Ingin kuterbangkan kata kepada sekawanan para
pen-talaq-
Memang selalu akan sangat mudah untuk mencintai
kelebihan seseorang, itu sebabnya aku tak ingin mencintai dengan akar busuk
seperti ini, ia nya takkan bisa menjadi pondasi yang kuat dalam bertumbuh
bersama. Sehingga, seringkali aku
mengulur waktu yang kutau sangat berharga, untuk melihat kekurangan seseorang
yang sekiranya dapat kunikmati dapat kuterima dengan hidup bersamanya. Jika
kurasa kutakmampu menerima kekurangannya, maka segudang kelebihannya takkan
menyilaukan mataku, insyaAllah walhamdulillahirobbil’alamiin.. semogalah, ini
yang terbaik dari pilihan pilihan semu ku. Amin.
Cinta sejati bagiku, seharusnya kami takkan
kehilangan kata kata jika bersama. Karna setiap tingkah, kata, akan saling
menginspirasi pasangan. Itu makanya, kita selalu bertanggung jawab atas
perasaan pasangan masing masing, karna hal ini adalah hablum minannas di level
3 setelah bergaul dengan diri sendiri, kedua orangtua, lalu dirinya. Semua akan
dipertanggungjawabkan dengan benar, semogalah kita mampu memberi cinta dengan
cara yang baik.
Sampai
batas dimana perasaan itu, tidaklah menjadi sebab utama, karna pada dasarnya
kita memiliki kebutuhan yang kuat. Karna kita manusia. Dan manusia itu lemah,
kawan kawan . . .
Cinta sejati bagiku, jika tak saling menyakiti
namun dengan kebersamaan dapat membuat kami tumbuh hebat bersama. Dapat memberi
cinta yang benar, bukan kecintaan yang liar tak terkendali. Ah, salah besar
jika kalian berkata, saya ini tak punya nafsu. Saya manusia yang punya hal hal
normal seperti itu, sangat punya. Namun, liar tak terkendali disini adalah,
cinta yang dapat membedakan, antara menyakiti dan menyayangi. Menyayangi itu
sulit, menyakiti itu mudah. Perbedaan ini dapat dilihat dari ego. Ya, ego yang
dimiliki sekawanan manusia manusia lemah seperti kita,
Itu makanya,
aku mencintai tasawuf. Agar dapat
menaklukkan; DIRI SENDIRI.
mencintai ushuluddin, agar dapat
menyentuh hati nurani.
Mencintai Alqur’an dan hadist
agar dapat saling menjembatani dalam menginspirasi, saling menguatkan.
Untuk
kata kata di tahun tahun yang silam, yang belum sempat kukumpulkan menjadi
butiran butiran hikmah yang teratur, kuharap segera dapat kususun, menjadi alur
yang bermakna, seperti menyusun keping keping puzzle kehidupan dunia ini.
Aku
melakukannya untuk dapat mencapai jembatan menuju kehidupan abadi, akhirat…
Kuharap, dengan banyak memberi, menjadikan langkah
ku kokoh berjalan dijembatan menuju akhirat. Kita bisa pergi bersama, atau mungkin
berpisah ditengah jembatan.
Terserah
saja, aku lahir sendirian, bergerak di bumiNya sendirian, dan akan kembali
kepadaNya sendirian.
Maka,
meskipun aku tak suka sendirian dan merasa sendiri-aku tetap harus melatih
diri… inilah training untukku saat ini, berusaha mencintai kesendirianku.
Dulu
memang, aku tak sanggup sendiri, sampai selalu menangis karna hukum alam;
bertemu dan berpisah, sampai aku selalu berada dikeramaian.. Tapi aku terkejut,
ketika ku merasa sendirian ditengah keramaian, ditengah hiruk pikuknya suara
tawa. Aku mendengar suara tawa mereka berubah menjadi tangisan yang disamarkan,
lalu disudut kiri kulihat mereka menari, merayakan kegembiraannya-namun mata
dan telingaku menangkap mereka duduk tersungkur disudut gang, sambil memeluk lututnya…..
aku terkejut.
Ada
apa dengan diriku? Atau ada apa dengan diri mereka? Siapa yang salah? Apa yang
salah ? kupilih untuk sendirian dari pada mendengar banyak suara tangisan
disana sini. Kutenangkan diri di sudut kamarku yang berserakan dengan kertas kertas
tak bertuan. Kutangkap airmata mereka, disana. KNOWING OURSELF. KNOWING ALLAH.
KNOW YOUR TASK. MasyaAllah . . .
Disinilah salah satu tugasku, mengumpulkan
kepingan puzzle yang terlepas dari tangan mereka. Lalu memberikannya kembali
kepada mereka, disuatu waktu, ketika mereka sedang membutuhkannya.
Aku tau, tulisan ini masih sangat berantakan. Tapi
tak lantas kujadikan hambatan untuk menulis dan merangkai kata demi kata,
karena segalanya takkan pernah ada yang sempurna sungguh Ia lah pemilik
kesempurnaan. Tugas kita hanya menjalani yang ada didepan mata, hari ni dengan
maksimal, seperti yang kulakukan dalam beberapa masa selepas musim kemarau
panjang yang kulalui. Sekedar menjalani yang ada didepan mata, dengan maksimal.
Ya,
sederhana bukan hidup ini ? jangan diperumit. Lakukan selalu dengan maksimal.
Pagi ini 2nd
October 2012, Tuesday.
Bacaan quranku
baru sampai di as syuaro, Alhamdulillah dapat kubuka hari dengan Alquran, meski
belum mampu kembali shalat sunah seperti yang kuinginkan. Ya, karna fisik ku
sedang nge drop. Mungkin kelelahan? Mungkin perubahan cuaca yang drastis ?
Hujan deras lalu berhenti lalu hujan lagi dan begitu terus ? mungkin karna
kurang olahraga ? mungkin karna ada hak mereka yang belum sempat kuberikan. Tak
tau ya… aku sungguh tak tau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar