2#
Hijrah
“Dan
orang orang yang berhijrah karna Allah, dari sesudah mereka dianiaya.”
Orang
orang yang selama da’wah tergencet hidupnya karena kebencian dan sifat sifat
permusuhan yang dilontarkan orang Quraisy di Makkah. Maka mereka disuruh
berpindah dengan mengharap keridhoan Allah. Agar mendapat kebebasan melakukan
ibadah kepada Tuhan mereka, Allah yang Esa. Diantara yang terkemuka dikalangan
yang hijarah: Usman bin Affan dan isterinya Ruqoyyah, puteri Rasulullah saw
& Ja’far bin Abu Thalib, anak paman Rasulullah & Abu salamah bin Abul
Aswad beserta 1 jamaah lebih kurang 80 orang, laki laki & Perempuan, yang
semuanya sahabat setia kepada Rasulullah saw. Janji Allah: ‘Sungguh akan kami
berikan kepada mereka tempat yang baik didunia ini.”
Rasulullah
saw bersama Muhajirin yang hijrah ke Habsyi, tidak pulang ke Makkah, tapi terus
bersama Hijrah ke Madinah. Ditempat itulah mereka mendapat tempat yang baik
disisi Allah dan jaminan hidup, kebahagiaan & kebebasan. Ahli Tafsir
mengatakan mereka mendapat rezeki yang baik.
Kata
Ibnu Katsir: “Mereka tinggalkan tempat tempat tinggal mereka dan hartabenda
mereka, lalu diganti Allah dengan yang lebih baik didunia ini. Karena:
“Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, akan diganti oleh Allah
dengan yang lebih baik daripadanya.”
Dan
mereka menjadi imam bagi orang orang yang muttaqin.
“Tetapi
ganjaran di akhirat adalah lebih besar, jikalau mereka ingin tahu” siapakah
orang orang yang akan mendapat kebaikan didunia dan kebaikan yang lebih tinggi
di akhirat itu ? bisakah semua orang ?
“(Ialah)
orang orang yang sabar dan kepada Tuhan merekalah mereka bertawakkal.” (42)
Sabar
dan Tawakal inilah dua syarat mutlak dari kemenangan. Tawakal: serahkan
kebijaksanaan tertinggi kepada Allah, jangan mengeluh. Kalau sabar &
Tawakkal tidak ada, niscaya akan gagal.
“Maka
bertanyalah kepada ahli-ahli yang telah mempunyai peringatan, jika kamu belum
mengetahui.” (43)
Kalau
masih kurang percaya akan hal itu, mereka boleh menanyakan kepada
ahludz-Dzikri, ahli peringatan, yaitu orang yahudi & Nasrani yang telah
menerima ajaran dari Nabi-Nabi yang dahulu itu. Kalau mereka orang orang yang
jujur, niscaya akan mereka beritahukan hal yang sebenarnya itu.
Ahludz-Dzikri:
Ahli peringatan atau orang yang berpengetahuan lebih luas. Menurut yang
dirawikan oleh Mujahid dari Ibnu Abbas bahwa ahludz-Dzikri disini ialah
ahlull-kitab. Sebelum ahlul-kitab itu dipengaruhi oleh nafsu ingin menang
sendiri, mereka akan mengakui bahwa Nabi-Nabi & Rasul Rasul yang terdahulu
itu semu adalah manusia belaka, manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah
swt.
Ulama
besar Syiah yang terkenal, cucu Rasulullah saw ja’far Al-Baqir, menafsirkan
ahludz-Dzikri ialah kita sendiri, yaitu ulama dari ummat inilah yang berhak
disebut ahludz-Dzikri. Sebab beberapa ayat dalam AlQuran menyebutkan bahwa
AlQuran itulah Adz-Dzikr.
Bertanyalah
kepada Ahludz-Dzikri dalam hal islam, dan ilmu ilmu yang lain, kepaa
ahludz-dzikrinya sendiri; tandanya kita berpengetahuan luas dan berdada lapang.
Zubur
kata jama’ dari zabur, artinya kitab kitab. Semua kitab kitab itu, baik Taurat
yang ditunkan kepada Musa, injil kepada isa, mazmur atau zabur kepada Daud dan
shuhuf yaitu catatan catatan wahyu kepada Nabi nabi Armiyah, hazrial, asyiya,
Malaikhi, Danial Dll, semuanya itu disebut “Zubur”, artinya kitab kitab, besar
dan kecil. “Dan kami turunkan kepada engkau peringatan.”-yaitu Alquran-‘ supaya
engkau terangkan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka.”
“Mudah-mudahan
mereka akan berfikir.” (ayat 44)
Maksud
Alquran atau peringatan itu, memang yang utama sekali mengajak orang berfikir
tentang dirinya, tentang hidupnya, tentang Tuhannya dan hubungannya dengan
Tuhan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar