Kamis, 14 November 2013

Kedewasaan

15 november 2013, 04:40 Wib.

"Kak, dewasa itu apa?" Tanya seorang gadis berumur belasan tahun. Kebingungan dalam menjawab pertanyaannya yang sebenarnya pernah menjadi pertanyaanku kepada orang lain di tahun yang lalu.

Aku pun menjadi berfikir kembali. Apa sih dewasa itu ? Kita semua suatu hari nanti akan masuk tanah, maka apakah tanda tanda nya kedewasaan itu? Jiwa yang matang itu? Apa karena umur yang semakin bertambah? Atau ilmu yang bertambah dan diamalkan? Atau kemampuan menempatkan diri dimana aja dalam keadaan memberi manfaat besar bagi banyak orang? Dan tidak hanya hidup merugikan orang lain, atau hanya seperti benalu saja tanpa disadari? Apakah memiliki kebiasaan kebiasaan yang baik dapat diartikan kita sudah dewasa? Atau itu salah satu tanda menuju perubahan kebaikan? Apa itu berarti dewasa adalah keteladanan? Atau mereka yang memiliki banyak pengalaman hidup? Banyak memberi manfaat dan pertologan kepada orang lain? Dapat menempatkan perkataan yang tepat diwaktu yang pas? Atau ada yang lebih dalam dari yang kupahami dan belum terfikirkan?

Seorang teman pernah berkata: Dewasa itu pilihan. Dan meskipun ketika dulu ia mengatakan itu dan aku tidak begitu paham, saat ini aku teringat perkataan Rimba Ayu ditelingaku, ia seperti bergumam sendiri saat itu dan kutidak sedikitpun bertanya. Entah darimana ia dapatkan perkataan itu, mungkin dari banyak membaca. Alhamdulillah, pernah punya teman yang banyak membaca.

Dewasa itu keputusan. Berani untuk memutuskan suatu tindakan, berani untuk memutuskan keluar dari zona nyaman. Berani untuk memutuskan menerima tanggug jawab, dan berani untuk terus memiliki keputusan menjadi lebih baik.

Jika dahulu aku merasa terganggu dengan komentar komentar tentang diriku yg keluar dari orang yang pernah mengenal kepribadianku semasa SMP; "ah... ari sekarang gak enak gak asik gak lucu kayak dulu." "Emang ari yang dulu kayak gimana?" "Yah pokoknya dulu ari lucu, spontan, rame, ga kalem kayak gini duduk manis sopan." Jawabnya sambil memperagakan dudukku yang sopan, karena memang diajarkan seperti itu di sekolah sekolah, etika internasional namanya. Dimana saja hal itu harus dipakai dan bermanfaat, begitu kata guru etika ku, dan saat itu aku hanya melakukan, mengamalkan yang telah kupelajari. Tapi sayangnya, tidak semua hal baik menurut sebagian orang lain adalah hal baik bagi orang lain. Itu juga alasannya kita diberi Allah anugrah mulut, lidah gigi langit langit mulut dan suara serta akal fikiran untuk dapat bersuara, berfikir hingga mengolah ide ide, ilmu, fikiran menjadi suatu kesimpulan baik berupa ungkapan ringan atau bermakna penting untuk dibagi, disuarakan, dikomunikasikan terhadap orang lain yang tidak atau sedang atau belum sepaham dengan kita.

 Tapi sayangnya, saat itu terjadi, beberapa tahun yang lalu, aku tak mampu berkata saking terkejutnya karena merasa tidak diterima lagi oleh temanku.

Sekarang tidak lagi, No thanks. Tidak semua omongan manusia akan kudengar. NO, Thanks. Hidup memang perubahan, Al Hayatu kuluha intiqhood.

Ya Allah, Bantulah hamba dan orang orang yang hamba sayangi agar menjadi lebih dewasa, lebih bisa dijadikan teladan bagi orang lain, lebih bermanfaat bagi orang banyak, lebih sehat, menipisnya ego diri, lebih bijaksana, lebih khusuk beribadahnya, lebih khusuk menjaga diri dari maksiat, lebih mencintai ilmu. Bantulah kami, mudahkan jalan hidup kami ya Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar