Sabtu, 30 November 2013

Catatan Putih

Tulisan yg ada dijudul ini hanya puisi atau mungkin prosa. Maaf, saya tak tau teori. Hanya menulis dan menulis sedari kecil, menyesal sekali sempat berhenti beberapa tahun. Menyesal sekali aku kehilangan buku biru yg penuh dengan tulisan tulisan yang kutulis sepenuh hati dan jiwa. Menyesal sekali tulisan tulisan yang belum sempat kupload sudah terhapus. Tapi tak apa, tak apa, semua atas izinNya selalu Indah. Dan ini, kusajikan barisan kata yg terlahir di tahun tahun ku di jakarta, 2011 atau mungkin 2010. Tak bertanggal lagi karna sudah merupakan serpihan kertas dalam notes notes yang kubuang. 

Semoga saja berguna, bagi yang membutuhkan. Bagi yang tak paham, jangan memahami seperti yang tertulis. Karna tulisan ini hanya tentang makna dan bukan sesungguhnya. Kuharap, tidak salah pemahaman. Hanya untuk dinikmati, berbagi.
Ini dia...

Tapi sayang, aku belum 'cukup islam' untuk kembali padaNya.
Semoga dengan kemurahanNya, Ia sudi memasukkanku kedalam islamNya, aslamNya, ihsanNya, dan semua berada dalam genggaman lembutNya.

Aku menulis, teman..
Bukan sedang merayumu. Bukan sedang merayu saudaraku.
Hanya sedang merayu diriku dan berbagi bersama warna.
yang sudi, silahkan.
yang tidak, hapuskan.

Aku bernyanyi, teman..
Bukan sedang menamparmu. Bukan sedang menendangmu saudaraku.
Hanya sedang mendendang irama yang telah lama kusimpan untuk diriku.
Yang sudi, tersenyumlah.
Yang tidak, mendenguslah.

Sudah lama, aku tidak menemukan diriku..
Terlalu lama, aku pergi dari jiwaku...
Aku terluka,
bukan karna telah kehilangan kembaran hati..
Tapi karna telah mengikuti bayanganNya tanpa menyertakanNya dalam nafasku.
Maaf, aku sungguh k-h-i-l-a-f
dan berdosa pada diriku.
Sungguh, Maha Lembut & Maha Kaya Ia.

Tadi siang cahaya matahariNya menghangatkan hatiku.
Aku disapa oleh angin.. dengan lembut ia tersenyum.

Begitupun Naluri & Nurani..
Mereka akan tetap bekerja sebagaimana mestinya..
mereka 'merger' dengan 'rasa' dalam 'warna' yang bercampur hingga larut..
ini tentang 'dimensi' milikNya
Kita hanya penonton sekaligus pemain figuran
"Analogi yang sangat subjektif" mungkin itu yang ada dalam fikiran salah satu, salah 5 dan salah salah dari pembaca tulisan acak ini.
Ini bukan karena saya seorang moviemaker amatir.
Bukan karna saya seorang Broadcaster, tentu bukan.
Atau komunikator, atau apapun sajalah.
Semua tulisan saya tentang fakta.

Ketika air ingin mengalir, izinkan ia mengalir, jangan pernah sumbat dengan kerasnya batu, 
karna air itu akan segera mengeruh, mati dan tak berfungsi baik. 
Ketika angin ingin melaju, izinkan ia melaju, jangan pernah sekat tasbihnya, dengan rasa takut kehilangan akan udara, karna angin itu akan segera mati karna tak bersujud padaNya.
Ketika kata hati ingin bersuara, izinkan ia bersuara dengan lembut atau pun syahdu, karna ia bertahmid kepadaNya, menyeimbangkan diri yang sering lupa menghamba padaNya

Ingat ingatlah, kita hanyalah seorang hamba yang terkadang lupa menghamba. Mungkin karna logika yang terasa sempurna.. padahal, kita adalah tak ubahnya debu debu yang terpecah pecah.. menjadi atom atom yang tak terdefinisikan logika biasa..

Sudah lama aku tidak menulis, rasa takutku pada manusia melemahkan syaraf dan kreatifitasku.. Manusia, sungguh, hanyalah pusat ambisi.

Sudah lama aku tidak bernafas, rasa jenuhku pada kehidupan, melemahkan detak jantungku.. aku ingin kembali... padaNya. 





Menghadapi manusia memang sulit. Dari sini saja kita bisa tau betapa Maha Lembut dan Maha Sabar Allah dalam menghadapi kita. Manusia lemah yang bodoh namun sok pintar. Betapa, jika berkata jujur menjadi salah. Berkata bohong, apalagi. Tidak berkata, disalahkan karna tidak adanya komunikasi dua arah yang dapat membina keharmonisan. Berkata, akhirnya logika terasah namun selalu merasa saya ada. Dan logika adalah Tuhan saya. hahaha.. lucu. Manusia itu lucu.

Disuruh bersujud dalam shalat, ia tunda. Disuruh bersujud ia lakukan. Namun esensi bersujud tak ia pahami dalam keseharian. Yang berusaha selalu sujud dalam keseharian, dipermainkan, disiasati seakan mereka manusia bodoh yang munafik. ahhaha.. menjadi manusia tak pernah benar dan berhadapan dengan manusia adalah sebuah perjuangan tersendiri. Mari, teruslah berbagi. Meskipun konyol.  Saling mendoakan ya, tapi jangan sok tahu dalam berdoa. Karna Allah yg lebih Tau...

Manusia selalu lucu, itu makanya dulu aku suka sekali tertawa. Tapi mereka bilang aku gila, akhirnya aku pura pura diam, meski dalam hati tertawa. Tetapi ternyata, Allah dan orang yang perduli padaku menginginkan aku tertawa lagi. Terimakasih. Manusia selalu lucu, meminta tanggung jawab setelah diberi tanggung jawab disia siakan. Manusia makhluk yang paling lucu yang pernah Allah ciptakan. Terimakasih Allah telah menghadirkan kami kedunia dalam keadaan islam dan menempatkan kami pada rahim rahim pilihanMu.  

Manusia selalu lucu, sudah tertulis di Alquran, bahwa orang orang tertentu akan sangat iri dan menginginkan cahaya yang diberi kepada hamba hamba yang beriman dan bertakwa. Mereka meminta orang yang diberi Allah cahaya keimanan itu untuk berhenti dan hendak mengambilnya. Hal ini nyata, sangat nyata dikehidupan kita. Asal kita mau mendengar lebih tajam melihat lebih peka. Mendengar yg tak terkatakan dan merasa yang tak terkecap. Nyata sekali, mereka sangat ingin merasakan apa itu islam dan keindahannya. Tidakkah kita merasa bersyukur dan cukup ? ya entahlah ya..... semoga saja kita selalu merasa syukur dan cukup.

Kuharap, teman teman selalu mendapatkan yang terbaik didunia dan Akhirat dalam kesyukuran yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar