“Ya Mu`adz bin Jabal ma min ahadin Yashaduan la illaha illallahu washadu anna muhammadan rasullullahi sidqan min qalbihi illa ahrramahu allahu alla annari “
“Ya Mu’adz bin Jabal, tak ada satu orang pun yang bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah dan Muhammad rasul Allah yang ucapan itu betul-betul keluar dari kalbunya yang suci kecuali Allah mengharamkan orang tersebut masuk neraka."
(H.R. Bukhari dan Muslim)
“Kebaikan adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah segala hal yang mengusik jiwamu dan engkau tidak suka jika orang lain melihatnya. “
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda
“sesungguhnya ada di
antara hamba Allah (manusia) yang mereka itu bukanlah para Nabi dan
bukan pula para Syuhada’.
Mereka dirindukan oleh para Nabi dan Syuhada’
pada hari kiamat karena kedudukan (pangkat) mereka di sisi Allah Swt.
Seorang dari shahabatnya berkata, siapa gerangan mereka itu wahai
Rasulullah? Semoga kita dapat mencintai mereka.
Nabi Saw menjawab dengan
sabdanya:
Mereka adalah suatu kaum yang saling berkasih sayang dengan
anugerah Allah bukan karena ada hubungan kekeluargaan dan bukan karena
harta benda, wajah-wajah mereka memancarkan cahaya dan mereka berdiri di
atas mimbar-mimbar dari cahaya.
Tiada mereka merasa takut seperti
manusia merasakannya dan tiada mereka berduka cita apabila para manusia
berduka cita”.
(HR. an Nasai dan Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya)
Hadits senada,
dari ‘Umar bin Khathab ra bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya
diantara hamba-hambaku itu ada manusia manusia yang bukan termasuk
golongan para Nabi, bukan pula syuhada tetapi pada hari kiamat Allah
‘Azza wa Jalla menempatkan maqam mereka itu adalah maqam para Nabi dan
syuhada.
”Seorang laki-laki bertanya :
“siapa mereka itu dan apa amalan
mereka?”
mudah-mudahan kami menyukainya.
Nabi bersabda:
“yaitu Kaum yang
saling menyayangi karena Allah ‘Azza wa Jalla walaupun mereka tidak
bertalian darah,
dan mereka itu saling menyayangi bukan karena hartanya,
dan demi Allah sungguh wajah mereka itu bercahaya,
dan sungguh tempat
mereka itu dari cahaya,
dan mereka itu tidak takut seperti yang ditakuti
manusia,
dan tidak susah seperti yang disusahkan manusia,”
kemudian
beliau membaca ayat :
” Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu,
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati.
(QS Yunus [10]:62 )
Imam Syafi’i ra menyampaikan nasehat (yang artinya),
”Berusahalah engkau
menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf,
dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.
Sesungguhnya demi
Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu.
Orang yang hanya
mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mahu menjalani tasawuf, maka hatinya
tidak dapat merasakan kelazatan takwa.
Sedangkan orang yang hanya
menjalani tasawuf tapi tidak mahu mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana
bisa dia menjadi baik (ihsan)?”
[Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47]
Imam Malik ra menyampaikan nasehat (yang artinya)
“Dia yang sedang
tasawuf tanpa mempelajari fikih (perkara syariat) rusak keimanannya ,
sementara dia yang belajar fikih tanpa mengamalkan Tasawuf rusaklah dia,
hanya dia siapa memadukan keduanya terjamin benar” .
Diriwayatkan hadits dari Abu Hurairah,
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Demi
Allah, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman.
Belum
sempurna keimanan kalian hingga kalian saling mencintai.”
(HR Muslim)
Dalam suatu riwayat. ”Qoola a’liyy bin Abi Thalib: Qultu yaa Rosuulolloh
ayyun thoriiqotin aqrobu ilallohi? Faqoola Rasullulohi: dzikrullahi”.
Artinya;
“Ali Bin Abi Thalib berkata;
“aku bertanya kepada Rasullulah,
jalan/metode(Thariqot) apakah yang bisa mendekatkan diri kepada Allah?
“Rasullulah menjawab; “dzikrulah.”
“Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, yaitu kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu dengan Tuhannya”
(HR Bukhari)
Rasulullah bersabda
“Buatlah perut-perutmu lapar dan qalbu-qalbumu haus dan badan-badanmu telanjang, mudah-mudah an qalbu kalian bisa melihat Allah di dunia ini
(HR Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar