Kamis, 17 Oktober 2013

Mengangkat akar yang busuk


Sambil menunggu orang rumah pulang, aku mencoba membaca buku yang sebenarnya tidak ingin kubaca. Tapi ya, bismillahirrohmanirrohiim kubaca juga.
Meski gak selalu konsentrasi.
sampai akhirnya, selepas isya ada hal yang membuatku harus mempertemukan 4 orang disatu meja, untuk ditanyai. Demi menyelesaikan masalah mereka. ufh, konsentrasi ku pun membuyar setelah itu. Apapun tak bisa kulakukan, karna ada hal yang harus membuatku menunggu, sementara untuk sekedar diam saja juga gak bisa.
kusibukkan diri dengan membuka buku notes di laci, memang ada banyak sekali catatan catatanku dinotes berwarna warni. Akhirnya, kupilih satu, yang bahkan tak bertulis tanggal.

ini dia.

Mengangkat akar yang busuk.

Melibatkan diri untuk sebuah keharmonisan.

Aku bukanlah orang yang terlalu peduli, namun mencoba belajar peduli.
Bukanlah orang yang suka melibatkan diri namun mencoba untuk aktif dikala mampu.

Mengesampingkan ego merupakan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, namun mengkomunikasikan keinginan dan fikiran merupakan sebuah kewajiban.

sebagaiman manusia diciptakan dengan mata dan telinga,
seperti itulah hubungan antara hak dan kewajiban.

Ketika semua ingin didengar, maka
siapa yang akan mendengar ?
hembusan angin ?
ketika semua merasa benar, maka siapa yang rela disalahkan ?
burung perkutut kah, karena berkicau tiada henti ?
ketika yang haq dan bathil tak pernah mampu dibedakan, kurang jernih kah mata hati?
ataukah ilmu tanpa amalan, dan amalan tanpa ilmu?
Kurasa, kita perlu mengundang rabiatul adawiyah datang di konferensi.
Menanyakan perjalanannya dalam membakar surga dan menyiram api neraka.

segala solusi ada disini..
tinggal membuka mata, hati, telinga.
ketika penyakit semakin melebar,
apakah ketidakpedulian lahir dalam ketidak sensitifan nurani?
dimana akal dan budi, ketika hadis hadis dipelajari.

ketika untaian ayat diabaikan
ketika ilmu dicerabut dari hati
akan jadi apa diri kita ?

Berjuang menyampaikan kebenaran apakah mudah?
Namun, bukan pula berputus asa.

karena disitulah nilai itu ada.

usaha maksimal dalam kerja keras kerja cerdas dan kerja ikhlas.

"Kuingin seperti darah yang pantas diberi gelar al amin karena sangat amanah mengantarkan nutrisi kepada sel tubuh sesuai kebutuhannya, tidak lebih tidak kurang. sebelum diminta minta."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar