Sabtu, 28 Desember 2013

l a g u

Ayah dan aku punya lagu yang berbeda, ditambah lagi ibu. Begitupun orangtuanya, orangtua mereka, kita semua miliki lagu yang berbeda. Nah, terus? Yah, mau apalagi. Aku hanya bisa diam disini. Bukan apa apa, menurutku jika kita sudah berusaha namun belum terkabulkan pastilah segala sesuatunya lebih baik diterima dengan senang hati.

Tetapi, aku pusing.
Karena kanan kiri depan belakang bersuara, semua ingin didengarkan, semua ingin dijawab, nah siapa yang mau menunggu siapa yang mau diakhirkan. Ayolah, lebih baik kita bernyanyi bersama "aku suka caramu" sambil diingat dan diganti subject mu nya menjadi MU. Tuhanmu apa terserahlah, tuhanku satu, Kusebut Allah dan selalu sayangi kita.

Ayolah, ayah ibu ummi bapa, teman teman yang sudah menikah, ayolah, kita semua sudah lelah maka mari bersyukur saja sambil membenahi yang telah ada.

Hari ni ibu marah lagi karna katanya aku tidak bertanggung jawab, apakah sekali sekali aku boleh menangis, Tuhan? Siapa bekerja apa, lubang yang satu dibenahi, diarea lain yang satu melubangi? Atau kita karamkan saja semua ini? Lalu kunyanyikan lagu ayahku tentang pedagang besar.

Tapi yasudahlah, daripada menangis lebih baik menulis tulisan konyol ini sambil mendengarkan quran dan mendownload laguku sendiri. Karna, sekali kali aku ingin egois, yah meskipun semua bilang saya tidak dewasa dan egois, kita lihat saja, siapa yang sebenarnya belum dewasa dan egois.

Yah, silahkan kita lihat bersama saja.
Karena kami sudah lelah mendengar tuntutan manusia.
Seakan tak pernah puas. Bukan menghakimi, tetapi mengapa hati kita sulit sekali menerima cahayaNya yg padahal sangat indah ?
Sudahlah, sudahi saja usahaku ini. Dan lanjutkan apa mau kalian.
Saya hanya ingin bernyanyi, sendirian. Hingga keputusanNya mendekatiku.

Dan, terimakasih kawan kawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar