1. Listen, Read, Write, Re-Write
Minggu,
1 Desember 2013.
Pagi
ini tenang, mungkin karna semalam kita semua sudah bekerja keras. Allah memberi
apa saja yang kita usahakan, karna Allah Maha Penyantun, Penyayang, Pemurah.
Semua akan mendapatkan hasil usahanya; ada yang kontan didunia ada yang
diakhirat. Ada yang memilih akhirat saja, ada yang memilih dunia akhirat, ada
juga yang memilih dunia saja. Untuk para mukmin semoga kita selalu memilih
akhirat ya. Dan semoga kita bertemu dengan hamba hamba Nya itu di akhirat dalam
keadaan tersenyum lega karna mampu menyelesaikan segala amanah. Amin.
Kita
mendengar kicauan burung dan nada, tapi jarang sekali yang mau membaca nada.
Saya pribadi, lebih suka membaca nada dan mendengarkan berita. Terbalik ya,
iya. Tapi begitu terasa indah. Dengan membaca nada kita dapat mengetahui
strategi perang. Tapi, Nada nada kehidupan dan nada lagu instrument.
Kita
juga mendengar ucapan orangtua, tapi jarang sekali yang mau membaca suara orang
tua. Keinginan terpendamnya, rahasia hatinya yang tentu tidak pernah ia ucapkan
atau terkadang seiring waktu terbuka juga. Kemampuan Membaca dan Mendengar
dengan baik tak selalu bisa kita lakukan maksimal. Mungkin karna kita masih
fokus pada hal hal yang sifatnya indrawi saja. Mungkin…
Meski
sebenarnya, dalam ilmu fiqh pun kita wajib melihat hal hal indrawi untuk
membersihkan diri. Tapi pernah disuatu pagi kuberkata pada ayah: “Yah, Banyak
kertas kerja yang bertumpuk di Meja Gedung Gedung DPR dan Pemerintahan, pun
swasta.” “Iya, itu karna tidak ada uang nya” (pelicin.red) “Iya, itu makanya
terfikir, bagaimana kita dapat membersihkan yang tak terlihat jika yang
terlihat saja tidak bisa kita bersihkan. Dan bagaimana kita mau menyelesaikan
tugas yang tidak terlihat, jika tugas tugas yang terlihat saja tidak atau belum
bisa kita selesaikan.” Begitu jawabku,
dan ayah diam. Sibuk dengan fikirannya, karna tak kudengar jawaban apapun.
Itu
terjadi sudah beberapa minggu yang lewat, dan tadi malam perasaan ku berkecamuk
begitu hebat mendengar juga melihat beberapa kejadian kemudian ayah berbicara:
“ Ayah ini, tinggal menunggu waktu. Jadi, semua udah cukup ayah beri ya. Dan
satu persatu nama nama anaknya tersebut oleh ayah, hatiku mendesis seperti
ingin menangis. Tapi aku tau, aku tak boleh egois, bertemu dengan kekasih
adalah kerinduannya yang terpendam. Itu keyakinanku. Maka, apapun doa ayah,
apapun keputusan Allah, semoga juga menjadi keinginanku. Lebih baik ku amin kan
keinginan ayah, seperti panggilan bertemu Allah, jemputan yang ingin didapatkan
di tanah haram. Mekkah, Amin.”
Meskipun
wahai Tuhanku, Allah yg Esa, yang tiada pantas dipersekutukan dengan apapun.
Aku ingin, dan Engkau Maha Tau atas segala inginku, aku ingin disisa hidup
ayah, sebelum kematian menjemputnya, ia dapat bertemu dengan ulama, seorang
ulama…… untuk berdialoq, mengisi hal hal yang menjadi senyumnya dalam
keyakinan. Melengkapi kebahagiaannya, yang telah lama dirindukannya. Tapi ya
sudahlah, hambaMu yg lemah ini sudah berusaha. Dan biarkan Engkau memutuskan
segala perkara. Maafkanku Allah, Maafkanku Ayah, Maafkanku Ibu, Maafkan kami
anak anakmu yang belum dan mungkin takkan pernah dapat membahagiakanmu, meski
sedikit, meski seujung kuku ini…
Allah,
Bantulah umat islam dalam menertibkan diri dan konsisten pada apa yang telah Engkau
beri kepada kami, agar kami tidak lemah agar kami tidak melemah meski tercerai
berai. Dan ya Allah, bantulah kami agar menyatu kembali, agar islam tidak
saling menuding saudaranya, agar kami tidak saling melemahkan satu sama lain,
tetapi saling menguatkan.
Terimakasih ya Allah…. Atas
segala nikmat yang tak mampu kami tulis.
Write
and Re-Write.
Tahukah
kawanku, Menulis adalah kegiatan yang membosankan bagimu dan bagiku tetapi kita
butuh kan. Sedangkan Menulis Ulang dan merevisi adalah suatu ketelitian yang
harus ku dan kita upayakan agar semakin kuat semakin tajam semakin ber visi
sesuai ketentuanNya.
Tahukah
kawan, Kita tidak terlahir menjadi anak Raja dan juga tidak terlahir menjadi
anak ulama, untuk itu kita harus lebih banyak menulis. Baik itu apa yang ada di
hati dan fikiran. Sebagaimana fikir adalah zikir. Seperti itu semua bertasbih,
betapa indahnya saling melengkapi.
Karna
apa yang engkau rasakan belum tentu akan terulang lagi. Dan izinkan ia terbagi
karna apapun yang kita miliki adalah hak orang lain. Dan kawanku, jika kita
berhenti menulis maka berhentilah peradaban. Jika kita berhenti berbagi, maka
berhentilah kemanusiaan. Jika kita berhenti melakukan hal yang kita yakini,
maka mengeringlah jiwa jiwa. Menjadi layu dan tak berarti.
Dan
tahukah kawan, jangan mudah takut dan jangan melemahkan diri sendiri. Karna
Allah mencintai hamba hambaNya yang kuat. Bukan yang lemah, sungguh bukan yang
lemah. Dan tahukah kawan, bahwa dengan berbagi kita akan semakin kaya dan kuat,
bukan semakin lemah dan miskin. Dan tahukan kawan, hidup ini bukan tentang take
and give, tetapi give give and give… syukur syukur jika bisa gain pada
akhirnya. Itu kata guru saya.
Kawan,
meski kita tidak pernah bertemu didunia, semoga kita bertemu diakhirat nanti. Beruntung
sekali jika kita bisa reuni akbar disana. Dan beruntung sekali aku diizinkan
Allah memutuskan persahabatan dengan dunia dan berteman dengan ahli akhirat
seperti kalian, sungguh aku merasa beruntung sekali. Meski kita tidak saling
memahami didunia, karna tak semuanya yang ada di perpustakaan rumah kami yang
sudah banyak terbuang itu mampu kami bagi dengan keterbatasan ruang dan waktu
kecuali hal hal yang menjadi keputusanNya saja, insyaAllah kita akan saling
memahami diakhirat nanti. Karna terkadang, hal yang perlu kita lakukan bukanlah
memahami namun menerima saudara kita dengan segala kekurangannya. Dengan
begitu, keajaiban akan lebih mudah terjadi, tentu saja dengan ketakwaan dan
keimanan.
Aku
pernah melihat kesombongan dan ketakutan bertemu lalu saling menyapa, kemudian
kehancuran terjadi. Sombong terhadap yang dimiliki dan enggan karna takut
mempertemukan kebaikan. Tapi, dari situ aku melihat bagaimana bumi dapat
berputar diporosnya, berotasi sebagaimana fitrah dari Nya. Indah dan sempurna
sekali ciptaanNya, tiada cacat. Kecacatan adalah ke-ego-an diri yang
diungkapkan. Tidak ada satu pun yang cacat dalam penciptaanNya, termasuk
penciptaan manusia. Karna Ia, Maha Memahami apa yang terungkap dan yang tak
mampu terungkapkan…
Allah
Memasukkan malam kedalam siang, dan memasukkan siang kedalam malam. Disini
letak kesempurnaan itu. Dan Tidak akan mungkin matahari mengejar bulan ataupun
bulan mengejar matahari, karna mereka akan berjalan sesuai kodrat nya.. Indah
ya? Sungguh, kita semua tau tentang keindahan. Tetapi tetap harus selalu
diingatkan. Keseimbangan itu terdapat di perbedaan. Yang mampu menerima
perbedaan adalah yang bisa merasakan keseimbangan dan kesempurnaan.
Allah,
kumohon angkatlah kebodohan dikeluarga kami, lindungilah kami dari tipu daya
musuhMu. Kami tak bisa memusuhi siapapun, maka itu tolonglah kami ya Allah.
Oia,
aku minta maaf ya, kadang kala tanpa kusadari.. jika ku menulis atau berkata,
mampu membuat orang lain menangis. Atau bahkan membuat mereka menjauhi diri
karna takut kepadaku. Aku minta maaf, sungguh, itu diluar kemampuanku. Itu
terjadi atas izinNya. Maafkan aku…. Semoga kamu, dia, mereka, kita, aku, semua
para hamba tidak ada yang mengambil kesempatan didalam kesempitan yang
dirasakan seseorang (kelemahan.red) baik itu disadari ataupun tidak, hanya
Alquran penunjuk arah dan Hadis pelengkap kalam. Sampai saat ini, sadarilah,
kita selalu dikuatkan Allah dengan caraNya yang luarbiasa. Tidak mungkin jika
umat islam tidak bisa jatuh cinta kepada islam nya, agama keselamatan dunia
akhirat ini penuh berkah, sungguh penuh berkah.
Selamat
Menulis kembali, kawanku.. Menulis dan membaca dengan namaNya…
Semoga
disuatu waktu, para Profesor dan Ulama dapat bertemu dan bercengkrama diatas
sajadah maupun diatas tikar untuk mencapai keridhoanNya. Dirumah kami, dirumah
kalian, dirumah Allah, dimana saja atas izin dan senyuman Nya yang paling
indah, amin.
Amin Amin// Semoga doa-doa Ari Hayati dikabulkan Allah Ta'ala...
BalasHapusAmin allahumma amin, makasih ka. Makasih jg buat yang lain yang meng amin kan dalam hati aja...
BalasHapus