Sabtu, 19 Juli 2014

Angkutan Umum & Kebijaksanaan Asuransi

Menggunakan Angkutan Umum memang bukan hal yang menyenangkan bagi wanita.
Di Jakarta, biaya Busway yang relatif murah dgn fasilitas yang cukup nyaman dan aman tersebut karna terkordinir dan terawat dgn baik oleh Pemerintah Indonesia & staf nya, tetap juga rawan kecelakaan jika penumpang dan calon penumpang tidak mampu mengendalikan diri yang bisa menyebabkan kesedihan bagi sang pengemudi yg sdg khilaf or apes krn jarang doa agar terhindar dari takdir buruk ( i dunno).

Saya pernah menjadi saksi karna-dgn izin Allah-menyaksikan seorang gadis yang "nekat" masuk kedalam busway yang sudah akan menutup pintu dan bergerak melaju dgn kecepatan yg tentu saja tinggi.
Apa mau dikata, kaki yg digunakan melompat kdlm busway yg sudah tertutup sambil melaju itu terjepit, dan ia bereriak minta tolong. Secara refleks saya menolong dgn menarik tangan si gadis yg melambai meminta pertolongan.

Ufh, sambil menarik tangan si gadis, saya celingukan minta tlg agar busway diberhentikan, tapi, kebanyakan manusia tdk byk yg refleks igin membanu, mereka hanya berpandang pandangan dan memandangi tingkah saya dgn mata yg seolah berkata: "Penting gitu buat gw nolongin, ntar gw yg dituduh macem macem lagi!!" Atau "Duh, tolong ga ya, gmn caranya ya." Dan asumsi lain sebagaimana pengalaman saya ditempat yg lain ttg kecelakaan dan tipisnya refleks serta kepedulian masyarakat Indonesia, terkhusus di kota besar. Sampai akhirnya, alhamdulillah petugas busway ada yg melihat dan sigap menelfon supir busway yg telah bergerak. Sementara saya, memang sudah dgn terpaksa melepaskan tangan anak gadis yg setelah saya bawa ke rumah sakit bercerita bahwa dirinya ternyata "memang sedang linglung"

inti hikmah nya:
1. Asuransi terbaik memang hanya dari Allah saja. Karna, dlm keadaan pusing menghadapi Tugas akhir, anak tersebut menelfon saya lagi sambil menangis karna ternyata pihak penanggung jawab asuransi Busway tdk mau bertanggung jawab disebabkan masalah tersebut terjadi atas kelalaian si calon penumpang. Duh ya rabb, iya sih, tapi rela bagi bagi? Eh maksud saya, iya sih, tapi ya beri kebijaksanaan yg berarti dong, apa guna bayar asuransi tiap beli tiket busway, pak? Minimal bayar tiket taksi saya gitu karna udah nganterin dia? Untung saya ga minta jg kan? Udah bersyukur blom gw ga minta kompensasi, bos ?

2. Calon penumpang, harap fokus dan jangan melamun ketika dlm berjalan dgn menggunakan angkutan umum-apapun itu, dimanapun itu. Berdzikir dibutuhkan, sikap berhati hati sangat membantu.

3. Kalo naik taksi, busway saya sering catet or inget2 nomor plat nya, tanda pengenal supir, dll. Buat aman aman aja, siapa tau barang belanjaan kita ketinggalan kan bisa nelfon buat ngelapor dgn jelas, jadi yg bisa membantu tau bagaimana membantunya.

4. Ketika sudah membuat keputusan dari banyaknya pertimbangan dan pilihan, berusahalah utk lebih tegas, sigap melangkah. Jangan sampai badan melompat masuk, tapi fikiran, hari masih di shelter busway. Kan ga singkron. Sehingga kita lebih tau, langkah apa yg lebih "tepat" dan mencegah "kemungkinan - kemungkinan yang kurang siap utk kita dihadapi."

5. Kalo pulang malem, sendirian, dan harus melewati tempat yang rawan, saya biasa juga bawa benda benda yg bisa digunakan utk membela diri untuk digunakan disaat genting, terpaksa, dst.

6. Budaya bantu membantu itu penting dan sangat membahagiakan jika dilestarikan. Budaya individualis, skeptic dapat mencerai beraikan. Kawan, i love you, you love me ga yah ? :D

Sekian, Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
Turut berduka dan semoga dimudahkan urusan akhirat saudara seiman yg meninggal di Mesir, konsulat Padang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar