Rabu, 25 Desember 2013

Kejadian Manusia





3# Kejadian Manusia
        Dari sini kumaknai: Laa ilaha illa Allah

“Dan Allah telah menjadikan kamu, kemudian mewafatkan kamu.” (70) Manusia dijadikn Allah dari tidak ada menjadi ada, dan setelah di ada, dia pun mematikan. Tiap tiap yang telah dihidupkan pastilah dimatikan; “ Dan dari setengah kamu ada yang dikembalikan kepada seburuk-buruk umur.” Artinya di antara kamu ada yang dipanjangkan usianya sampai sangat tua; “Sehingga dia tidak tahu suatu apa pun sesudah tahu.” Apabila sudah sangat tua maka fikiran dan akal yang sangat cerdas di waktu muda tadi, kian lama kian menurun.

Diriwayatkan orang dari Sayidina Ali bin Abu Thalib, kalau orang mencapai usia 75 tahun, mulailah dia masuk ke dalam suasana seburuk buruk umur. Mudahlah dia lemah dan ingatan tidak kuat lagi dan ilmu pengetahuan mulai hilang.

Dari dalam kandungan ibu sampai lahir ke dunia, mulanya dalam keadaan serba lemah, serba tidak tahu. Kalau usia dipanjangkan Tuhan, bertambah usia bertambahlah kecerdasan. Puncak mednatar dari usia 40 tahun sampai 50 tahun. Dari usia 50 tahun, beransurlah menurun dan menurun lagi, sampai usia 75 tahun. Kalau usia itu telah dicapai, akal mulai mundur, kekuatan mundur, sampai tidak ada ingatan sama sekali, kembali seperti anak anak. Inilah yang dinamai seburuk buruk umur. Umur masih panjang, kegunaan diri tidak ada lagi.

Penulis (ari hayati.red bukan pak prof hehe) jadi teringat masa ketika berlibur dan bersilaturahmi ke kampung sebelah kampung ayah saya, gayo lues. Mengunjungi sahabat kakek saya yang merupakan ayah dari ayah saya. Sahabat kakek saya ini sudah berumur 100 lebih pada masa itu. Namun masih mampu mengingat hal-hal penting dan membaca buku, menulis. Hmm.. nama kampungnya kampung Terangon. Sekarang beliau sudah meninggal. Oia, kakek saya eh sahabat kakek saya itu berkata ketika melihat saya duduk berdekat-dekatan dengan ayah (jahaha) “Ini anakmu kenapa ngga dikasih ke *** saja?” yang artinya, kenapa saya gak dititipkan untuk tinggal di kampung ayah saya saja. Lalu dijawab oleh ayah saya (dengan sedikit gugup.red) iya, dia ini masih kuliah di jakarta. Lalu saya lihat si kakek tersebut tersenyum kepada saya sambil mengangguk-angguk. Takut juga ngelihatnya hahaha.. tapi waktu itu saya banyak bertanya ke ayah, kenapa begini kenapa begitu, kenapa kakek ini kok ingatannya masih bagus, dst. 

Kalau kita fikir, apalah yang kita minta didunia fana ini. Kalau kita memohonkan umur panjang, lalu usia kita dipanjangkan Tuhan, niscaya kecerdasan dan kesigapan zaman muda menjadi mundur. Karena umur panjang, berusia sampai 100 tahun yang disertai oleh kesigapan dan kecerdasan sebagai orang usia 40 tahun, tidaklah akan bertemu. Oleh sebab itu tepatlah yang dilukis diujung ayat: ‘Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui, Maha kuasa.’ (70)

Artinya, Biarlah Tuhan Allah dengan pengetahuanNya yg luas itu, yang menentukan apa yang layak bagi kita. Dia Yang Maha Mengetahui apa yang patut, dan pengetahuan Tuhan Allahlah yang tidak pernah mundur karena umur, karena Tuhan hidup selalu. Dan Dia pula Yang Maha Kuasa menentukan apa yang baik bagi hambaNya. Maka menyerahlah kita kepada Allah dengan sebulat-bulat penyerahan.

Untuk pakaian bagi hidup kita dan perbekalan bagi jiwa kita, Rasulullah saw mengajarkan sebuah Doa yang akan kita baca, memohon agar kita jangan sampai mendapat umur yang paling buruk.

“Dari Anas bin Malik, bahwasannya Rasulullah saw berdoa: ‘Aku berlindung kepada Engkau dari bakhil dan maals, tua dan seburuk-buruk umur, siksaan kubur, fitnah dajjal, fitnah kehidupan dan fitnah mati.” (HR. Bukhari)

Penulis sendiri jadi teringat doa yang dulu agak sering tersebut dalam doa selepas shalat fardhu, Allahumma inni asaluka min khoir fii hadza dunya wa ‘audzubik min syarri hadzaddunya. Allahumma inni asaluka min khoir fii nafsi wa ‘audzubika min syarri fii nafsi. Yang artinya meminta kebaikan dari dunia dan meminta perlindungan Allah dari keburukan dunia, kemudian meminta kebaikan dari yang ada di diri sendiri dan meminta perlindungan dari keburukan yang ada didalam diri sendiri. Memang, akhir akhir ini doa ini sedang jarang digunakan sehabis shalat.

“Dan Allah telah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagiannya tentang rezeki.’ (71) Rezeki itu bukan saja semata-mata harta, tetapi juga rezeki ketinggian fikiran, rezeki ketinggian kedudukan, ada yang menjadi raja dan ada yang menjadi rakyat, ada yang pintar berilmu pengetahuan dan ada yang bodoh, disamping ada yang kaya-raya dan ada yang papa. ‘Tetapi orang-orang yang dilebihkan itu tidak memberikan rezeki mereka kepada hamba sahaya mereka, padahal mereka sama padanya.” Yaitu bahwa rezeki sama-sama bukan punya mereka pada asalnya, hanyalah anugerah dari Tuhanjua. ‘Maka apakah terhadap nikmat Allah kamu akan ingkar?” (71)

Orang yang tidak beriman itu diberi peringatan bahwasanya hamba sahaya mereka sendiri pun bukanlah mereka yang memberinya rezeki. Dan nikmat yang diberikan Tuhan dalam keduduknmu yng lebih baik sepatutnyalah kamu syukuri. Jangan lupa bahwa semuanya itu dari Allah adanya.

“Dan Allah telah menajdikan untuk kamu, dari dirimu sendiri akan isteri-isteri.” (72) Di Hadis Nabi kita Muhammad saw menerangkan bahwa nenek kita Siti Hawa adalah bagian dari diri kakek kita Adam, ayat ini dijelaskan lagi, bahwa isteri kita itu adalah bagian dari kita. Makhluk insane itu satu isterinya, untuk teman hidupnya. Kalau diperdalam lagi, pada pokoknya insane itu adalah satu, meskipun laki-laki, perempuan. Tetapi oleh Tuhan diaturlah beberapa pesawat atau urat urat dalam diri manusia yang akan dijadikan erempuan itu beberapa perubahan “tehnik”, sehingga perempuanlah dia.  Kita dapat melihat hal itu pada perbedaan yang kecil saja diantara ‘alat kelamin’ anak laki laki yang baru lahir dengan ‘alat kelamin’ anak perempuan yang sedikit tertonjol dari lubang qibulnya. Dengan perubahan sedikit saja, dan alat kelamin perempuan dikecilkan untuk menerima, dan alat kelamin laki laki dibesarkan, maka terjadilah manusia jantan dan manusia betina. Maka timbullah hubungan kelamin keduanya dan timbullah kasih mesra, yang satu memerlukan yang lain dan timbullah keturunan: “ Dan dijadikanNya untuk kamu, dari isteri-isterimu itu anak anak dan cucu cucu.”

Maka didatangkanlah agama buat mengatur kesucian hubungan laki laki dan perempun itu, sehingga anak dan cucu dibangsakan kepada ayah bundanya dan kekallah manusia berketurunan di dalam dunia ini: “Dan diberinya kamu rezeki dari yang baik-baik.” Rezeki harta benda, rezeki makan minum, rezeki pakaian dan kediman. Sehingga hiduplah kamu mendirikan keluarga dalam dunia ini: “Maka apakah terhadap kepada yang batil kamu hendak beriman?” Terhadap berhala kamu hendak menyembah? Adakah semua kehidupanmu berumahtangga, beristeri dan beranak dan bercucu dan berkawin dengan teratur itu, suatu anugerah dari berhala ?

“Dan terhadap nikmat Allah kamu hendak kafir?” (72) Allah yang memberikan semuanya itu demikian nikmat ………………………. Bersambung, ayah mau makan pecal.

Tiba-tiba disela-sela menulis ini ayah berkata “Komunitas di tahun 1950-1956 ada 2:
Ada 2 kekuatan besar di Gayo, china dan padang. China berdagang kelontong dan makanan, padang berjualan kain. Orang china mendekati pengusaha, penguasa. Orang padang lengket ke rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar