Proloque:
Sebenarnya, ini juga tulisan masa lampau.
Pokoknya, ku upload semua tulisan lamaku, dan menghapus file file yg ada di laptop.
Membuang yang harus dibuang.
Karna, pasti ada yang sedang membutuhkan ini.
Maaf ya, kutunda beberapa lama.
Untuk yang merasa, maaf ini hanya fiktif. Ulasan emosi dibalut imajinasi. Yang tak nyata.
Berharap, sampah ini berguna untuk didaur ulang masyarakat yg sedang membutuhkannya.
Dan sekali lagi maaf, karna banyak tulisan tersimpan olehku.
"Seharusnya kita bersatu, seperti bersatunya kebenaran. Tak perduli akan perbedaan itu. Tujuan kita satu, Allah kan?"
AKU HARUS F O K U S !!
Akan menyenangkan bagiku jika aku dikelilingi orang orang besar yang
telah menjadi besar karna mereka pasti memiliki lebih banyak waktu untuk
mendidikku, membesarkanku, menuntunku. Jika banyak gelombang yang kukeluarkan
pasti banyak gelombang yang kutangkap. Aku takut untuk bersikap liar seperti
dulu kala.
Sungguh-aku-takut-sekali-Ya Allah-tolong, ampuni hamba.
IDEA
Brutal, liar, kasar,
meradang, beku.
Ya itu semua tentang
kami. Kami sama. Hanya beda bungkus. Aku minta maaf jikalau pihak pihak yang
terlibat dalam kehidupan kami, turut serta merasakan goncangan yg tidak kami
rencanakan. Ini hanya tentang keterbatasan kami. Hanya tentang ketidakmampuan
kami menerima kenyataan. Hanya tentang ketidakmampuan kami menaklukkan waktu.
Hanya tentang ketidakmampuan kami merangkum emosi. Hanya tentang ketidakmampuan
kami menterjemahkan emosi emosi kecil. Hanya tentang ketidakmampuan kami
menepiskan ego.
Ini juga hanya tentang
perbedaan cara kita s e m u a dalam
berfikir. Kami tidak ingin menyalahkan keputusan kami dalam berfikir begitupun
sebaliknya. Kita semua unik. Tak ada
yang tidak tercatat oleh Nya, semua kisah dalam warna.
Kutuliskan ini tentang
kamu & dia. Aku & bayangan. Serta beberapa orang dari kita. Ada byk hal
yang tidak bisa kita rengkuh, apakah selanjutnya hanya akan menjadi aksi bisu?
Seharusnya tidak. Tapi ada pula makna dalam bisu: Sebuah amarah tak terbendung
logika.
Ada lagi, ketika hati kecil tak terdengar…
beberapa dari kita pun telah mampu meruntuhkan nurani. Karna yang ada dalam
hatinya hanya dominasi k e I n g I n a
n. Yang mana kita pasti tau bahwa keinginan
& nafsu berkawan kental. Apakah itu juga harus disalahkan ? Mungkin
iya… Tapi tidak sampai self sabotage ya ;)
Tapi, adalah Allah
yang menggetarkan jiwa. Maka, masih pantaskah kita melupakanNya? Masih
pantaskah kita menghakimi sesama ciptaanNya yang lemah? Masih pantaskah aku
untukmu? Masih pantaskah kamu untukku ? Hanya Allah yang tau, sungguh hanya Ia
sang Maha. Tapi aku tak mampu. Sungguh aku tak mampu untuk tidak merayu.
Sesungguhnya, aku memiliki kemampuan itu, dan telah lama kusimpan hingga ia pun
layu. Kusimpan untukmu yang akan halal bagiku dengan cara terbaikNya.
s-p-a-s-i
Knock..knock.. kuketuk
hatiku, hatimu. Berharap disitu ada kesamaan yg pernah menjadi satu warna.
Dimana? Oh tidak ada. Dimana? Oh, ia tidak terawat. Terduduk di sudut ruang.
Membiru bibirku melihatnya tak ber-rupa. Salah siapa? Tidak.. tidak ada yang
salah, Hanya rangkaian synopsis dari Nya. Terpaku aku. Tak tau apa yang bisa
kuperbuat. Mendekatinya & merawatnya
kembali kah?
Aku.. aku..aku……. tak
berani membuat keputusan. Karna kutemukan dua hati disitu. Hidup memang selalu
menjadi sebuah pilihan. . .
Stop talking about H e
a r t! Teriak logikaku. Santai & tegas sekali.. kali ini aku punya banyak
cara & pilihan untukmu.. untuk kita semua.. lakukan atau buang dirinya. Itu
saja. Dan aku-lagi lagi- terpaku..
Apa yang harus kutuju?
Logikaku atau hatiku.
Untunglah, aku masih
punya Tuhan. Aku ingin bercerita padaNya saja.
-
Manusia
tegar yang l e m a h –
Tuhan..
Aku selalu menemukan orang orang seperti mereka.
Kenapa?
Knp? Aku tak mampu lagi.
Allah..
Aku selalu menemukan sisi ter rahasia dari mereka.
Kenapa
aku, knp? Oh, aku lelah.
Engkau memberiku kemampuan menangkap tiap tiap getaran yang
dikeluarkan & disimpan.
Allah.. Aku tidak bisa mengesampingkan
salah satu dari mereka. Kutau ini ujian. Jawaban dari segala doa. Mereka
memilih menemukan hati yang baru untuk menerima rasa yang engkau titipkan. Lalu
aku? Knp tidak kau beri kemampuan yang sama? Tentu tidak salwa, jikalau sama,
kalian tidak akan memiliki rasa ketertarikan. Ok fine. Lalu, Apakah ini cukup
adil untukku? Tentunya tidak. Tapi Allah selalu Maha Adil. Dan Allam selalu
memiliki cara yang berbeda beda untuk bersuara. Begitupun aku.
Ia
pasti mampu melembutkan jiwa liarku, dan aku pun mampu menjinakkan keliarannya
…
Atas Izin Allah, kami akan bersama, someday.
With a lovely perfect way, in a harmonic.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar