Jumat, 20 Desember 2013

Dont judge book by its cover

Dont judge book by its cover

Dont judge book by its cover..
Jika aku harus menikah nanti, kuharap aku selau melihat isi dan bukan sampul semata. Gerimis.. Dan saatnya berdoa dengan indah. Ada banyak cara bagi manusia untuk mengatasi rasa takutnya. Berkelahi, berkompetisi, memperbaiki, berdoa, bertawakal, menarik diri, menunjukkan siapa diri, berkomunikasi head to head and heart to heart.

Ketakutan orang orang besar adalah jika terlihat lemah, padahal mereka sudah lemah dari asalnya. Terlihat besar padahal kecil, semu saja. Segala sesuatu tidak terlihat sebagaimana kelihatannya. Terlihat kuat padahal lemah, selemah mental mereka. Karena kebahagiaan hanya akan mendatangi orang yang siap menerimanya.

 Bukanlah kebahagiaan jika dengan mendapatkannya harus dengan mengorbankan hak-hak orang lain serta memangkas kebebasan orang banyak, masyarakat banyak, the peoples. Namun keserakahan dan ketidakmampuan memprioritaskan hal-hal yang layak diprioritaskan. Apa guna jabatan dan apa guna status jika hanya sebagai pelengkap kebodohan diri? Maaf, saya hanya bertanya, sungguh... Agar kita dapat berbagi disini, dibumi, sebelum kontrak hidup ini habis.

 Semoga Allah selalu membantu kita semua menjadi lebihbaik, terus dan selalu dalam lindungan dan petunjukNya. Dan jika diri sendiri belum mampu menaklukkan rasa takut yang dimiliki, bagaimana mungkin dapat membantu untuk mengatasi rasa takut orang lain? Rasa takut yang dimiliki anak anak ?

Dan orang orang yang ingin kita lindungi dan sayangi ? Dan janganlah ragu bahwa Allah Pengatur Alam semesta, Bahwa Allah itu esa, dan hanya ada satu, bukan tiga. Allah pemilik asmaul husnah, nama nama terbaik, bukan sebuah benda. Agar bahagia, didunia dan akhirat. Sadari dann perkuat serta rapatkan barisan.

Jika definisi kebahagiaan selalu berbeda bagi tiap tiap orang, kalangan dan kaum. Maka, kembali lagi bahwa itu semata buah dari takdir, dan yang dapat menolak takdir buruk adalah doa. Sedangkan ilmu tentang doa doa terbaik ada di alquran dan hadist, itu pentingnya bekerja sama dalam membaca kemudian 'membaca' Agar kita selalu bekerjasama, bahu membahu, tolong menolong, dalam menggapai tujuan.

Meskipun, benar adanya bahwa tujuan kita berbeda beda. Maka, penting bagi pemimpin dalam mendeskripsikan kelebihan yang dimiliki tim, serta tiap individu, untuk mengetahui cara kerja yang tepat bagi masing masing dan arahan arahan yang tepat selain evaluasi, motivasi dan pengembangan diri.

Memang, kita selalu mendapat apa yang kita usahakan, kita adalah apa yang kita beri. Jika kebaikan yang kita beri, maka itu akan kembali kepada kita, sebaliknya jika keburukan yang kita beri maka keburukan itu pula yang akan kembali. Naudzubillah.

Saya suka juga berdoa singkat ketika terlalu sibuk dengan aktivitas dunia semu ini. Allahumma inni as aluka min kullii khoir Wa audzubika min kulli syarrin Waastaghfiruka min kulli dzanbin. Ya Allah, kumohon segala kebaikan, kumohon perlindungan dari keburukan, Kumohon ampun dari segala dosa. Ini doanya sayyidina Ali bin abi thalib. Biasanya saya tambahkan begini, agar hati saya lebih lapang lagi, Waalhamdulillah li kulli ni'mah..

Dan kubersyukur atas segala nikmat. Disini, saya membahas tentang gesekan; gesekan dari segala sikap dan tindakan, keputusan yang merupakan buah dari pemikiran dan perasaan. Pemikiran dan perasaan yang seperti apa? Perasaan selalu mendorong kita untuk memberi, atau meminta.

 Pemikiran mendorong kita untuk menjawab hal hal yang kita butuhkan, memecahkan solusi atau mendorong untuk berbuat sesuatu, menjadi jauh lebih baik untuk mencukupi kebutuhan yang kita fikir kita butuhkan, meski sebenarnya hanya allah sang Maha Raja yg mengetahui apa yang benar benar kita butuhkan.

Itu makanya kenapa kekuatan doa itu dahsyat dan kenapa doa menjadi senjata orang orang mukmin, silahkan fikir dan tulis sendiri. Dengan keterbatasan cara berfikir ini kita akan mengetahui bahwa diri kita adalah hamba Allah dan bukan hamba setan atau hamba benda, hamba patung, dan bahwa seorang hamba selayaknya menghamba kepada pencipta dirinya. Bukan berbuat maksiat lantas berkata "saya bertawakal" *aduhmak, tepok jidat. Jika ternyata kita tidak menyadari sikap yang salah dalam esensi kehambaan kita, maka sungguh rugi dan merugikan orang lain.

Tapi tenanglah, jangan sesali masa lalu, karena takdirNya selalu berlaku pada apa saja dan kapan saja dipersekian detik milikNya. Makanya, keselamatan seorang mukmin itu ada di menjaga lidahnya dari perkataan buruk dan tidak penting. Kalau penting, jika terdesak harus sedikit kasar, monggo silahkeun.

Jika mampu mengingatkan dgn lembih lembut, ayolah, saya suka sekali dan semua orang bahkan hewan juga sukai kelembutan. Namun yah, ada orang dicolek sudah sadar, ada yang harus ditendang kuda, ada yang harus dihardik, ada yang dikedipin atau disenyumin aja udah sadar. Yah, kembali ke keinsyafan dan kepekaan serta kecerdasan disambut ketaatan masing masing kepada TuhanNya.

Siapapun tuhannya pada awalnya, kalau ia berakhlak baik, Allah akan membimbingnya menuju kebaikan dunia akhirat, right? Saya termasuk salah satu saksi para muallaf dimasjid jakarta. Entah dia berbohong dan menggunakan status keislamannya untuk tujuan tidak bersih, urusan nya sama penciptanya saja, Allah, bukan saya. Ia lah Raja segala Raja, Allah swt. Nikmatilah takdirmu, hingga pada akhirnya kita akan bertemu diujung kisah ini, akhirat.

Dan yah, semua berada didalam pengawasanNya. Kita cuma bisa saling mendoakan saat ini. Semoga seterusnya, amin. Semoga, kita selalu menjadi lebih baik. Bersama kita kuat dan bahagia, jangan mudah diadu domba atau dipengaruhi ya sahabat. Jadilah pribadi kuat dengan selalu memberi dan membantu, meski cuma semampu kita saja. Semoga keluarga keluarga kita mendapat perhatian yang cukup dari Allah dan kita utk menjadi lebih baik. Love for all.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar