Jumat, 20 Desember 2013

Masjid Raya Baiturrahman

Hai fren, maaf ya, saya sedang proses menulis ulang ke blog, tulisan tulisan lama saya. Ditahun tahun sebelumnya, jadi, ga update hehehe.. *dibuang sayang nih ceritanya.

Banda Aceh.

Setelah melewati macet dan maghrib yang harus dijamak di Gunung Seulawah, tiba dirumah mendapati tak ada air. Hmm... air memang sumber kehidupan, entah apa jadinya jika Allah tidak menciptakan air bagi kita, makhlukNya. Maha suci Allah yang menciptakan air untuk bersuci.

Terpaksa kami menggunakan air aqua galon untuk buang hajat dan wudhu, lalu tidur. Besok subuhnya, kebingungan kembali melanda, karena air kami masih belum jalan, bagian yang mengurusi hal itu juga belum menjawab panggilan kami. *Olala..

Ditengah kebingungan untuk shalat subuh, saya hanya diam sambil melihat sinyal hp yangjuga cenut cenut. Oh Tuhan, kami anak aceh dan terbiasa hidup digunung, tapi beginilah beginilah... *singing: kami anak Gunung sehat dan kuat, tapi mengapa badanku tak lagi sehat... :p

Tiba tiba dalam kebingungan paman saya (om.red) dalam menangani air, tercetus oleh beliau untuk ke Masjid Raya, tapi belum terdengar respon dari istrinya, maka saya memutuskan untuk subuh tayamum.. selesai shalat dan berdzikir saya langsung melipat mukenah, tanpa ngaji terlebih dulu, risih rasanya jika membaca quran tanpa sikat gigi. :|


Hingga tibalah saya disini, dimasjid raya baiturahman bersama keluarga, 4 keponakan serta om dan tante, mandi deh. Selepas mandi saya berdiam diri dimasjid ini, bukan untuk berdzikir tapi menulis. And now.. rasanya aku perlu wudhu, duha dan ngaji. Masih ada hal yang ingin kutulis, tentang Aceh, tentang gunung, tentang masjid masjid serta adat dan pola hidup masyarakat aceh, mungkin dilembar selanjutnya, setelah duha saja ya....

*Tulisan ini ternyata ga saya sambung waktu itu teman teman, tapi hari ini coba saya tambah sedikit ya.

Bismillahirrohmanirrohim..
Ada banyak hal kebiasaan kebiasaan buruk yang bisa kita sebut perangai atau tabiat buruk masyarakat aceh ketika kita kesana, mulai dari cara berfikir sampai yang terlihat langsung didepan mata: Kebersihan masjid. Ya, kamar mandi masjidnya kotor, kami sepulang dari masjid berbincang sambil bercanda; "halah, pada jorok ni orang aceh"
"Iya nih, harusnya kan ada yang piket gitu ya, dibayar atau ngga, yang penting diurus gitu masjidnya, masa iya cantik doang tapi ga bersih"
"Mana ada yang mau membersihkan masjid, kalau ga dibayar"
"Setidaknya, yang make kamar mandi tau diri, ga buang sampah sembarangan"
"Yaudah, nanti kalo cani banyak duit cani sewa orang bhat bersih bersih di masjid"
"Hahaha"
Pembicaraann kosong, ya?

Ada lagi, waktu entah yang keberapa saya mengunjungi banda aceh, keluar dari masjid saya ngomel:
"Duh, gimana lah aceh ni mau sukses masyarakatnya.. dimasjidnya ga ada kaca buat ngaca !"
Dijawab ka ayu dimobil, " iya, bener juga tuh dek, kk tadi sempat nyariin kok ga ada kaca. Heran. "
"Itulah bodohnya orang orang aceh, ga pernah ngaca" omelku lagi.

Nah, masih banyak lagi saudara saudara, entang aceh, saya, dan gayo.
Aceh dan gayo adalah dua hal yang secara geografis sama, namun berbeda. Hahaha, ngomogin ras, suku memang ga ada habisnya. Tapi karna saya sendiri orang aceh yang gayo, maka saya cuma membicarakan diri sendiri, jadi gak dosa kan hahha.. tulisan ini sebenernya bisa saya olah menjadi lebih baik lagi dengan solusi solusi gitu dan pengalokasian konflik konflik di negeri ini. Tapi, segini aja dulu deh, semoga bermanfaat.
Teman, mari kita mempertahankan budaya dan adat lama kita yang baik saja, budaya yang buruk, tidak berpengetahuan dan mengandung syirik, jangan dipake!
Teman, mari kita ambil cara hidup yang baik dari barat yang sesuai dengan adat kstimurankita, hang tidak sesuai jangan dipake!
Kalau kita mau jalan lurus, kenapa harus belok belok? Terserah dah, saya mau jalan terus. Yang banyak ngeyel, i dont care.

Karna ini tugas buat kita semua, bukan saya aja kok..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar