5# man shobaro dzhafiro 4th may 2012
Alif sakit typus. Dan airmataku yang
dari tadi kutahan berkali kali luruh seketika. Seakan ikut merasakan ‘kematian’
menuju ‘kehidupan’ si alif. Tangisan tanpa suara mengantarkanku pada peristiwa
kelas V di gontor putri 1 sebagai bagian keamanan.
Masa masa sulitku dan masa masa
tahajjud serta doa doa panjangku yang disaksikan bisunya malam. Khidmat sekali. Seakan tersedot oleh
pusaran waktu masa lampu dan aku terheran;
Pada masa itu, semakin banyak aku
berdoa, semakin bertubi tubi cobaan itu datang.
Aku tak memiliki guru spiritual yang
bisa kutanyai;
Kenapa
Allah tak henti hentinya memberiku cobaan?
Seakan
tak mengizinkanku bernafas barang sekejap?
Sementara aku menulis
ini, jam sudah 02:22 pagi .
Dan aku belum tidur
sekejap pun.
Padahal, sudah pasti
besok pagi aku harus menjaga pasien lagi.
Punggungku panas dan
pegal.
Kepalaku berat, mataku
mengantuk dan mulutku berkali kali menguap.
Tapi, semangatku membaca
dan menulis tak juga tertidur.
Sebenarnya, bisa saja kuteruskan
membaca besok, sambil duduk di rumah sakit, tapi tentu aku malu jika nanti aku
meneteskan air mata didepan mereka ketika menemukan kata kata yang menggugah
hati, mewakili rasa, menikam jantung dan mengoyak ngoyak kisah masa laluku? Aku
manusia sentimentil.
Tapi, aku tetap harus tidur…
meski kutau, aku bisa ketinggalan atau
bahkan terlewat untuk subuh.. semoga saja tidak.
3# Energi yang berputar 4th
may 2012
Aku
memang tak paham tentang ‘hukum kekekalan energi’ tapi dulu pernah ada
seseorang yang mengatakan kepadaku bahwa energy itu tak bisa hilang, hanya
berpindah, berubah bentuk. Perkataannya memang tak kupahami arahnya, namun
terekam diotakku, dan muncul secara tiba tiba dihari hari yang menginspirasi.
Seperti
malam ini, ketika membaca bab per bab buku pak Fuadi, otak dan hatiku saling
berinteraksi. Seakan ingin mengeluarkan banyak hal. Terbukti, buku beliau telah
memberiku suntikan energi. Pak Fuad tidak sekedar menulis seperti yang
kulakukan sekarang, hanya sekedar menulis.
Tapi,
ia menghasilkan karya dari kumpulan energinya yang terfokus dari beberapa tahun
yang silam. Man yazroq yahsud--Siapa
yang menanam tentu akan menuai—as you sow so shall you reap--Ia menanam kegigihan
lalu memetik buah kesuksesan.
Tapi,
yang lebih penting dari kesuksesan yaitu ia mendapat bonus: KEPUASAN BATIN dan
KEBERKAHAN. Karna didalam gerakan,terdapat berkah. Seketika aku tersadar dan kemudian
berfikir dalam sebuah Tanya yang menghujam rasa.
Lalu, dimana Energi ku sebar?
Aku
menangis. Tanpa rencana. Di judul panen raya. Paragraf pertama, kalimat ke 4
dan 5.
Airmataku
seakan dengan senang hati turun, mengalir deras bagai anak sungai--mengapresiasi
keberhasilan seniorku dalam tulisannya yang mengobok obok peti mati “masa lalu
dalam sepenggal kisah digontorku”
“Walau bukan Tek.
Penerbangan ITB,
seperti impian
awalku,
jurusan hub
internasional adalah sebuah rezeki besar bagi diriku”
Huruf
huruf melayang seketika. Lalu kulanjutkan membaca paragraph berikutnya. Dan
terhentak kembali dengan kata kata “lunas!
Man yazra yahsud, begitu pepatah yang diajarkan di PM.”
Oh,
ternyata masih ada yang kuingat dari ilmu yang kudapat digontor, aku menangis
lagi. Tapi satu hal kuingat untuk terus akan kucari solusinya: aku sedang
kehilangan kepercayaan diri. T-O-T-A-L.
Sungguh,
beruntunglah mereka yang selalu mendapat dukungan apapun keinginan dari
orangtua tanpa ‘kata kata merendahkan, menyepelekan kemampuan diri.’ Beruntunglah
yang mampu mengkomunikasikn emosi dengan benar.
Dimana keberadaanku?
Energiku berputar, tanpa arah tanpa tujuan.
Dan kini, kuharap tidak lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar