23
oktober 2013 /NPM: 1330 4200 33/Ari Hayati
P
r o k a s t i n a s i, adalah kecenderung menunda nunda dlm memulai
melaksanakan tugas/mengakhiri hal-hal apa saja yg harus diakhiri/diselesaikan.
Sebagian orang melakukan hal ini dikarenakan faktor internal & eksternal:
faktor-faktor internal.
1.
Kurang Motivasi Berprestasi (Need for achievement) hingga kurang bisa tampil
optimal dlm menyelesaikan tugas & aktivitas bahkan cenderung terlambat.
2.
Kurang fokus sehingga persiapan terlalu lama & akhirnya tidak menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu.
3.
Tidak mampu bersaing, atau tidak suka dan bahkan tidak mau.
4.
Stress. Yang menyebabkan kehilangan kontrol mood.
5.
Fatique (meningkatnya kelelahan karena beberapa faktor, hingga mengakibatkan
ketidakmampuan.
6.
Lamban dan tidak disiplin, terlambat menghadiri kegiatan/kuliah.
7.
Tidak pernah menerima hukuman dan belum menyadari konsekuensi perbuatannya.
8.
Merasa diuntungkan dengan tidak menyelesaikan.
9.
Kesalahan berfikir; fikiran irasional seperti takut salah dalam menyelesaikan
tugas.
10.
Impulsif.
11.
Perfeksionis, tidak sabar.
12.
Pasif dan menyepelekan sehingga melebihi tenggat waktu.
13.
Malas, tidak suka bekerja keras.
14.
Memiliki kebiasaan mengabaikan, tidak perduli, tidak merasa memiliki tanggung
jawab.
Faktor faktor External.
1.
Tugas yang terlalu banyak (Overloaded tasks) menuntut penyelesaian bersamaan &
lingkungan yg kondusif untuk melakukan prokastinasi.
2.
Tidak mendapat dukungan emosional atau materil dari lingkungan keluarga atau social,
dll.
S o l u s i
1.
Meningkatkan motivasi, keuletan, keoptimisan, sehingga memiliki dorongan untuk
sukses.
2.
Mendefinisikan motivasi sesuai kebutuhan diri, hingga mendapatkan kondisi
membangkitkan (energizing) lalu mengarahkan (directing) dan menjaga stabilitas
(maintaning) perilaku perilaku baik.
3.
Menyadarkan diri bahwa motivasi adalah kebutuhan, keinginan, harapan dan motif
untuk dapat bertahan melakukan sesuatu selain berkembang menjadi lebih baik.
4.
Membekali diri dengan tehnik tehnik mengatasi hambatan hambatan internal
eksternal dalam perjalanan mencapai tujuan sehingga motivasi berprestasi tinggi
dan tercipta karakter yang pantang menyerah, ulet, usaha yang lebih besar,
ingin menyelesaikan tugas dalam waktu singkat.
6.
Menyadari definisi stress bagi diri sendiri atau orang lain (sahabat terdekat):
Ketidakcocokan antara kemampuan dengan keinginan atau kebutuhannya,
ketidakseimbangan antara faktor internal dan eksternal. Cth: kemacetan
lalulintas, kematian org tua, hambatan sehari hari (daily hasless) kepadatan
penduduk, bising atau temperatur cuaca.
Ketika
seseorang memiliki motivasi rendah maka ia akan malas untuk memulai suatu
pekerjaan sehingga kinerjanya menurun. Disini perlu menjaga motivasi/perilaku
agar stabil.
7.
Redefine. Mendefinisikan stress dan tingkatannya.
Tahap 1. Justru tahap ini membuat orang
lebih bersemangat, penglihatan lebih tajam, peningkatan energi, rasa puas dan
senang, muncul rasa gugup tapi mudah diatasi.
Tahap 2. Letih, otot tegang, gangguan
pencernaan,
Tahap 3: sulit tidur, badan lesu, lemas.
Tahap 4, 5: Insomnia, tidak fokus,
konsentrasi menurun.
Tahap 6: Gemetar, detak jantung
meningkat, pingsan.
10.
Self efficiacy yg rendah bisa disebabkan hasil persepsi terhadap ketidakmampuan
diri. Jadi, bagus untuk mempersepsi / mensugesti diri bahwa kita mampu diberi tugas & aktivitas
tersebut. self efficiacy yg terlalu tinggi juga menyebabkan orang tergesa gesa
dlm mengerjakan/melakukan aktivitas tanpa manajemen waktu yg baik. Karena
dianggap mudah bahkan cenderung untuk menunda dan memilih mengerjakan tugas yg
lain yang bahkan tidak atau belum terlalu mendesak. Disarankan untuk
menjauhkan, mengabaikan atau menggunakan seperlunya untuk hal hal yang tidak
penting atau belum mendesak, seperti account fb, tv, radio, yahoo dan aplikasi
lain yg dapat lebih menarik perhatian.
Contoh
orang yg berhasil mengatasinya: Keluarga-keluarga atau komunitas yg memahami
tehnik tehnik pengelolaan Sumber Daya Manusia dan bahkan saya sendiri.
asi (Need for achievement) hingga kurang bisa tampil
optimal dlm menyelesaikan tugas & aktivitas bahkan cenderung terlambat.
2.
Kurang fokus sehingga persiapan terlalu lama & akhirnya tidak menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu.
3.
Tidak mampu bersaing, atau tidak suka dan bahkan tidak mau.
4.
Stress. Yang menyebabkan kehilangan kontrol mood.
5.
Fatique (meningkatnya kelelahan karena beberapa faktor, hingga mengakibatkan
ketidakmampuan.
6.
Lamban dan tidak disiplin, terlambat menghadiri kegiatan/kuliah.
7.
Tidak pernah menerima hukuman dan belum menyadari konsekuensi perbuatannya.
8.
Merasa diuntungkan dengan tidak menyelesaikan.
9.
Kesalahan berfikir; fikiran irasional seperti takut salah dalam menyelesaikan
tugas.
10.
Impulsif.
11.
Perfeksionis, tidak sabar.
12.
Pasif dan menyepelekan sehingga melebihi tenggat waktu.
13.
Malas, tidak suka bekerja keras.
14.
Memiliki kebiasaan mengabaikan, tidak perduli, tidak merasa memiliki tanggung
jawab.
Faktor faktor External.
1.
Tugas yang terlalu banyak (Overloaded tasks) menuntut penyelesaian bersamaan &
lingkungan yg kondusif untuk melakukan prokastinasi.
2.
Tidak mendapat dukungan emosional atau materil dari lingkungan keluarga atau social,
dll.
S o l u s i
1.
Meningkatkan motivasi, keuletan, keoptimisan, sehingga memiliki dorongan untuk
sukses.
2.
Mendefinisikan motivasi sesuai kebutuhan diri, hingga mendapatkan kondisi
membangkitkan (energizing) lalu mengarahkan (directing) dan menjaga stabilitas
(maintaning) perilaku perilaku baik.
3.
Menyadarkan diri bahwa motivasi adalah kebutuhan, keinginan, harapan dan motif
untuk dapat bertahan melakukan sesuatu selain berkembang menjadi lebih baik.
4.
Membekali diri dengan tehnik tehnik mengatasi hambatan hambatan internal
eksternal dalam perjalanan mencapai tujuan sehingga motivasi berprestasi tinggi
dan tercipta karakter yang pantang menyerah, ulet, usaha yang lebih besar,
ingin menyelesaikan tugas dalam waktu singkat.
6.
Menyadari definisi stress bagi diri sendiri atau orang lain (sahabat terdekat):
Ketidakcocokan antara kemampuan dengan keinginan atau kebutuhannya,
ketidakseimbangan antara faktor internal dan eksternal. Cth: kemacetan
lalulintas, kematian org tua, hambatan sehari hari (daily hasless) kepadatan
penduduk, bising atau temperatur cuaca.
Ketika
seseorang memiliki motivasi rendah maka ia akan malas untuk memulai suatu
pekerjaan sehingga kinerjanya menurun. Disini perlu menjaga motivasi/perilaku
agar stabil.
7.
Redefine. Mendefinisikan stress dan tingkatannya.
Tahap 1. Justru tahap ini membuat orang
lebih bersemangat, penglihatan lebih tajam, peningkatan energi, rasa puas dan
senang, muncul rasa gugup tapi mudah diatasi.
Tahap 2. Letih, otot tegang, gangguan
pencernaan,
Tahap 3: sulit tidur, badan lesu, lemas.
Tahap 4, 5: Insomnia, tidak fokus,
konsentrasi menurun.
Tahap 6: Gemetar, detak jantung
meningkat, pingsan.
10.
Self efficiacy yang rendah bisa disebabkan hasil persepsi terhadap
ketidakmampuan diri. Jadi, bagus untuk mempersepsi atau mensugesti diri bahwa kita mampu diberi tugas & aktivitas
tersebut. self efficiacy yang terlalu tinggi juga menyebabkan org tergesa
gesa dlm mengerjakan/melakukan aktivitas tanpa manajemen waktu yang baik.
Karena dianggap mudah bahkan cenderung untuk menunda dan memilih mengerjakan
tugas lain yang bahkan tidak atau belum terlalu mendesak. Disarankan untuk menjauhkan, mengabaikan dan menggunakan hal hal yang tidak penting atau
belum mendesak, seperti account fb, tv, radio,
yahoo dan aplikasi lain yang dapat lebih menarik perhatian.
Contoh
orang yg berhasil mengatasinya: Keluarga-keluarga atau komunitas yg memahami
tehnik tehnik pengelolaan Sumber Daya Manusia dan bahkan saya sendiri.
Sebenarnya masih banyak lagi tips yang bisa dibagi, namun hanya ini yang saat ini bisa saya bagi. Tulisan ini ada untuk menyelesaikan tugas Pengantar Psikologi. Semoga Bermanfaat, dan bisa mencari tips bagi diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar