Jam 21:11
Udah
kelar segala aktifitas hari ini. Seharian ini hanya tentang aktifitas yang
berhubungan dengan dunia luar. Dari pagi sampai malam baru pulang, tapi, memang
gak ada yang special, bukan kegiatan yang direncanakan sedemikian rupa buat
menysun dan menapaki langkah demi langkah kesuksesanku, tapi hanya sekedar
melengkapi keadaan yang ada, menjalani, sekedar bersyukur atas waktu luang,
mengisi waktu bersama keluarga setelah peristiwa ‘hampir tsunami’ yang terjadi
di bulan April 2012.
Semua orang memiliki
aktifitas yang padat demi mensukseskan masa depannya, menapaki kehidupan dengan
dinamis, optimis, penuh gairah dan mendebarkan. Tapi aku mendapati diriku hanya
sekedar menjalani rutinitas yang ada, jikapun aku memiliki mimpi. Aku tak
memiliki cukup keberanian untuk meraihnya dengan sepenuh hati, jiwa dan raga.
Tapi
hari ini, aku tersentak, sebagaimana hari hari sebelumnya ketika syaraf malu
dan ambisi ku mulai tergerak. tapi kali ini, amarah, kekecewaan, kebingungan,
rasa rendah diri telah ikut campur untuk menendang keluar diriku yang
sebenarnya. Ada apa?
Tak ada, hanya
menjadi seseorang yang sedikit berbeda untuk beberapa saat saja, jawab jiwa
phlegmatisku.
ketika
sang ambisius bertanya “siapa dirimu sebenarnya?”
“Aku ini penulis.” jawab batinku.
Tapi
si ambisius ini tak serta merta menerima jawabanku, ia pun meyangkal jawabanku
dengan pertanyaan yang menghujam jantung.
“mana karyamu?” Tanya nya dengan
lantang.
Aku
terdiam. Tak bisa menjawab. Dan ia seakan tak puas dengan keterpurukanku, lantas
berkata lagi.
“Ah, kau penulis
palsu!”
“oh maaf aku sedang menulis beberapa buku”
jawab sisi phlegmatic-ku segera mengambil peran agar tak disabotase olehnya,
mengambil jalan aman untuk jawaban yang dibutuhkan sang api.
“Buku yang mana?” Lagi lagi ia
menghujam pertanyaan yang menancap ego.
“Setauku ada banyak
calon bukumu yang tak jadi karna ditelantarkan berminggu dan berbulan bulan.”
Setauku,
teman teman penulismu-bahkan yg usianya lebih muda darimu, selalu menikmati
kerja kerasnya untuk berpacaran dengan laptop ditiap malam untuk menulis novel.
Memperjuangkan
bakat dan hobi yang dipilihnya untuk ditunjukkan keluar, dipertontonkan kepada
dunia, dan kau? Kau? Apakah kau tidak malu? Kerjamu berhari hari hanya bersantai, menulis
jika sekedar ada mood, jika sekedar ada waktu luang, jika sekedar ada suasana
yang nyaman dan mendukung, tak ada perjuanganmu, tak ada kenikmatan dari setiap
tulisanmu, kosong, semua kosong, kau penipu, menipu dirimu sendiri!
“Tidak! aku tidak bohong,”
aku
hanya belum maksimal untuk mengeluarkan kemampuanku sepenuhnya, karna aku masih
sakit, Kemampuanku terbatas, sedangkan ide ide dan semangatku tumbuh kuat
dimalam hari, disaat suasana sunyi, namun aku tak berani untuk tidur malam saat
saat ini, masih dalam proses pengobatan.
“Ah, omong kosong
!!!!”
Dan kami pun sama
sama diam, membisu,
mencoba saling
memahami diri kami tanpa berbicara lagi dan berbantah bantahan . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar