Jumat, 15 November 2013

Level Pernikahan

Level Pernikahan
Medan Thursday 14th November 2013. 

Senang sekali jika bisa selalu berteman dengan banyak orang dari berbagai kalangan. 
Berbagai umur, berbagai pengalaman. Berbagai Kisah berbagai Prioritas. Senang sekali jika bisa dinasehatin oleh orang orang yang memiliki pemikiran berbeda dari kita, 
karena dengan begitu kita bisa belajar banyak hal dari kisah hidup mereka. Meskipun mereka berbeda keyakinan dengan kita. Dari perbedaan itulah terdapat kekayaanNya.

Senang sekali jika bisa mengalahkan rasa takut dan berteman dengan orang orang yang bahkan sebenarnya kita sedang tidak ingin berteman dengannya. Karena dengan begitu, kita dapat banyak belajar dari orang orang orang yang 'lebih liar' dari kita. 
Semua pasti memiliki pengalaman, dan semua pengalaman layak untuk didengarkan untuk dijadikan hikmah bersama...
 

Sudah cukup banyak yang menasehatiku tentang pernikahan, karena memang diumurku yang segini, aku sudah bisa dikatakan terlambat menikah. Tapi sebenarnya, hatiku tidak resah; merasa biasa saja. Bukan karena tidak ingin menikah, tapi karena keyakinan keyakinan terhadap keputusan Allah selalu Sempurna dan tepat. Kita cuma bisa berusaha atau bahkan berencana, tetapi Allah yang Memutuskan. Kita cuma berkeinginan dan berdoa, tetapi Allah yang Menjawab. Hehehe..

Selain mendapat nasihat untuk segera menikah, jangan melupakan pernikahan, dan sejenisnya. Sudah sering juga diriku ini mendengar kisah kisah mereka yang berpisah setelah memiliki ikatan pernikahan. Hehehe.. Kebanyakan dengerin kisah orang deh kapan nikahnya hahah alhamdulillah 'ala Kulli Hal. Mereka datang sendiri cerita sendiri gak saya minta tuh :D

Berikut kisah pertengkaran, ketidak cocokan, dan banyak lagi. Bahkan pernah juga yang sampai menangis tersedu sedu menanyakan harus bagaimana. *Olala... Dan saya cuma Hamba Allah yang berusaha memberi solusi sebisa saya. Dari yang Spiritual; dalam bentuk agar bersegera mendekatkan diri kepada Allah sampai yang lebih ke logis.

Masih saja Allah sayang dengan kita semua, sampai tadi malam pun, ada yang menasehati saya lagi tentang Pernikahan hehehe... seseorang berinisial B dan saya merasa, obrolan kami layak untuk saya bagi, agar bermanfaat bagi kita semua. semoga saja.

Menikah buat saya dan buat kebanyakan orang yang seperti saya (mungkin) yang belum menikah atau bahkan sedang masa persiapan pernikahan perlu membaca ini, meski sebenarnya tulisan ini tidak lengkap solusi, kebanyakan prologue nya. Semoga nanti saya jgua bisa meng upload tulisan lama saya tentang Relationship dengan jenis tulisan yang berbeda. *Hatchi... sok serius deh gw.

Para Praktisi Pernikahan (ceile) pasti sudah tau, bahwa butuh keberanian selain cinta, uang, komunikasi dua arah dan keinginan menikah karena Allah untuk menikah. Dan saya bersyukur mendapatkan pengetahuan yang dulu pernah sudah saya dapat dari teman saya tentang Pernikahan dan siklus hidup.

Kira kira 3 tahun yang lalu, cukup lama saya memandangi secarik kertas putih HVS tertempel di dinding kamarnya yang apik ydengan tulisan bergambar "Grafik Pernikahan" di dinding kamar sahabat lamaku. Mohon Maaf jika ingatan saya salah Heheh.. yang penting intinya yah begitulah.

Grafik tersebut tak bisa lepas dari fikiran dan mata, singkatnya saya sangat tertarik dengan grafik yang berisi keterangan siklus hidup yang naik turun. 

Fase Kehidupan Manusia berisi tahap bermain, sedikit menyenangkan. 
Tahap belajar dan bermain, lebih menyenangkan.
Tahap Mempraktekkan yang telah dipelajari dan menggabungkan permainan.
Dan seterusnya. 

Juga Grafik siklus hidup dan pernikahan yang tergambar naik turun, naik dan mencapai titik klimaks hingga akhirnya turun lagi. membosankan, bertumbuh tua (Berusia lanjut) dan Goodbye.. see you soon at Paradise. Sia sia memang rasanya, karna bahkan sebenarnya hidup ini terlalu sangat amat membosankan untuk disia sia kan dengan pekerjaan yang tidak menantang, yang tidak membuat kita menjadi lebih baik, yang tidak membuat kita bisa dikenang dikemudian hari (ceile pengen dikenang nih ye), yang tidak membuat kita menjadi hamba Allah yang selallu mendapat ridhoNya

Hari ini, malam ini, beberapa jam yang lalu dalam perjalanan menuju rumah, teman kampusku mengatakan: "Perjuangkanlah seseorang yang kau cintai, tapi cari tau apakah ia pantas untuk diperjuangkan." Selanjutnya ia menceritakan tentang level pernikahan, sebuah fase fase pernikahan, dengan pembukaan: "Hey, aku tuh udah nikah 15 Tahun, jadi lebih tau apa aja yang dibutuhkan dalam Pernikahan, dalam hubungan pernikahan. Nikah tuh ya, gak nikah gitu aja, makanya memang menikah itu butuh keberanian. Karena disitu ada keluarga yang juga kita nikahi." Dengan bahasa yang sedikit saya revisi.      

Merasa ditantang, atau terpojokkan karena memang benar bahwa aku selama ini terlalu menutup diri terhadap laki-laki dan bahkan sengaja tidak berdandan menarik agar tidak ada lelaki yang tertarik meski akhirnya kutau, wanita pria akan selalu ada tarik menarik meski bukan ketertarikan fisik. Maka aku berkata:  
"Hey, yaudah fine. gw tau, mau nikah ya banyak yang harus dinikahin, kebudayaan calon keluarga baru, kebiasaan keluarga baru dan lain hal termasuk di diri pasangan masing masing. Tapi ya udah, pilihan bro. Kalau mikir terus gak bakal nikah gw, kalo misalnya gw nikah sama lo juga ga bakalan adem ayem, pasti ada juga masalah yang harus dihadapi hanya beda versi saja.Ya kalau pada akhirnya gw gagal dalam pernikahan gw ya wajar aja, gw belum ada pengalaman nikah, baru kali ini mau nikah, belum sampe 10 x nikah!"  jawabku asal. (padahal dia udah nikah kawan kawan, itu hanya contoh spontan terdekat agar memudahkan pembicaraan, orang ngotot gw ngotot juga biar mudah ngobrolnya hahah) 
   
"Ngeri ya, mau nikah ampe 10 kali." katanya tiba tiba, mendadak kalem. "Naudzubillahmindzalik." jawabku.
 "Yah, ngga gitu maksudku ri.. aku cuma ga mau kau nanti kerja mati matian, dan suamimu tenang tenang aja, malas kerja." jawabnya lebih kalem lagi.
Fikiranku mendadak kacau, dan obrolan berlanjut tanpa kuingat detail lagi, jadi gak bisa ditulis disini kawan kawan. kalau saya paksakan nulis obrolan selanjutnya, jatuhnya saya mengarang alias berbohong. karena obrolan selanjutnya saya asli gak inget kecuali beberapa rayuan saya agar dia berteman dengan calon suami saya jika mungkin dia, atau mungkin tidak. Dalam arti, seseorang yang sedang saya perjuangkan untuk menikah dengannya, tapi jika pun saya tidak menikah dengannya, yasudahlah. Allah Selalu memberi yang terbaik bagi semua hambaNya. Yang penting, saya tidak ingin menyesal karna tidak berusaha menjalankan apa yang telah saya yakini. 

Ri, Nikah itu dalam 1-5 Tahun pertama isinya memang cuma pertengkaran. Disitulah pertahanan awal, kuat atau ngga nya suatu hubungan, bisa cerai atau bertahan. Penyesuaian perbedaan, pencocokan kebiasaan dsb. 
5-10 Tahun selanjutnya hubungan sudah lebih baik, dan sedang bertumbuh tak lagi meributkan hal hal sepele seperti cemburu.
10-15 Tahun berikut: Kalian akan sudah stabil perekonomian , stabil emosi dst. 

Hehehe.. karena disini udah ashar, meskipun masih ingin nulis, berbagi ide dan pengalaman. Rasanya lebih baik ashar dulu. Tulisan ini mengambang saja sampai disini ya, sisanya diteruskan orang lain atau artikel lain saja entah itu melalui tulisan saya yang lain atau tulisan orang lain.  

Apapun itu yang dititipkan Allah kepadamu, teruslah berbagi kawan. kita tidak pernah tau senyuman kita yang mana yang akan membuat orang lain merasa bahagia (jangan lawan jenis ya), dan kita tidak pernah tau, pertolongan kita yang mana yang benar benar dapat membantu orang lain. 

Tugas kita hanyalah, berbagi, berbuat sesuatu meski kecil, meski sepele dan tak bernilai. Karena penilaian itu dihari akhir... 
Bbye... abis ashar saya upload tulisan saya tadi malam tentang Kedewasaan, Cahaya Hidup, kampung (an), Chemistry VS Character, dan Memamerkan kelebihan? 
InsyaAllah...     

 

  

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar