Jumat, 15 November 2013

Memamerkan Kelebihan

Memamerkan Kelebihan ?
Medan Friday, 15th November 2013.

Memamerkan kelebihan yang dititipkan Allah kepada kita, Apakah bisa kita katakan sebagai alat yang merusak moral diri sendiri? kontes kecantikan, Program Pertukaran Pemuda Antar Negara, Memperlombakan diri sendiri, memasarkan diri tanpa disadari. 

"Ah Persuasif sekali tulisanmu." Apakah menulis juga bisa dinilai memamerkan kelebihan atau tindakan ikhlas berbagi pengalaman, ide dan fikiran yang mungkin bisa menginspirasi orang lain?" Atau saya hanya sekedar menulis untuk memuaskan ego dengan fikiran diri sendiri.

Aku lebih memilih bersyukur dan berfikir positif ketika ada yang mengatakan tulisanku persuasif sekali. itu artinya dia mengatakan "Hai.. aku sudah baca blogmu loh... pinter merayu yah ternyata." lebih aman untuk selalu berfikir positif, akrna bukankah setiap kita dianugrahi cara berfikir yang berbeda. Tak perlu sama untuk menuju Allah. Jika amsih ada yang mengomentari tulisanku, itu artinya dia perduli padaku. Alhamdulillah, dan terimakasih.

Memamerkan kelebihan dan mensyukuri nikmat serta anugrah yang diberikan Allah kepada kita, tentu merupakan dua hal yang berbeda. Memamerkan terdiri dari 3 suku kata me-mamer-kan. Imbuhan me-dan -kan bermakna melakukan sesuatu sedangkan kata mamer berasal dari kata pamer yang artinya menunjukkan. Yang jika digabungkan, berarti: melakukan sesuatu yang menunjukkan atau menunjukkan sesuatu. 

Namun pada kenyataannya, dalam masyarakat indonesia bahasa pamer mendapat makna dan citra yang negatif. Mungkin karna terlalu seringnya kita atau seseorang menunjukkan sesuatu yang membuat orang lain "mual" salah satu kegiatan menunjukkan sesuatu yang berlebihan yang saya tau sudah begitu menjadi kebiasaan di masyarakat kita adalah : menunjukkan gelar s1,s2,s3 dst nya jika ada.

Gelar haji misalnya, sebuah derajat yang didapatkan dari usaha yang dilakukan yang sebenarnya tak harus ditunjukkan publik karna publik yang cerdas sudah seharusnya peka terhadap nilai nilai kepantasan dari kebaikan kebaikan yang ada dan terlihat dalam keseharian seseorang. 

Gelar haji, sebuah usaha untuk mendapat ridho Allah. Bahkan ada pula yang "marah" jika gelarnya tidak diletakkan. Benar sekali jika kita harus menghargai hasil yang telah kita upayakan, namun sungguh berbeda sekali perbuatan yang menunjukkan agar orang lain tau. Atau dengan menunjukkan; agar terkesan hebat.

Diluar negri misalnya, seorang Profesor atau s1, s2, s3 dst tidak berani menuliskan gelarnya, jika ia belum memiliki karya yang bermanfaat bagi banyak orang; termasuk setelah memberi manfaat kepada diri sendiri dan orang orang terdekat.       

Begitulah, yah begitulah keadaannya. Indonesia dan Eropa. Indonesia dan Negara negara Maju bagai kulit dan isi. Kita sibuk membersihkan kulit yang memang sudah seperti itu, mereka sudah sibuk mengoso otak dengan hal hal baik dan terbaik. Dengan metode metode yang memperkuat langkah langkah mereka.

Kita masih saja sibuk membersihkan kulit yang memang sudah seperti itu, mereka sudah menyadari betul pentingnya ilmu dan pengamalan. Pentingnya konsisten dan tanggap terhadap segala permasalahan kecil dan besar. Mereka, sudah 10 langkah lebih maju dari kita sehingga dinamakan Negara Negara Maju.

Indonesia, Mari Mengejar ketertinggalan, bukan membiarkan diri duduk santai di gerbong belakang kereta Api.

Jika menunjukkan suatu kelebihan sangat berbeda cara di indonesia dan negara maju. Mereka menunjukkannya dengan karya kita dengan omong kosong. Maka bagaimana dengan mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah secara cuma cuma kepada kita? Ia ada di hati ataukah ditangan dan otak?

Mensyukuri berasal dari 3 suku kata: Men-syukur-i, berarti melakukan kegiatan atau tindakan syukur. syukur sendiri mendapat saduran dari Bahasa Arab yang artinya berterima Kasih. Jadi, syukur bersyukur adalah kegiatan terima kasih. Entah kita sudah paham atau belum bagaimana caranya berterimakasih dan kepada sipa 'terimakasih itu harus diberikan"

Karena saya sudah harus pergi kuliah, sedangkan tulisan ini seharusnya masih panjang, saya tutup saja dengan sederhana. Cara paling sederhana untuk memaksimalkan terimakasih dan Berterimakasih adalah, Memaksimalkan dalam Menikmati Shalat.
Shalat, yang merupakan hadiah terindah dari Allah untuk kita.

Tulisan chemistry vs character belum bisa saya ketik, mau berangkat kuliah dulu... byeeeeeeeeeeeee
wassalam, semoga bermanfaat tulisan tulisan konyol gak jelas yang saya share ke temen temen.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar