Rabu, 25 Desember 2013

Bila



Bila
Kamis, 26 Desember 2013
Ari Hayati


Bila Hidup terdiri dari pilihan-pilihan konyol yang tidak bisa dipastikan kebenarannya, maka akan kita buat segala sesuatunya menjadi terlihat lebih konyol lagi. Namun bila segalanya terlihat lebih jelas alur kebenarannya, maka kebenaran itu akan semakin mendekati nilai kebenaran hakiki menuju kebahagiaan hakiki.

Bila dalam perjalanan hidup ini harus membuat keputusan yang tidak menyenangkan dan termasuk diantaranya meminta maaf terhadap hal yang sebenarnya tidak kita buat atau bukanlah merupakan kesalahan kita perorangan, maka langkah yang bisa dilakukan terdapat di tiga hal ini:

A.    Meminta maaf dengan tujuan mendapat Ridho Allah karna menghindari diskusi panjang, debat yang melelahkan dan menghabiskan energi.
B.    Membuat Damai alam semesta, untuk mendapatkan Ridho Allah ataupun strategi baru yang lebih bersih lebih baik lebih mampu dicerna berbagai kalangan.
C.    Berdoa dalam sabar dan shalat sambil meyakini bahwa kebenaran akan selalu terungkap, mungkin bila jasad kita didunia sudah tiada. Dan dengan ketiadaan itu membuat insyaf banyak manusia.

Fungsi Maaf disini, sebagai pelengkap dalam etika bermasyarakat, tanpa harus membuat diri terbakar oleh emosi yang tidak menguntungkan jiwa dan tubuh. Ini hanya seperti hubungan diplomatik antara diri dan sekitar, intern dan ekstern. Sesuatu yang berwarna lebih lembut, melunak namun tidak mengeras dan bukan pula rapuh. Ia hanya sebagai media pelunak hati orang-orang yang belum terlunakkan oleh ruang, waktu dan sesuatu yang hanya Tuhan Allah yang mengetahui.

Begitulah, bahwa nilai kebenaran itu tak selalu dapat dipastikan seperti matematika yang memiliki alurnya yang sangat jelas. Tidak berbelit belit, tepat, pasti. Nilai kebenaran di zaman Teknologi ini menjadi semakin abu-abu karena bercampurnya segala ilmu, berkembang dengan pesat segala daya fikir dan kepentingan. Bertaburan bagai bintang yang hanya mampu berkedap-kedip dikala malam datang, membentuk keindahan sementara yang tidak memberi petunjuk apapun selain ruang imaji yang mungkin saja telah terlupa untuk bersujud dan ‘bersujud’ dalam pembaurannya dengan alam semesta. 

Bagaimana kehadiran Bulan dan Matahari dapat bersinergi tanpa merusak tatanan yang ada? Mereka tetap pada jalurnya masing masing, Tak tersentuh oleh apapun, hanya bergerak dan bertugas sebagaimana mestinya. Tidak menunda sedetikpun dan tidak menyepelekan tugas tugas yang diberiNya. Tetap sebagaimana bentuknya, tidak berubah dan akan semakin indah dalam ke istiqomahan mereka. 

Dan bagaimana kehadiran Matahari dan bulan dapat membahagiakan penduduk bumi, mereka ada untuk memberi kehangatan, kebahagiaan, inspirasi, motivasi, Pengobat rasa bosan, Penunjuk Arah, peringatan tentang adanya perubahan waktu dan musim, juga petunjuk petunjuk lainnya sebagaimana perintahNya. Dan kita selalu sama, dalam tugas tugas yang berbeda: Hamba Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar