokannya dengan mengatakan, “Mereka yang
terdampar dalam kubangan dunia ibarat anjing-anjing gila yang kelaparan, yang
suka menggonggong atau ibarat binatang-binatang buas yang siap menerkam dan
memangsa makhluk-makhluk yang tak berdaya.” Si kuat menganiaya si lemah. Para
pemuja dunia ibarat unta unta yang terikat atau unta yang mabuk yang
terjerembab didalam sumur, yang tiada penggembala yang akan menjaganya dan
tiada cahaya dari para pembawa obor. Para pemuja dunia akan terjerumus kedalam
kesesatan dan tidak mampu melihat mercusuar kebenaran, mereka terlunta lunta
dalam kebimbangan, diperbudak oleh perut dan syahwat, sehingga mereka
menukarkan kenikmatan yang suci dengan sampah-sampah berbau busuk. Mereka
bermain dengannya dan ia dipermainkan olehnya sehingga lupa akan hari esok.
36. Wahai para musafir! Berhentilah sejenak dan
sadarilah bahwa kegelapan sebentar lagi akan sirna. Kalian akan sampai pada
kafilah berikutnya, yang mengendarai kendaraan malam dan siang hari. Mereka
akan terus bergerak meskipun mereka bertahan berdiri. Mau tidak mau, mereka
akan diarahkan ke kampung aslinya, meskipun mereka hanya berdiri dan
berkemaslah agar engkau dapat menyusul kafilah berikutnya.
37. Ketahuilah, engkau tidak mungkin bisa mencapai
semua cita-citamu! Engkau tidak bisa melampaui batas ajal yang sudah ditentukan
untukmu. Karena itu, bersahajalah dalam pekerjaan dan kehidupan, bersemangatlah
dalam mencari rezeki dengan cara yang baik. Namun ada kalanya kerja keras
mencari penghidupan dapat membinasakanmu. Tidak setiap orang yang mendapatkan
rezekinya, dan tidak setiap yang bertindak sederhana dan lugas dalam mencari
rezeki akan kehilangan rezekinya.
38. Jagalah dirimu! Hormatilah dirimu (dengan
tidak melakukan) hal-hal yang tercela meskipun hal itu mendatangkan hujan
kemewahan, karena tiada yang bisa menggantikan kehormatan diri yang telah
tercampakkan. Janganlah kaugadaikan dirimu kepada yang lain padahal Allah telah
membebaskanmu. Apa gunanya kebaikan jika harus didapat dengan kejahatan. Apa
gunanya keuntungan kalau harus merusak diri? Kebaikan dan kesejahteraan hanya
bisa diraih dengan kebaikan dan kesederhanaan.
39. Waspadailah serangan ketamakan lantaran ia
akan menghempaskanmu pada kehancuran.
40. Seluruh karunia itu datang dari Allah, tidak
dari yang lain. Hanya orang-orang yang memiliki iman tinggilah yang meyakini
Allah sebagai walinya. Jika engkau mampu meraih rezeki dari Allah tanpa
perantara yang lain, lakukanlah! Yakinlah bahwa apa yan sangat sedikit dari
Allah itu lebih agung dan lebih mulia daripada yang banyak yang berasal dari
makhluk- Nya.
41. Meralat apa yang tercetus dari lisan yang
diam, lebih mudah dari memperbaiki kerugian akibat kata-kata yang telah keluar.
42. Mempertahankan apa yang kau miliki, lebih
mudah daripada meminta yang menjadi milik orang lain. Tidak mengharapkan belas
kasihan dari yang lain lebih manis daripada memohon pada yang lain. Menelan
pahit ketidakberdayaan lebih baik daripada menghiba-hiba pada yang lain. Kerja
keras dengan cara terhormat lebih baik daripada kaya tapi tercela. Manusia itu
lebih baik dari rahasia dirinya. Terkadang mencari nafkah bisa mencelakakan
dirinya.
43.
Seringlah duduk dengan orang-orang yang cerdas agar engkau menjadi
seperti mereka; jauhilah orang-orang yang berperilaku buruk agar tidak seperti
mereka; seburuk-buruk makanan adalah yang haram dimakan; kezaliman terhina
adalah kezaliman atas si lemah; jika kelembutan ditanggapi dengan salah,
gunakan ketegasan (untuk mengatasinya); kadang-kadang penawar bisa menjadi
racun, dan kadang-kadang racun bisa menjadi penawar; kadangkala yang member
nasihat bukan ahlinya, dan yang ahli dalam menasihati malah berkhianat;
janganlah sekali-kali percaya dengan angan-angan sebab itu modal si dungu;
orang-orang yang berakal akan banyak belajar dari pengalaman, dan sebaik-baik
pengalaman adalah yang memberikan pelajaran; tidak setiap yang mengejar
mendapatkan buruannya dan tidak setiap yang mencari mendapatkan (apa yang
dicarinya); tidak setiap yang lenyap akan kembali; tanda kesialan adalah
menyia-nyiakan perbekalan, dan datang dengan tangan kosong di hari kiamat;
setiap urusan ada akibatnya; akan menjangkaumu apa yang telah ditakdirkan
untukmu; yang selalu mencari keuntungan akan dirundung bahaya; seringkali yang
sedikit, malah lebih banyak mengandung keberkahan; tidak ada kebaikan dari
penolong yang hina, dan tidak ada kebaikan dari sahabat yang tertuduh;
arungilah zaman selama kendaraannya merunduk padamu; engkau akan binasa jika
selalu ingin lebih; waspadalah dengan pembangkangan (kuda yang suka berperang)!
44. Giatlah untuk mendekati saudara-saudaramu yang
ingin memutuskan hubungan kekeluargaan denganmu; jadilah penyayang saat mereka
menjadi keras; dekatilah ketika mereka menjauh; bersikap lembut saat mereka
kasar dan maafkanlah ketika mereka banyak menyakitimu; jadikan dirimu
seolah-olah budak mereka dan seolah-olah mereka sangat berjasa padamu serta
lakukanlah secara sewajarnya; balaslah sikap dingin mereka dengan kehangatan,
tapi lakukanlah hal itu seraya mempertimbangkan waktu dan tempat; jangan
lakukan hal itu pada orang yang tidak tepat; jangan bersahabat dengan musuh
sahabatmu; karena itu berarti engkau akan menjadi musuh sahabatmu; sampaikan
nasihat kepada saudaramu, yang baik atau yang tidak baik, dengan tulus;
kendalikan amarahmu, sebab saya tidak pernah melihat akibat yang lebih manis
darinya dan lebih baik (dari mengendalikan amarah).
45. Layanilah dengan kesantunan orang yang bersikap
kasar terhadapmu, mnudah-mudahan dia juga akan bersikap lembut padamu;
hormatilah musuhmu, karena itu adalah kemenangan yang paling indah. Jika dia
ingin memutuskan hubungan dengan saudaramu, bukalah juga jalan untuk berdamai
dengannya karena bisa jadi suatu hari nanti
engkau ingin menyambungkan silaturahmi dengannya; jika engkau dikira
orang baik, tegaskan kebaikanmu itu.
46. Jangan kausia-siakan hak saudaramu dengan
mengingat akan perjanjian antara dirimu dan dirinya, yaitu bahwa tidak disebut
saudara orang yang suka menyia-nyiakan haknya, dan janganlah membiarkan
keluargamua menjadi makhluk yang paling celaka dalam melayanimu; janganlah
terlalu berharap terhadap yang mengabaikanmu; jangan jadikan saudaramu setelah
bermusuhan denganmu adalah orang yang paling berani memutuskan hubugan denganmu
daripada menyambungkannya; jangan engkau biarkan keberanianmu berbuat buruk
mengalahkan keberanianmu berbuat baik; jangan terlalu gencar melebih-lebihkan
kezaliman orang yang menzalimimu karena dia merugikan sekaligus juga memberikan
manfaat; jangan berbuat buruk kepada orang yang memasukkan kebahagiaan
(terhadap dunia) pada hatimu.
47. Ketahuilah, wahai anakku, rezeki itu ada dua
jenis: rezeki yang kaucari dan rezeki yang mencarimu. Jika engkau tidak
mencarinya, ia akan mednatangimu. Alangkah jeleknya menghiba-hiba karena
keperluan dan memiliki sikap dingin saat makmur; kebutuhan pada dunia hanya
sekedar untuk membereskan keperluanmu. Jika engkau suka mencerca atas apa yang
kauberikan pada yang lain, cercalah juga apa yang akan menjadi milikmu. Dunia
dan kehidupan itu tidak berbeda satu sama lainnya, selalu mengalami (perputaran
sejarah), maka hidupkanlah masa lalu untku menjadi mercusuar masa depan.
48. Janganlah menjadi orang yang harus dinasihati
dengan cara yang kasar. Orang yang berakal dapat diluruskan dengan nasihat,
sementara hewan hanya bisa dikendalikan dengan cambuk. Lawanlah lascar
kesedihan dengan tameng kesabaran dan keyakinan; sesiapa yang melampaui jalan
yang bersahaja, dia akan menjadi berlaku lalim. Bersahabatlah dengan
orang-orang yang searah-sejalan. Sahabat sejati adalah yang selalu jujur saat
berada di sampingnmya atau tidak disampingnya, sedangkan hawa nafsu itu membuat
buta.
49. Seringkali orang yang jauh lebih akrab dari
yang dekat, dan yang dekat lebih jauh dari yang jauh. Orang yang terasing
adalah yang tidak punya sahabat dan sesiapa yang melanggar kebenaran akan
sempit jalannya; sesiapa yang memaksimalkan kadar dirinya, dia akan kokoh.
Ikatan paling kuat yang engkau harus mengikat dengannya adalah ikatan antara
dirimu dengan Allah. Orang yang melihatmu sedang tenggelam tapi tidak
mengulurkan tangannya maka dia adalah musuhmu. Kadang-kadang yang membuatmu
putus asa itu mengandung karunia dan ketamakan itu mencel;akakan. Tidak setiap
aib itu akan tersingkap dan tidak setiap kesempatan itu bisa dimanfaatkan.
Boleh jadi yang melek salah melangkah dan yang buta mencapai tujuannya.
50.
Tahanlah keburukan dan kerusakan, karena engkau menguasa waktunya.
Memutuskan hubungan dengan si jahil, sama dengan menyambungkan hubungan dengan
kaum cendekia. Sesiapa yang merasa nyaman dengan zaman, dia akan dihianatinya,
dan sesiapa yang melayani zaman, dia akan dihinanya. Tidak selalu yang melempar
mengenai sasarannya. Jika sang sultan berubah (pikiran), zaman juga berubah.
Carilah teman seperjalanan sebelum menempuh perjalanan dan temukanlah tetangga
sebelum tinggal disebuah rumah. Jauhilah pembicaraan yang menggelikan sekalipun
dengan menukil kata-kata orang lain.
51.
Engkau tidak usah bermusyawarah dengan perempuan, karena pendapat mereka dapat
mengaburkan, tekad mereka menjadi lemah.
Jagalah
mata dari mereka dengan menabirkan hijab. Kehormatan dan keselamatan perempuan
hanya dengan menjaga hijabnya. Perempuan yang berkeliaran dijalanan, sama
dengan mengundang laki-laki yang tidak baik kedalam rumah pribadinya. Jika
engkau bisa membuat perempuan tidak mengenal selain dirimu, lakukanlah. Namun
juga jangan engkau bebani perempuan diluar kesanggupan mereka; lantaran
perempuan itu wewangian dan bukan jagoan. Janganlah melampaui batas dalam
memuliakan perempuan, dan janganlah engkau telantarkan mereka sehingga
meminta-minta kepada yang lain. Janganlah terlalu pencemburu karena hal itu
akan menyudutkan wanita yang salehah karena dituduh tidak baik.
52.
Berikanlah tugas yang jelas kepada para pekerjamu yang akan engkau minta
tanggung jawabnya. Itu lebih baik sehingga mereka tidak saling memikulkan tugas
pada yang lain. Muliakan keluarga sekitarmu karena mereka adalah sayap yang
dengannya engkau bisa terbang. Keluarga adalah sayap untuk terbang, tempat
berlabuh dan tangan untuk meraih keberhasilan.
53. Aku titipkan agama dan duniamu kepada Allah
dan aku memohon kebaikan bagi takdirmu didunia dan di akhirat kelak.
Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar